Selasa, 23 November 2010

Diare

Pada dasarnya diare terjadi bila terdapat gangguan transpor terhadap air dan elektrolit pada saluran cerna. Diare merupakan peningkatan frekuensi pengeluaran feses yang mengandung air melebihi normal (Nelson,R.W. dan Couto,C.G., 2003).

Faktor penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok :

- Gangguan fungsional – alergi makanan dan obat, cacat digesti, cacat absorbsi dan aspek fisiologi.

- Penyakit metabolik atau penyakit umum yang mempengaruhi saluran pencernaan – uremia, congestive heart failure, liver chirrosis, hypoadrenocortism, dan keracunan logam berat.

- Penyakit intrinsik pada usus - bakteri, fungi, protozoa, parasit, virus dan radang non spesifik (Kirk dan Bistner, 1985).

Mekanisme terjadinya diare dapat dibedakan dalam beberapa tipe :

1. Perubahan motilitas usus

Terjadi sebagai akibat adanya radang usus, sehingga usus(terutama usus besar) tidak mampu menahan laju isi usus dan terjadi diare.

2. Sekresi aktif

Sekresi aktif dapat disebabkan karena kerusakan usus atau penyakit sistemik seperti congestive heart failure, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada vena mesenterika yang mengakibatkan peningkatan sekresi cairan ke lumen usus.

3. Sekresi pasif

Peningkatan osmolalitas karena adanya maldigesti akibat kekurangan enzim pankreatik, garam empedu. Pakan yang tidak terabsorbsi akan diubah menjadi asam laktat dan asam lemak volatil oleh bakteri di kolon yang dapat menurunkan pH dan peningkatan osmolalitas menyebabkan watery diare.

4. Peningkatan permeabilitas

Adanya toksin bakteri yang menyebabkan kerusakan sel epitel GIT,memicu aktivasi enzim adenylcyclase yang akan mengkatalis perubahan ATPmenjadi cyclic AMP. Cyclic AMP akan meningkatkan permeabilitas sel (Lewis et al,1992).

Kehilangan cairan dan elektrolit merupakan akibat dari diare yang perlu diwaspadai. Air, sodium, khloride, bikarbonat dan potasium merupakan unsur utama yang hilang dari tubuh. Kehilangan air, sodium, dan chloride akan menyebabkan dehidrasi. Kehilangan bikarbonat akan menimbulkan asidosis metabolik, sedangkan kehilangan potasium akan menyebabkan penurunan nafsu makan (Lewis et al, 1992).

1 komentar: