Kennel Cough atau Canine Infectious Tracheobronchitis adalah salah satu penyakit saluran pernafasan atas pada anjing yang biasa terjadi pada anjing muda. Gejala batuk ini terdengar seperti anjing berusaha mengeluarkan sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya. Anjing yang terserang penyakit ini akan batuk setiap beberapa menit selama sehari penuh. Pada beberapa kejadian kadang tidak diikuti dengan perubahan status kesehatan anjing, suhu tubuh tidak meningkat dan kadang nafsu makan tetap bagus (Brooks, 2001).
Agen penyebab Infectious Tracheobronchitis ada beberapa macam, yang paling sering disebabkan oleh Virus Parainfluenza, Bordetella Bronchiseptica, dan Mycoplasma. Canine Adenovirus tipe II, reovirus, dan canine herpes virus juga pernah disebutkan sebagai agen penyebab penyakit ini (Foster dan Smith, 1997).
Virus penyebab Infectious Tracheobronchitis yang paling sering menginfeksi adalah parainfluenza virus. Virus ini akan menyebabkan gejala ringan hingga 6 hari sampai adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Untuk menghindari infeksi virus ini bisa dilakukan dengan vaksinasi (Brooks, 2001).
Bakteri penyebab yang paling sering diisolasi dari anjing yang terserang penyakit ini adalah Bordetella bronchiseptica. Gejala klinis dari infeksi ini terjadi 2-14 hari setelah masuknya bakteri dalam tubuh. Jika tidak ada infeksi dari agen lain, gejala klinis akan hilang pada hari ke-10. Namun setelah infeksi teratasi, anjing penderita akan berusaha mengeluarkan bakteri yang keluar melalui dahaknya dalam waktu 6-14 minggu dan di masa inilah biasanya akan memudahkan anjing lain tertular. Parainfluenza dan Bordetella sering menginfeksi bersamaan pada kasus infectious tracheobronchitis, yang akan menimbulkan batuk yang akan sembuh dengan sendirinya dalam 14-20 hari (Foster dan Smith, 1997).
Diagnosa
Diagnosa dari penyakit ini sering didasarkan pada gejala klinis dan sejarah adanya kemungkinan tertular dari anjing lain (Brooks, 2001). Kultur bakteri, isolasi virus, dan gambaran darah bisa dilakukan untuk memastikan agen penyebab Kennel Cough, namun berdasarkan gejala klinis yang spesifik pada penyakit ini, uji-uji ini sangat jarang dilakukan (Foster dan Smith, 1997).
Terapi
Ada dua pilihan terapi yang bisa dilakukan berdasarkan kejadian penyakit. Pada kasus yang ringan, bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik ataupun tanpa antibiotik. Namun penanganan pada kasus ringan ini tidak berarti dapat memperpendek lamanya penyakit, dimana anjing penderita tetap akan dapat menularkan penyakit ini pada anjing lainnya. Sebagai tambahan bisa diberikan bronkodilatator seperti aminophylline atau obat-obatan pengurang batuk juga bisa diberikan pada kasus yang ringan (Foster dan Smith, 1997).
Pada kasus yang lebih kompleks, dimana biasanya anjing hilang nafsu makan, deman, atau menunjukkan tanda-tanda pneumonia, bisa diberikan antibiotik. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah doxycycline atau trimethropim sulfa. Namun demikian, banyak pilihan obat lain yang bisa digunakan. Pemberian steroid atau pengurang batuk tidak dianjurkan karena resiko imunosupresi, dimana kebutuhan steroid perlu kontinuitas untuk membersihkan cairan mukous pada pneumonia yang diderita. Bronkodilator dan bahkan terapi aerosol bisa diberikan (Foster dan Smith, 1997).
Vaksinasi dan Pencegahan
Pencegahan yang paling baik adalah tidak mencampurkan anjing satu dengan anjing lainnya, terutama untuk anjing-anjing muda. Jika memang hal ini tidak bisa dihindari, pilihan kedua adalah melakukan vaksinasi. Anjing yang sudah divaksin akan terlindungi oleh beberapa agen penyebab trachebronchitis, terutama parainfluenza dan adenovirus. Namun, vaksin ini jarang memberikan perlindungan melawan penyakit, meskipun membantu mengurangi tingkat keparahan dari penyakit jika anjing telah terinfeksi (Foster dan Smith, 1997).
ref:
Brooks, Wendy C. 2001. Kennel Cough (Infectious Tracheobronchitis). VeterinaryPartner.com. A Vin Company.
Foster dan Smith. 1997. Kennel Cough (Infectious Tracheobronchitis) in Dogs. Pet Education.
ijin share yah kak
BalasHapusexcavator pc 200