Minggu, 28 November 2010

Primperan,Pyrantel, Kaolin dan Pektin,Injectavit, Bisolvon, Hufalysin

Primperan

Primperan adalah suatu obat yang terdiri dalam sifat-sifat kimiawi, farmakologi dan terapi, zat aktifnya adalah Metoclopramide. Metoclopramide merupakan derivat para-aminobenzoic acid, gugus kimianya mirip prokainamid, tapi efek anastetika lokalnya sangat lemah, dan hampir tidak berpengaruh terhadap miokardium. Metoclopramide HCl tidak berbau, berbentuk kristal bubuk berwarna putih. Mempunyai sifat sensitif terhadap cahaya dan harus disimpan ditempat yang kedap cahaya, dan suhu kamar. Metoclopramide tablet harus disimpan rapat dalam kemasannya (Plumb, 1998).

Efek farmakologi dari Metoclopramide adalah bekerja dalam saluran gastrointestinal dan CNS. Dalam saluran Gastrointestinal metoclopramide meningkatkan motilitas gastrointestinal tanpa menstimulasi gastrium, pankreas dan sekresi empedu. Di dalam CNS, metoclopramide nyata sebagai antagonis dopamine, anti-emetic pusat, menghalangi dopamine di dalam chemo-reseptor trigger zone, extrapyrimidal, dan efek stimulasi prolaktin (Plumb, 1998).

Komposisi untuk injeksi 5 mg/ml, tablet 10 mg/ml, dosis untuk anjing dan kucing 0,5-1 mg/kg diberikan secara i.m., s.c., p.o atau 1-2 mg/kg diberi secara i.v (Tennant, 2002). Pada anjing “Monza” diberikan primperan 10 mg sebanyak ¼ tablet diberikan dua kali sehari. Pemberian primperan dihentkan pada hari ke-6 perawatan, setelah anjing tidak muntah lagi.

Pyrantel

Pyrantel yang mula-mula digunakan sebagai obat cacing domba pada 1966, saat ini sudah cukup luas cakupan sifat anthelmentiknya, baik dari segi spesies cacing yang peka, maupun spesies mamalia yang dapat diobati dengan pyrantel. Pyrantel yang dipasarkan saat ini berupa garam-garam tartrat, pamoat dan embonat. Garam-garam tersebut berbentuk padat, relatif stabil dalam penyimpanan, meskipun yang berbentuk cairan bila terkena sinar matahari akan mengalami fotoisomerasi, yang tidak lagi mempunyai potensi sebagai obat cacing (Ganiswara, 1995).

Pada hewan berlambung tunggal pyrantel segera diserap setelah pemberian. Kadar puncak plasma tercapai dalam 2-3 jam. Setelah memasuki tubuh pyrantel segera dimetabolismekan dan di dalam kemih tidak ditemukan senyawa pyrantel utuh. Yang diekskresikan lewat urin mencapai 40%. Garam pamoat pyrantel sulit larut di dalam air, dan hal tersebut sangat menguntungkan untuk membunuh cacing-cacing yang hidup di bagian posterior usus (Ganiswara, 1995).

Terhadap parasit pyrantel menyebabkan kelumpuhan karena kejang otot yang berlebihan, mirip bila asetilkholin berlebihan diberikan kepada cacing. Kemoreseptor yang terdapat pada badan-badan karotis dan aorta, ganglion-ganglion otonom, kelenjar adrenal dan sambungan neuromuskuler terangsang secara terus menerus hingga akibatnya terjadi kelumpuhan (nicotine-like effect). Efek kontraktil otot-otot cacing oleh pyrantel diperkirakan 100 kali lebih besar daripada asetilkholin. Bila efek asetilkholin bersifat reversibel, tidak demikian halnya dengan efek oleh pyrantel. Sediaan pyrantel tidak dianjurkan digunakan untuk hewan yang lemah sekali. Penggunaan pyrantel bersama dengan insektisida, tranquilizer, relaxan otot, dan depresan susunan syaraf pusat tidak merupakan halangan dalam praktek (Ganiswara, 1995).

Pada kasus ini diberikan Pyrantel pamoat 125 mg sebanyak 1/3 tablet. Dosis pyrantel pada anjing adalah 6-25 mg/Kg BB. Sedangkan dosis pyrantel pada kucing adalah 20 mg/Kg BB (Rossof, 2004).

Kaolin dan Pektin

Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin secara alami terjadi dari silikat aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut dalam 20 ml air dalam suatu solusi merekat (Plumb, 1998).

Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal. Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen usus. Dosis pada anjing untuk mengobati diare adalah sebesar 1-2 ml/kgBB PO diulang setiap 4-6 jam (Plumb, 1998). Pada pengobatan diare Anjing “Monza” diberikan Kaolin Pektin sebanyak satu sendok teh, empat kali sehari. Pemberian Kaolin Pektin dihentikan pada hari ke-5 setelah tidak menunjukkan diare lagi.

Injectavit

Masing-masing ml berisi vitamin A (50000 IU), D3 (10000 IU ), E (10 IU ), B1 (2,5 mg ), B6 (1,5 mg), PP (17,5 mg), K3 (1,5 mg), C (25 mg). Injectavit digunakan untuk penderita yang mengalami stres karena infeksi, transport, perubahan diet, pregnancy, dan setelah infeksi parasit. Selain itu juga digunakan untuk menanggulangi gangguan pertumbuhan, nervous, penyakit kulit, program breeding, dan hewan yang lemah.

Injectavit diberikan karena mengandung suplemen yang penting, diantaranya: vitamin A yang berfungsi dalam penglihatan, vitamin D3 yang berfungsi dalam pencegahan dan penanganan status defisiensi. Vitamin D membantu dalam mengatur absorbsi metabolisme kalsium dan pospor pada tulang dan ginjal. Vitamin E yang mengandung α-tocopherol yang bagus sebagai antioksidan, vitamin C berfungsi juga sebagai antioksidan dan suplemen pada saat hewan stres, shock, dan infeksi (Rossof, 2004). Vitamin B1 (Thiamin HCL) adalah suplemen yang digunakan pada hewan yang defisiensi, mempunyai peran penting dalam metabolisme syaraf, sangat efektif terhadap defisiensi yang berhubungan dengan gangguan sistem susunan syaraf. Selain itu thiamin juga digunakan untuk neuralgia. Vitamin B6 (Pyridoksin HCL) adalah koenzim yang terlibat dalam proses metabolisme protein dan asam amino. Koenzim ini juga berperan dalam metablisme karbohidrat dan lemak, gangguan pada syaraf pusat, dan pada kulit. (Plumb, D.C., and Pharm, 1999; British Veterinary Codex, 1993).

Bisolvon

Bahan aktif Bisolvon adalah Bromhexine. Bromhexine merupakan sekretolitik yang membantu mekanisme alami dari tubuh dalam membersihkan mucous pada saluran pernafasan (Anonim, 2005). Bromhexine meningkatkan produksi cairan serous pada saluran pernafasan dan membuat dahak tidak lengket dan tipis, sehingga akan memacu aktifitas sekretomotorik. Efek sekretomotorik akan membantu cilia mengangkut dahak keluar dari paru-paru. Bromhexine sering digunakan sebagai bahan tambahan beberapa sirup antitussive (Anonim, 2008). Pada pengobatan batuk anjing “Monza” diberikan Bisolvon tablet 8 mg sebanyak ¼ tablet, diberikan dua kali sehari selama 5 hari.

Hufalysin

Tiap 5 ml sirup mengandung vitamin A (2000 IU), D3 (400 IU ), B1 (200 mg ), B2 (1 mg), B6 (1 mg), B12 (5 mg), Vitamin C (30 mg), Niasinamida (10 mg), d-Phantenol (3 mg), dan L-lysine HCl (200 mg). Hufalysin sirup merupakan vitamin penambah nafsu makan, yang mengandung L-lysine (Anonim, 2007). L-lysine pada anjing bermanfaat untuk mengobati infeksi pada usus. Selain itu, L-lysine juga bermanfaat untuk mengobati papilloma, yang merupakan tumor jinak yang biasanya menyerang kulit dan kelopak mata; serta membantu mengaktifkan respon imun (Anonim, 2009).

KENNEL COUGH

Kennel Cough atau Canine Infectious Tracheobronchitis adalah salah satu penyakit saluran pernafasan atas pada anjing yang biasa terjadi pada anjing muda. Gejala batuk ini terdengar seperti anjing berusaha mengeluarkan sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya. Anjing yang terserang penyakit ini akan batuk setiap beberapa menit selama sehari penuh. Pada beberapa kejadian kadang tidak diikuti dengan perubahan status kesehatan anjing, suhu tubuh tidak meningkat dan kadang nafsu makan tetap bagus (Brooks, 2001).

Agen penyebab Infectious Tracheobronchitis ada beberapa macam, yang paling sering disebabkan oleh Virus Parainfluenza, Bordetella Bronchiseptica, dan Mycoplasma. Canine Adenovirus tipe II, reovirus, dan canine herpes virus juga pernah disebutkan sebagai agen penyebab penyakit ini (Foster dan Smith, 1997).

Virus penyebab Infectious Tracheobronchitis yang paling sering menginfeksi adalah parainfluenza virus. Virus ini akan menyebabkan gejala ringan hingga 6 hari sampai adanya infeksi sekunder oleh bakteri. Untuk menghindari infeksi virus ini bisa dilakukan dengan vaksinasi (Brooks, 2001).

Bakteri penyebab yang paling sering diisolasi dari anjing yang terserang penyakit ini adalah Bordetella bronchiseptica. Gejala klinis dari infeksi ini terjadi 2-14 hari setelah masuknya bakteri dalam tubuh. Jika tidak ada infeksi dari agen lain, gejala klinis akan hilang pada hari ke-10. Namun setelah infeksi teratasi, anjing penderita akan berusaha mengeluarkan bakteri yang keluar melalui dahaknya dalam waktu 6-14 minggu dan di masa inilah biasanya akan memudahkan anjing lain tertular. Parainfluenza dan Bordetella sering menginfeksi bersamaan pada kasus infectious tracheobronchitis, yang akan menimbulkan batuk yang akan sembuh dengan sendirinya dalam 14-20 hari (Foster dan Smith, 1997).


Diagnosa

Diagnosa dari penyakit ini sering didasarkan pada gejala klinis dan sejarah adanya kemungkinan tertular dari anjing lain (Brooks, 2001). Kultur bakteri, isolasi virus, dan gambaran darah bisa dilakukan untuk memastikan agen penyebab Kennel Cough, namun berdasarkan gejala klinis yang spesifik pada penyakit ini, uji-uji ini sangat jarang dilakukan (Foster dan Smith, 1997).


Terapi

Ada dua pilihan terapi yang bisa dilakukan berdasarkan kejadian penyakit. Pada kasus yang ringan, bisa dilakukan dengan pemberian antibiotik ataupun tanpa antibiotik. Namun penanganan pada kasus ringan ini tidak berarti dapat memperpendek lamanya penyakit, dimana anjing penderita tetap akan dapat menularkan penyakit ini pada anjing lainnya. Sebagai tambahan bisa diberikan bronkodilatator seperti aminophylline atau obat-obatan pengurang batuk juga bisa diberikan pada kasus yang ringan (Foster dan Smith, 1997).

Pada kasus yang lebih kompleks, dimana biasanya anjing hilang nafsu makan, deman, atau menunjukkan tanda-tanda pneumonia, bisa diberikan antibiotik. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah doxycycline atau trimethropim sulfa. Namun demikian, banyak pilihan obat lain yang bisa digunakan. Pemberian steroid atau pengurang batuk tidak dianjurkan karena resiko imunosupresi, dimana kebutuhan steroid perlu kontinuitas untuk membersihkan cairan mukous pada pneumonia yang diderita. Bronkodilator dan bahkan terapi aerosol bisa diberikan (Foster dan Smith, 1997).


Vaksinasi dan Pencegahan

Pencegahan yang paling baik adalah tidak mencampurkan anjing satu dengan anjing lainnya, terutama untuk anjing-anjing muda. Jika memang hal ini tidak bisa dihindari, pilihan kedua adalah melakukan vaksinasi. Anjing yang sudah divaksin akan terlindungi oleh beberapa agen penyebab trachebronchitis, terutama parainfluenza dan adenovirus. Namun, vaksin ini jarang memberikan perlindungan melawan penyakit, meskipun membantu mengurangi tingkat keparahan dari penyakit jika anjing telah terinfeksi (Foster dan Smith, 1997).

ref:

Brooks, Wendy C. 2001. Kennel Cough (Infectious Tracheobronchitis). VeterinaryPartner.com. A Vin Company.

Foster dan Smith. 1997. Kennel Cough (Infectious Tracheobronchitis) in Dogs. Pet Education.

MUNTAH

Muntah dikoordinasi oleh reflek visceral dan somatik yang dikontrol oleh pusat muntah di medulla oblongata. Muntah diawali dengan salivasi dan mual, yang kemudian diikuti dengan gerakan menelan berulang-ulang yang mengarah dengan adanya relaksasi sphincter gastroesophageal. Selanjutnya glottis menutup,, hewan menahan nafas, musculus abdomen berkontraksi (untuk menaikkan tekanan intraabdominal), cardia akan relaksasi, dan isi dari gastrium akan dikeluarkan (Kirk dan Bistner, 1985). Aksi dari muntah terdiri dari tiga stadium: mual, muntah-muntah, dan muntahan. Pada tiap stadium selalu terjadi perubahan motilitas gastrointestinal. Akibat dari terjadinya muntah yang terjadi secara terus menerus adalah pneumonia aspirasi, pengosongan volume dan cairan elektrolit, serta ketidakseimbangan asam basa (Ettinger, 1989).

Muntah dapat disebabkan oleh gerakan kesakitan dari hewan, menelan substansi yang dapat membuat muntah (misalnya obat), obstruksi traktus gastrointestinal, radang pada lambung atau iritasi, maupun penyakit pada bagian luar gastrium yang dapat menstimulasi nervus vagus atau chemoreceptor trigger zone (CTZ) (Nelson dan Couto, 2003). Material muntah dari lambung biasanya terdiri dari cairan berbusa dan makanan yang sudah tercerna. Sedangkan material muntah dari intestinum berwarna seperti empedu dengan material makanan yang tercerna atau yang telah busuk (Kirk dan Bistner, 1985).

Mekanisme dari muntah meliputi suatu aktivitas yang kompleks yang dikontrol oleh syaraf pusat. Pusat muntah berada di retikuler medulla oblongata dan chemoreceptor trigger zone (CTZ) pada ventrikel keempat. Semua penyebab muntah harus melewati pusat muntah, yang selanjutnya akan terjadi respon. Pusat muntah diintegrasi oleh aktivitas efferent yang berasal dari berbagai sumber, termasuk dari system pusat syaraf (contoh: muntah fisiogenik), vestibular input yang berasal dari kanal semisirkuler (contoh: muntah diikuti gerakan sakit, kekacauan vestibuler, inkoordinasi), gastrointestinal,dan CTZ. Berbagai reseptor yang merespon terhadap zat kimia, radang, dan perubahan osmolalitas dapat memacu stimulus syaraf afferent. Muntah juga mungkin terjadi berasal dari respon reseptor akibat adanya distensi pada akhir pylorus, usus halus, kolon, dan kantung empedu. (Ettinger, 1989)

CTZ tidak dapat menyebabkan muntah jika tidak ada mediator yang yang utuh pada pusat muntah. CTZ tidak merespon terhadap berbagai macam stimuli elektrik yang mengaktifasi pusat muntah tapi aksinya utamanya merespon terhadap substansi kimia yang ada pada darah, termasuk berbagai macam obat seperti cardia glikosida, agen muntah seperti apomorphine dan copper sulfat, anastesi umum, agonis dopamine, dan agen antineoplastik. Adanya zat kimia dalam darah dapat mendesak CTZ karena CTZ tidak mempunyai blood brain barrier (Ettinger, 1989).

Mebendazole, Hexamine, Adidryl

Mebendazole

Mebendazol merupakan obat cacing yang paling luas spektrumnya. Obat ini tidak larut dalam air, tidak bersifat higroskopis sehingga stabil dalam keadaan terbuka (Ganirwarna, 1995). Mebendazol adalah obat cacing yang efektif terhadap cacing Toxocara canis, Toxocara cati, Toxascaris leonina. Trichuris vulpis, Uncinaria stenocephala, Ancylostoma caninum, Taenia pisiformis, Taenia hydatigena, Echinococcus granulosus dan aeniaformis hydatigena (Tennant, 2002). Senyawa ini merupakan turunan benzimidazol, obat ini berefek pada hambatan pemasukan glukosa ke dalam cacing secara ireversibel sehingga terjadi pengosongan glikogen dalam cacing. Mebendazol juga dapat menyebabkan kerusakan struktur subseluler dan menghambat sekresi asetilkolinesterase cacing (Ganirwarna, 1995). Nama kimia mebendazole yaitu methyl [(5-benzoyl-3H-benzoimidazol-2-yl)amino]formate. Rumus kimia : C16H13N3O3

farmakokinetika

Mebendazol tidak larut dalam iar dan rasanya enak. Pada pemberian oral absorbsinya buruk. Obat ini memiliki bioavailabilitas sistemik yang rendah yang disebabkan oleh absorbsinya yang rendah dan mengalami first pass hepatic metabolisme yang cepat. Diekskresikan lewat urin dalam bentuk yang utuh dan metabolit sebagai hasil dekarboksilasi dalam waktu 48 jam. Absorbsi mebendazol akan lebih cepat jika diberikan bersama lemak (Ganirwarna, 1995).


Efek Nonterapi dan Kontraindikasi

Mebendazol tidak menyebabkan efek toksik sistemik mungkin karen aabsorbsinya yang buruk sehingga aman diberikan pada penderita dengan anemia maupun malnutrisi. Efek samping yang kadang-kadang timbul berupa diare dan sakit perut ringan yang bersifat sementara. Dari studi toksikologi obat ini memiliki batas keamanan yang lebar. Tetapi pemberian dosis tunggal sebesar 10 mg/kg BB pada tikus hamil memperlihatkan efek embriotoksik dan teratogenik (Ganirwarna, 1995).


Hexamine (Methenamine hippurate/ Hexamine hippurate) dan (Hiprex*; Methenamine dan sodium acid phosphate)

Methenamine digunakan sebagai antiseptik sistem urinari untuk kontrol jangka panjang pada infeksi saluran urinari. Tidak dapat diberikan sendiri karena bukan bakteriostatik. Efektif pada urin yang bersifat asam. Sediaan 150 mg monosodium phosphate tablet; 1 g methenamine hippurate (Hiprex) tablet. Dosis untuk anjing 1 – 3 tablet methenamine/ sodium acid phosphate sehari satu kali atau 500 mg methenamine sehari dua kali. Kontraindikasi methenamine dapat menyebabkan gangguan pada gastrointestinal, iritasi vesika urinaria, kerusakkan ginjal yang berat, dehidrasi, dan metabolik asidosis. Efektifitas obat akan berkurang jika digunakan pada urin yang bersifat alkali (Tennant, 2002).

Adidryl

Tiap 1 ml mengandung: Diphenhydramine Hydrochloridum 10 mg. Indikasi anti alergi, anti emetik, dan spasmodik. Kontra indikasi bayi baru lahir, hypersensitif terhadap diphenhydramin, pasien dengan gejala asmatik, narrow, angelglaucoma, prostatik, hypertrophy, stenosing pectic ulcer, pyloroduodenal obstruction dan bladderneck obstruction. Dosis IM 1-5 ml sehari. Sediaan vial 15 ml.

terapi-terapi

Serenace

Serenace mengandung haloperidol yang merupakan obat antipsikotik (major tranquilizar) pertama dari turunan butirofenon dan depresan sistem saraf pusat, dan potensial sebagai anti emesis karena aktivitas antidophaminergiknya. Mekanisme kerjanya yang pasti tidak diketahui (Mycek, 2001). Diindikasikan untuk mengatasi keradangan dan sebagai anti emesis, kontraindikasi pada pasien dengan penyakit parkinson’s.Dosis haloperidol untuk anjing adalah 0,1- 0,2 mg/kg secara oral, sebagai sedativa, Sangat efektif sebagai antiemesis, efektif dalam 12-15 jam (Rossof, 1994). Pada anjing “Carla” diberikan 3 tetes untuk sekali pemberian, dan diberikan seperlunya hingga gejala hilang (tidak muntah lagi).


Infus Ringer’s Dextrose 5 %®

Infus dextrose dalam larutan Ringer terdiri dari glukosa anhidrat (50 g/l) sebagai sumber energi dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. NaCl (8,6 g) yaitu garam untuk memelihara tekanan osmotik darah dan organ-organ dalam tubuh, KCl (0,3 g) yaitu garam yang terpilih untuk mengatasi hipokalemia dan hipokloremia, CaCl2 (0,48 g)yaitu garam penting untuk menjaga fungsi syaraf dan otot. Indikasinya sebagai pengganti cairan elektrolit dan sumber kalori, sebagai penambah volume darah pada keadaan shock, dehidrasi dan perdarahan, serta untuk mengatasi alkalosis dan asidosis (menormalkan pH darah) (Kirk & Bistner, 1985).


Cortisone Asetat

Merupakan suspensi mengandung preparat kortikosteroid dengan fungsi antiinflamasinya yang menghambat edema, penimbunan fibrin, dilatasi pembuluh kapiler, migrasi leukosit, aktifitas fagositik, menghambat monosit dan makrofag masuk daerah radang serta mencegah neutrofil untuk terikat dengan sel-sel endotel daerah radang.


Biosolamine

Merupakan penguat otot dan transportasi sel pada hewan-hewan yang mengalami kelemahan otot, dengan kandungan ATP untuk membebaskan energi, Aspartat untuk menggantikan fungsi siklus krebs, aktivitas Selenite untuk metabolisme sel, dan vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah.


Primperan

Merupakan suatu obat dengan bahan dasar adalah Metoclopramide, memiliki cara kerja khusus pada berbagai kelainan pencernaan yang umum, kembung (meteorism), tidak enak pada ulu hati (epigastric discomfort), kehilangan nafsu makan (anorexia), abdominal discomfort, ceklukan (hiccup). Indikasi obat : meringankan gastroparesis akut dan yang kambuh kembali, menghilangkan rasa panas sehubungan dengan reflux esophagitis, menanggulagi mual dan muntah metabolik karena obat atau sesudah operasi. Metodlopamide merupakan suatu senyawa baru golongan benzamid, metoclopramide mempercepat peristaltik esofagus dan lambung. Meningkatkan tonus sfinkter kardia dan mempercepat pengosongan lambung, mempunyai efek antiemetik dan dapat merangsang sekresi prolaktin. Metoclopramide diabsorbsi dengan cepat dari saluran cerna dan diekskresikan melalui air seni sebagai bentuk bebas, bentuk terkonjugasi dan sebagai metabolit. Efek samping yang mungkin terjadi sembelit, diare, mengantuk, gejala ekstrapiramidal, lelah berlebihan dan gelisah.




Vitamin C (Asam Askorbat)

Asam askorbat memiliki humus nimia C6H8O6 berkhasiat antiskorbat (kekurangan vitamin C disebut skorbit/scurvy). Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan. Vitamin C dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan electrón ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolit dan lisil hidroksilase dalam biosintetis kolagen. Zat ini berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan stabil pada keadaan kering. Dalam bentuk larutan ditempat terbuka zat ini cepat rusak (Brander dan Pugh, 1977).

Ampicilin (Omnipen, Principen).

Ampicilline tersedia dalam bentuk serbuk, tablet, krim dan parenteral injeksi. Dengan sediaan: kapsul 250 mg, 500 mg, tablet 125 mg, 250 mg, 500 mg vial (ampicillin sodium), 20-40 mg/kg PO q 8 jam, 10-20 mg/kg IV, IM, Sc q 6-8 jam (ampicillin sodium). Ampicillin diabsorbsi 50% lebih besar dibanding amoxicilline. Ampicillin termasuk dalam semisintetik penicillin. Mempunyai aktivitas tinggi melawan bakteri Gram negatif seperti Escherichia coli, Shigella, dan Salmonella juga aktif melawan bakteri Gram positif termasuk Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium. .Ampicillin dalam bentuk asam bebas sebagai serbuk kristal putih yang larut air. Konsentrasi dalam serum memuncak diperoleh kurang lebih 2 jam setelah pemberian. Didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan terkonsentrasi di hati dan ginjal dan diekskresikan lewat urin (Brander, 1991). Organ sasaran: alat perkencingan, alat pernafasan, gastrointestinal (Bistner, 1985).

Pemberian parenteral, interval 24 jam, tetapi pada stadium infeksi sangat akut dapat diberikan 2kali sehari. Garam sodium (NaCl) lebih besar larut dalam air sehingga bentuk ampicillin dapat digunakan sebagai preparat parental, bagaimanapun juga garam sodium tidak sama stabil setelah larut dalam air sehingga harus digunakan 3-4 jam (Kirk&Bistner, 1985)..


CH – CO -

NH2

Ampicillin side-chain




Chlorpromazine maleate (chlortrimeton, phenetron)

Termasuk dalam keluarga phenothiazine sebagai tansquillizer-sedativa. Phenothiazine berefek hipotensi dan berpotensi toxisitas pada hewan yang mengalami hypovolemi bahkan pada anemia normovolemik. Kardiovaskular kolaps dapat terjadi, menciri dengan depresi, myocardial (pengurangan aliran darah cerebral) (Kirk&Bistner,1985). Phenothiazine tranquillizer dapat sebagai H1-reseptor blocking actions. Phenothiazine transquilizer/antiemetika menghambat aksi pada domamine sebagai neurotransmitter, juga untuk sedasi dan preanestesi. Menyebabkan blokade alpha adrenergik dan dapat berefek samping extrapyrimidal, Sebagai antimuntah karena toxin dan mengobati, penyakit gastrointestinal (Brander, 1991).

Dosis : 25 mg/ml injeksi. Solution, 0,5 mg/kg IM/ Sc q 6 – 8 jam, untuk kemotherapi 2 mg/kg Sc q 3 jam.


N

(CH2)4

N(CH3)2


Cl = Chlorpromazine


Diphenhydramine (Benadryl)

Digunakan sebagai antihistamin (H1 blokade). Aksi blokade pada histamin pada reseptor juga dapat sebagai direk aksi anti inflamasi. Kebanyakan sebagai pencegahan reaksi alergi. Sebagai sedativa berefek sebagai antimuskarinis (atropine-like effect).

Tersedia kapsul, 2,5 mg/ml elixir 25, tablet 50 mg, 50 mg/ml injeksi 2 – 4 mg/kg IV, IM, Anj 25 – 50 mg/dog IV, IM q 8 jam.

Dosis: 0,02-0,04 mg/kg IM Sc q 6 – 8 jam

Penggunaan kemoterapi 2 mg/kg Sc q 3 jam Indikasi : penyakit-penyakit alergi, mabuk perjalanan, parkinsonisme.


Ringer’s Laktat (RL)

Merupakan cairan solusio untuk mengganti cairan tubuh, sebagai keseimbangan cairan elektrolit dan terapi shock. Tersedia dalam kemasan 250, 500, 1000 ml bags. Ringer’s laktat mengandung 40 – 50 ml/kg NaCl 0,6 g, CaCl dihidrat 0,02 g, KCl 0,03 g, Sodium laktat 0,31 g (Kirk&Bistner,1985)..


Neurobrovit

Merupakan suplemen yang mengandung kombinasi antara vitamin B1, B6, dan B12 yang penting dalam metabolisme susunan syaraf, sangat efektif terhadap defisiensi yang berhubungan dengan gangguan system susunan syaraf. Vitamin B6 adalah koenzim dalam proses metabolisme protein dan lemak, pengobatan hiperemis. Vitamin B12 punya khasiat anabolik dan merupakan faktor intrinsik yang aktif dalam pembentukan hemoglobin, Lidocain Hidrochlorida dalam neurobrovit adalah suatu anestesi lokal kuat untuk menghilangkan rasa nyeri.

Tiap 3 ml injeksi mkd: Tiamin Hidroklorida (Vitamin B1) 100 mg

Pyridoksin Hidroklorida (Vitamin B6) 100 mg

Sianokobalamin (Vitamin B12) 100 mg

Lidocain Hidroklorida 7 mg


        • Sanprima Syr.

Sirup Sanprima mengandung Trimetropim dan Sulfametoksazol. Trimetropim dan Sulfametoksazol menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergi. Kombinasi ini lebih dikenal dengan nama kotrimoksazol. Efek terhadap mikroba trimetropim sama dengan sulfametoksazol, meskipun daya anti bakterinya 20-100 kali lebih kuat daripada sulfametoksazol.

Mekanisme kerjanya, aktivitas antibakteri kotromoksazol berdasarkan atas kerjanya pada dua tahap yang berurutan dalam reaksi enzimatik untuk membetuk asas tetrahidrofolat. Sulfonamid menghambat maksudnya molekul PABA ke dalam molekul asam folat dan trimetropin menghambat terjadinya reaksi reduksi dari dihidrofolat menjadi tetrahidrofolat. Tetrahidrofolat penting untuk reaksi pemindahan satu atom C, seperti pembentukan basa purin dan asam amino. Sel-sel mamalia menggunakan jadi yang terdapat pada makanan dan tidak mensintesis senyawa tersebut. Trimetropim menghambat enzim dihidrofolad reduktase mikroba secara sangat selektif. Hal ini penting karena enzim tersebut juga terdapat pada sel mamalia.

Indikasinya untuk infeksi saluran pernafasan, saluram kemih dan ginjal, saluran pencernaan dan jaringan kulit serta jaringan lunak yang disebabkan olen streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, haemophilus, in fluenzae, bordetele, salmonella, klepsiela-aerobakter ( Ganiswara, 1995).

        • Apialys Syr.

Apialys mengandung : vit. A, vit. C, vit. D, vit. B1, vit. B2, vit. B6, vit. B12. nikotinamida, pentotenal, lisin HCL. Vitamin – vitamin ini terutama asam amino para benzoat (PABA) merupakan bahan sintesis asal folat, tetapi ini hanya terjadi pada bakteri. Indikasi sebagai devisiensi vitamin dan multiviamin penambah nafsu makan dan saat pertumbuhan (Ganiswara, 1995).


Neurobiovit® dan Trivexan.

Neurobiovit®

Injeksi Neurobiovit 0,28 cc digunakan untuk mengembalikan kesegaran tubuh, menghilangkan mual, muntah dan kelemahan. Neurobiovit mengandung tiamin hidroklorida (vitamin B1), piridoksin hidroklorida (vitamin B6), sianokobalamin (vitamin B12), dan lidokain hidroklorida. Neurobiovit merupakan kombinasi antara vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12 yang sangat penting dalam metabolisme susunan saraf. Vitamin B1 mempunyai peranan penting dalam metabolisme saraf, sangat efektif terhadap defisiensi yang berhubungan dengan gangguan sistem susunan saraf, disamping pada defisiensi, tiamin juga dipergunakan pada neuralgia. Vitamin B6 adalah ko-enzim yang terlibat dalam proses metabolisme protein dan asam-asam amino, antara lain pada pengubahan triptofan menjadi serotonin. Juga mempunyai peranan agak ringan pada metabolisme karbohidrat dan lemak, sangat efektif untuk pengobatan hyperemis pada waktu kehamilan, gagguan pada susunan saraf pusat serta gangguan pada kulit. Vitamin B12 memegang peranan penting pada pembentukan asam inti (nukleat) DNA dan RNA serta pembelahan sel. Maka kekurangan vitamin ini pertama-tama nyata pada sistem pembentukan sel-sel darah (hemapoesis), yaitu sebagai anemi megaloblaster dengan kelainan-kelainan di saluran pencernaan, mempunyai khasiat anabolik dan merupakan faktor intrinsik yang aktif dalam pembentukan haemoglobin. Lidokain hodroklorida dalam neurobiovit adalah suatu anastesi lokal kuat untuk menghilangkan rasa nyeri.


Trivexan.

Trivexan pada kasus kucing “Icut” digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabakn oleh cacing Ancylostoma sp.. Trivexan adalah anthelmentik yang mengandung 150 mg Mebendazole dan 100 mg Pyrantel pamoat. Mebendazole akan membunuh cacing dengan cara merusak struktur subseluler cacing serta menghambat sekresi acetylkolinesterase sehingga pengambilan glukosa secara ireversibel terhambat dan glikogen yang dibutuhkan cacing kosong. Telur-telur cacing juga mengalami sterilitas sehingga gagal menjadi larva. Sedangkan Pyrantel pamoat menyebabkan depolarisasi otot cacing, meningkatkan frekuensi impuls dan menghambat enzim kolinesterase sehingga cacing mati dalam keadaan spastis. Obat ini efektif untuk cacing Nematoda dan Cestoda. Dosis yang digunakan 22 mg/kg diberikan peroral dengan interval 24 jam selama 3 hari.


Primperan (Metoclopramide HCl), Kaolin dan Pektin,

Primperan (Metoclopramide HCl)

Pemberian primperan bertujuan untuk mengatasi gejala muntah pada kucing Ucyl disamping injeksi delladryl..

Metoclopramide merupakan derivate para-aminobenzoic acid, gugus kimianya mirip prokainamid, tapi efek anastetika lokalnya sangat lemah,dan hampir tidak berpengaruh terhadap miokard. Metoclopramide HCl tidak berbau, berbentuk kristal bubuk berwarna putih. Mempunyai sifat sensitif terhadap cahaya dan harus disimpan ditempat yang kedap cahaya, dan suhu kamar. Metoclopramide tablet harus disimpan rapat dalam kemasannya (Plumb, 1998).

Efek farmakologi dari Metoclopramide adalah berkerja dalam saluran gastrointestinal dan CNS. Dalam saluran Gastrointestinal metaclopramide meningkatkan motilitas gastrointestinal tanpa menstimulasi gastrium, pankreas dan sekresi empedu. Di dalam CNS, metoclopramide nyata sebagai antagonis dopamine, anti-emetic pusat, menghalangi dopamine didalam chemo-reseptor trigger zone, extrapyrimidal, dan efek stimulasi prolaktin (Plumb, 1998).

Efek nyata yang diberikan oleh Metoclopramide adalah anti emesis lokal, dalam dunia kedokteran hewan dapat dipakai pada kasus muntah-muntah karena Parvo-virus dan uremic gastritis. Namun perlu diperhatikan; kontraindikasi dari Metoclopramide adalah pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal, obstruksi atau perforasi dan hypersensitif terhadap Metoclopramide. Dosis pada kucing, diberikan 0,2-0,5 mg/kgBB PO, diulang setiap 8 jam dan diberikan setiap 30 menit sebelum makan (Plumb, 1998).


4. Kaolin dan Pektin

Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang menyerap toksin dan bakteri dalam sauran pencernaan.

Kaolin secara alami terjadi dari silikat aluminium hydratd yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut di (dalam) 20 ml air dalam suatu solusi merekat (Plumb, 1998).

Farmakologi dari kaolin/pectin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin dan bakteri dalam saluaran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal. Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen usus. Dosis pada kucing untuk mengobati diare adalah sebesar 1-2 ml/kgBB Po diulang setiap 4-6 jam (Plumb, 1998).

Tarivid, Mikonazole, Pirantel Pamoat

5. Tarivid

Tarivid mengandung ofloksasin 200 mg, suatu fluorokinolon dengan spektrum anti bakteri yang luas terhadap bakteri gram -, gram + dan beberapa bakteri anaerob. Ofloksasin bersifat bakterisid dengan cara menghambat subunit A dari enzim DNA girase bakteri. Suatu enzim yang berpengaruh terhadap DNA. Interaksi ini mengakibatkan penghambatan replikasi DNA, Bakteri gram – yang sensitif terhadap ofloksasin adalah sebagai berikut E. Coli, Klebsiella, Enterobakter proteus, Profideneia, Citrobakter, Seeratia, Salmonella, Shigella yersinia,Enterocolinea, Vibrio sp, Legionella pneumophilla, Camphlobakter jejeni, Pseudomonas aeruginosa. Misalnya strain yang resisten terhadap antibakteri yang lain. Bakteri gram + yang sensitif terhadap ofloksasin adalah sebagai berikut Staphylococus aureus, Staphylococus epidermis, Streptococus saprophytikus, Streptococcus pneumoniae, Streptococcus foecalis, Mycobakterium tuberculosis, Chlamyidia trachomatis juga sensitif terhadap ofloksasin. Ofloksasin peroral memberikan penampilan farmakokinetik yang lebih baik dibandingkan ciprofloksasin, termasuk biovailabilitasyang lebih besar dan waktu paruh yang lebih panjang. Biovailabilitas oral ofloksasin kurang lebig 95%, ikatan dengan protein plasma kurang lebih 8% dan waktu paruh antara 5-7 jam. Ofloksasin digunakan untuk infeksi berat pada saluran pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak.

6. Mikonazole

Mikonazole mengganggu permeabilitas dinding sel jamur sehingga akan mengakibatkan hancurnya sel jamur. Mikonazole sebagai antimikotik berspektrum luas dan antibakteri terhadap kuman-kuman gram + tertentu seperti Stapilococcus sp dan Streptococcus sp. Dioleskan pada kulit 2 kali sehari pagi dan sore untuk infeksi yang disebabkan Tinea korporis, Tinea pedis, Tinea kruris, Microsporum sp.

7. Pirantel Pamoat

Pirantel pamoat 125 mg adalah suatu garam berbentuk kristal yang tidak larut dalam air dengan nama kimia (E)-1,4,5,6-tetrahidro-1metil-2-(2-tienil)viml) pirimidin pamoat. Pirantel pamoat adalah obat cacing yang efektif terhadap infeksi infeksi yang disebabkan oleh cacing kremi (Enterobius vermikulosa),cacing gelang (Askaris umbricoides),cacing tambang (Ancylostoma duodenale) dan terhadap Trikostrongylus sp. Pirantel pamoat juga mempunyai efektifitas terhadap cacing cambuk (Trichuris trichiura). Pirantel menghambat transmisi disambungan saraf otot pada cacing yang peka. Dengan demikian pirantel melumpuhkan cacing tambang sehingga cacing ini dapat dikeluarkan tanpa menyebabkan migrasi dalam usus. Pirantel efektif terhadap cacing dewasa maupun cacing muda yang sensitif,tahap-tahap migrasi dalam hidup cacing tidak dipengaruhi. Pirantel sukar diabsorpsi dari saluran cerna, lebih dari 50% diekskresi utuh dalam feses setelah pemberian oral kurang dari 7% ditemukan utuh dalam urin maupun dalam bentuk metabolitnya.

Pirantel digunakan untuk pengobatan infeksi oleh satu/lebih pirantel ditoleransi dengan baik, tidak mewarnai mukosa mulut pada waktu ditelan. Untuk infeksi yang disebabkan oleh cacing tambang (Ancylostoma sp) dapat diberikan dengan dosis ¼ tablet pirantel pamoat 125 mg sekali minum, diberikan dengan dosis tunggal

STOMATITIS

Radang mulut atau stomatitis adalah gangguan yang berupa radang pada selaput lendir rongga mulut. Radang pada alat terterntu dalam rongga mulut mungkin diberi istilah khusus, misalnya radang lidah (glositis), radang gusi (gingivitis), radang langit-langit (palatitis), secara klinis gangguan pada mulut ditandai dengan anoreksia, partial atau total, hipersalivasi dan sering diikuti dengan penutupan bibir agak kuat (smacking). Proses radang bias bersifar primer atau sekunder, sebagai akibat ikutan dari penyakit sistemik

II. Kejadian Penyakit

Radang mulut hampir terjadi setiap waktu. Proses radang mungkin terjadi dan lolos dari pengamatan pemilik hewan penderita

III. Etiologi

Secara primer kejadian yang terbanyak disebabkan oleh penyebab yang bersifat fisik, misalnya benda asing yang ikut termakan seperti potongan kayu kawat duri dan sebagainya. Juga penggunakan alat-alat kedokteran seperti pembuka mulut, dapat menyebabkan radang traumatic bila tidak hati-hti menggunakannya. Gigi yang salah arah tumbuhnya dapat menyebabkan radang pad gusi, lidah dan pipi. Secara teori apabila termakan atau sengaja diberikan bahan kimia juga dapat menyebabkan iritasi jaringan selaput lender yang mungkin berlanjut dapat menyebabkan radang pada mulut.

Radang sekunder timbul sebagai kelanjutan dari penyakit menular maupun tidak menular yang disebabkan oleh kuman virus dan jamur. Virus akan mengakibatkan lesi jaringan yang beraneka ragam manifestasinya. Infeksi jamur terjadi setelsh keadaan setempat bersifat mendukung untuk pertumbuhan jamur. Kondisi tubuh yang menurun, infeksi viral dan penggunaan antibiotic yang berlebihan sering merupakan factor prediposisi untuk bertumbuhnya jamur

IV. Patogenesis

Pada kejadian primer oleh kerjaan agen penyebab radang, akan berbentuk lesi pada selaput lendir mulut. Karena adanya radang terjadi kebengkaan yang diertai dengan nyeri. Hal tersebut akan merangsang keluarnya air liur yang berlebihan. Juga karena rasa nyeri nafsu makan akan tertekan. Pada radang yang bersifat sekunder, patogenesisnya belum diketahui secara pasti

V. Pemeriksaan patologis anatomis

Perubahan yang dijumpai pada radang mulut bervariasi tergantung dari macam dan derajat radang. Secara umum perubahan tersebut meliputi kongesti jaringan yng bersifat difus hingga selaput lender jadi bengkak; apabila terdapat lepuh, vesikula dengan cairan jernih di dalamnya. Lepuh yang pecah akan segera diikuti dengan kematian jaringan. Dapat pula setelah pecah lepuh berbentuk tukak, ulsera hingga terjadi radang yang sifatnya ulceratif. Pada radang papulosa biasanya melanjut dengan pembentukan jaringan granulomatosa. Proses radang yang meluas yang disertai dengan pembusukan jaringan akan dijumpai pada radang flegmonosa.



VI. Gejala

Gejala klinis yang ditemukan bervariasi tergantung jenis radang maupun penyebabnya. Secara garis besar gejala tersebut berupa, hilangnya nafsu makan, rasa sakit waktu mengunyah, penderita berulang kali membuka mulut, hipersalivasi, mulut berbau busuk disertai dengan kenaikan suhu. Apabila disertai dengan kenaikan suhu, biasanya kenaikan tersebut tidak begitu menyolok. Pada radang yang disebabkan oleh infeksi kuman, tidak jarang suhu akan naik sesuai dengan derajat infeksi serta reaksi tubuh

VII. Prognosa

Dalam keadaan ringan, radang primer dapat sembuh, baik dengan atau tanpa pengobatan

VIII. Terapi

Meskipun tidak selalu mudah perlu diusahakan membersihkan mulut dengan air atau larutan antiseptik. Secara lokal dapat digunakan larutan antiseptik Tembaga sulfat 2 %, Borax gliserin 1%, Iodium tincture 5 – 10 %. Dengan menghebatnya proses radang, yang berarti terjadi mobilisasi seluler, pada akhirnya kesembuhan preimer dapat dipercepat. Pada kejadian infeksi yang berat, penggunaan preparat Sulfonamide atau antibiotik sangat dianjurkan. Pemberian preparat antihistamin dapat pula diberikan. Pada kejadian radang mulut mikotk, biasanya memngenai 1 – 5% dari kolompok hewan yang diberi pakan yang sama, perlu diatasi dengan penggantian pakan. Selanjutnya pengobatan topikal juga dianjurkan, juga dapat diberikan Povidon Iodine yang diberikan dengan cara dioleskan pada mulut pada bagian yang mengalami keradangan, dan sebagai antibiotiknya dapat diberikan Cotrimoxazole 2 kali sehari seperempat sendok teh.

DAFTAR PUSTAKA

Harsini. S., dkk, 2002, Diktat Kuliah Farmakologi, Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Hoskins. P., dkk, 1966, Second Edition, American Veterinary Publications, Inc.

Subronto, M. Sc. Prof. Dr., 1985, Ilmu Penyakit Ternak I, Penerbit Gadjah Mada University Press Jogjakarta.

a.Salep Oxytetracyclin

Oxytetracyclin merupakan kelompok antibiotika yang merupakan derivat senyawa hidronaftalen. Oxcytetracyclin bersifat bakteriostatik dengan jalan menghambat sintesi protein dengan cara mengikat unit ribosoma sel kuman 30 S hingga mencegah terbentuknya amino asetil RNA. Aktivitas antibiotika ini adalah sangat lebar dan meliputi hampir semua bakteri gram positif dan gram negatif patogen, spirokheta, amuba dan virus-virus besar, terhadap Pseudomonas dan Proteus tidak berkhasiat. Hanya dengan injeksi intra vena dapat dicapai kadar plasma yang bersifat bakterisid lemah (Tjay dan Rahardja, 1986).


ref :

Tjay T.H dan Rahardja K., 1986, Obat-obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan efek-efek Sampingnya, Edisi Keempat, Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, hal: 82-83.


Vitamin B Komplek

Vitamin B komplek merupakan komplek vitamin B yang berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh. Komposisinya meliputi Thiamin HCl, Riboflavin, Pyridoksin HCl, Kalsium pentatonat dan Nichothinamide.

Thiamin HCl penting untuk oksidasi karbohidrat, berdasarkan fungsinya sebagai koenzim pada proses dekarboksilasi asam alpha keto (asam piruvat, asam laktat). Riboflavin adalah komponen dari flavoprotein enzim yang merupakan bagian dari sitem enzim pada transfer hidrogen (sebagai koenzim pada transpor hidrogen dalam siklus crebs) dan juga bekerja dalam proses degradasi asam lemak, proses oksidasi asam piruvat dalam SSP, asam amino, aldehide dan produk metabolisme yang lain. Pyridoksin HCl dalam tubuh diubah menjadi pyridoksal fosfat yang berpengaruh sebagai koenzim yang essensial dalam susunan enzim yang diperlukan pada proses dekarboksilasi, transaminasi dan recemisasi asam amino, serta membantu transpor asam amino melalui membran, membantu proses sintesa dari unsaturated fatty acid dan membantu merubah triptopan menjadi asam nikotinat. Kalsium pentatonat sebagai bagian dari koenzim A yang diperlukan untuk proses metabolisme, yaitu proses asetilasi, biotranformasi preparat sulfonamide dalam hepar, permulaan siklus krebs dan metabolisme asam lemak serta asam amino. Nicotinamide sebagai anti pelagra, merupakan komponen essensial dari koenzim I dan I. enzim tersebut bekerja sebagai penerima H+ dan pemberi H+ dalam proses oksidasi-reduksi dari siklus krebs dan metabolisme zat hidrat arang, zat lemak dan zat putih telur.

Chlorpromazine 2,5% dan Neurobiovit®

Chlorpromazine (CPZ) dapat mengurangi atau mencegah muntah yang disebabkan oleh rangsangan pada chemoreceptor triger zone ( suatu daerah dengan banyak reseptor, yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah di sumsum-sambung pula, tetapi diluar rintangan darah-otak ). Muntah yang disebabkan kelainan saluran cerna atau vestibuler kurang dipengaruhi.CPZ menimbulkan efek sedasi dengan disertai sifat acuh tak acuh terhadap lingkuk\ngan. Batas keamanan CPZ cukup tinggi, sehingga obat ini cukup aman. Dosis untuk anjing 2 mg/kg berat badan (Plumb, 1999). Absorpsi obat dalam saluran cerna cepat dan sempurna, ketersediaan hayatinya 32 ± 19 %. Kadar plasma tertinggi dicapai dalam 2-4 jam setelah pemberian secara oral, ± 93-98 % obat terikat oleh protein plasma, waktu paronya 30 ± 7 jam. Pada pemberian secara intramuskuler, awal kerja obat cepat ± 20-30 menit. Kadar obat dalam plasma 4-10 kali lebih besar disbanding pemberian secara oral dan kadar plasma tertinggi dicapai dalam ± 2-3 jam.

  1. Neurobiovit®

Neurobiovit mengandung tiamin hidroklorida (vitamin B1), piridoksin hidroklorida (vitamin B6), sianokobalamin (vitamin B12), dan lidokain hidroklorida. Neurobiovit merupakan kombinasi antara vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12 yang sangat penting dalam metabolisme susunan saraf.

Vitamin B1 mempunyai peranan penting dalam metabolisme saraf, sangat efektif terhadap defisiensi yang berhubungan dengan gangguan sistem susunan saraf, disamping pada defisiensi, tiamin juga dipergunakan pada neuralgia.

Vitamin B6 adalah ko-enzim yang terlibat dalam proses metabolisme protein dan asam-asam amino, antara lain pada pengubahan triptofan menjadi serotonin. Juga mempunyai peranan agak ringan pada metabolisme karbohidrat dan lemak, sangat efektif untuk pengobatan hyperemis pada waktu kehamilan, gagguan pada susunan saraf pusat serta gangguan pada kulit.

Vitamin B12 memegang peranan penting pada pembentukan asam inti (nukleat) DNA dan RNA serta pembelahan sel. Maka kekurangan vitamin ini pertama-tama nyata pada system pembentukan sel-sel darah(hemapoesis), yaitu sebagai anemi megaloblaster dengan kelainan-kelainan di saluran pencernaan, mempunyai khasiat anabolic dan merupakan factor intrinsic yang aktif dalam pembentukan haemoglobin. Lidokain hodroklorida dalam neurobiovit adalah suatu anastesi local kuat untuk menghilangkan rasa nyeri.

Toxocara leonina

Merupakan Ascaridia pada kucing, yang berlokasi di usus halus. Kucing terinfeksi karena larva II yang infektif masuk ke lambung setelah diingesti, telur netas di lambung dan sebagian besar larva pindahmelalui sistem porta hati, hati, paru-paru menuju trakhea dan kembali lagi kelambung. Mereka memasuki dinding lambung atau usus halusmenyilih menjadi stadium ketiga terus stadium keempatdan kembali lagi kelumen usus untuk menjadi dewasa.

Induk semang adalah cacing tanah, kecoa, ayam, anjing, anak kambing, mencit. Diinduk semang ini telur menetas di dalam usus,larva stadium dua berpindah kedalam jaringanuntuk membentuk kista. Toxoca ini pada kucing tidak ada infeksi prenatal

Kucing yang terinfeksi berat dapat menyebabkan perut kejang dan distensi. Obstruksi dari intestinum dapat terjadi, dan bisa menyebabkan intususepsi. Edema pulmonum akan tampak saat migrasi larva II, gejalanya batuk, leleran hidung, dan naiknya frekuensi nafas. Migrasi larva III ke perut akan menyebabkan distensi, muntah, dan memuntahkan cacing belum dewasa. Pada anjing dewasa yang terinfeksi berat gejala yng tampak muntah, diare, sakit perut, obstruksi parsial, emasiasi, rambut kusam dan kucing malas-malasan. Kemoterapi yang dianjurkan adalah piperazin, mebendazole, dichlorvos, fenbendazole, atau pyrantel pamoat(Kirk and Bistner, 1985).

Gastroenteritis

Gastroenteritis

Gastroenteritis merupakan radang usus yang perakut dengan karakteristik diare berdarah secara tiba-tiba secara seringkali, muntah dan hipovolemi dengan penurunan jumlah air dan elektrolit secara dramastis masuk ke lumen usus.

Radang ini dicirikan dengan kehilangan perakut gerakan mukosal intestinal dengan perpindahan secara cepat dari darah, cairan dan elektrolit ke lumen usus. Dehidrasi dan shock hipovolemik terjadi secara cepat. Translokasi dari bakteri atau toksion bakteri akan menyebabkan kerusakan mucosa intestinum dan mengakibatkan shock septic atau shock endotoksik.


Etiologi

Penyebab pasti gastroenteritis belum diketahui. Pada kultur dengan dugaan gastroenteritis pada biakan murni, dijumpai Clostridium perfringens tapi secara pasti belum diketahui.


Gejala-gejala

Rasa sakit ditandai dengan kegelisahan. Secara umum penyakit biasanya perakut dan berhubungan dengan shock hipovolemik, kebanyakan hewan terinfeksi tampak sehat tanpa perubahan tingkah laku. Gejala yang terjadi biasanya dimulai dengan muntah secara tiba-tiba, anoreksi, depresi yang kemudian diikuti dengan diare berdarah. Diare merupakan gejala yang selalu dijumpai dalam radang usus. Tinja yang cair dengan bau yang tajam mungkin bercampur dengan darah, lendir atau reruntuhan jaringan usus. Pada radang yang berlangsung kronik, terjadi kekurusan dan tinja jarang yang bersifat cair, berisi darah, lendir atau reruntuhan jaringan yang jumlahnya mencolok. Kurangnya cairan didalam usus akan dijumpai radang usus yang disertai dengan konstipasi, dan tinja bersifat kering. Radang usus akut selalu disertai dengan oligo uria atau anuria, dan disertai dengan menurunnya nafsu makan, anoreksia total maupun parsial. Pada radang kronik biasanya nafsu makan tidak mengalami perubahan (Subronto, 1995). Gejala biasanya berlangsung secara cepat dan menjadi berbahaya dengan periode 8-12 jam dan menimbulkan shock hipovolemik dan hemokonsentrasi eritrosit.

Akibat kehilangan cairan yang berlebihan, penderita akan mengalami penurunan berat badan dalam waktu singkat dengan tanda dehidrasi yang mencolok. Dehidrasi yang mencapai lebih dari 10% dapat mengancam kehidupan penderita dalam waktu 1-2 hari dan dapat mengakibatkan kematian karena shock.

Pasien biasanya mengalami depresi dan lemah dan CRT > 2 detik dan tekanan pulsus lemah (bradikardi). Turgor kulit turun yang merefleksikan dehidrasi, palpasi abdomen nyeri dan pembesaran bowel dapat di deteksi. Eksplorasi rectal dapat dijumpai tinja yang berdarah., kadang-kadang demam tapi sering kali suhu tubuh normal atau bahkan subnormal.


Pemeriksaan patologi anatomis

Pemeriksaan tinja sangat penting dilakukan untuk menentukan penyebab radang usus dan diare. Perlu diketahui bahwa isolasi virus, kuman, atau parasit, belum pasti meyakinkan bahwa agen-agen tersebut merupakan penyebab primer radang usus.

Pemeriksaan darah penderita enteritis akut biasaya menunjukkan adanya hemokonsentrasi karena dehidrasi. Perubahan atas jaringan tubuh lainnya tidak ditemukan kecuali tanda adanya dehidrasi dan terganggunya peredaran darah.


Diagnosa

Diagnosa tentatif diambil bila tidak ditemukan penyakit tersifat penyebab diare. Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk menentukan penyebab radang usus.


Terapi

Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebab primernya, perlu dipertimbangkan pemberian protektiva, adstrigensia. Rasa sakit yang terus menerus dapat dikurangi dengan pemberian analgesika, atau tranquilizer. Pemberian cairan faali maupun elektolit mutlak diberikan untuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian antibiotik dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder.


Selasa, 23 November 2010

Diare

Pada dasarnya diare terjadi bila terdapat gangguan transpor terhadap air dan elektrolit pada saluran cerna. Diare merupakan peningkatan frekuensi pengeluaran feses yang mengandung air melebihi normal (Nelson,R.W. dan Couto,C.G., 2003).

Faktor penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok :

- Gangguan fungsional – alergi makanan dan obat, cacat digesti, cacat absorbsi dan aspek fisiologi.

- Penyakit metabolik atau penyakit umum yang mempengaruhi saluran pencernaan – uremia, congestive heart failure, liver chirrosis, hypoadrenocortism, dan keracunan logam berat.

- Penyakit intrinsik pada usus - bakteri, fungi, protozoa, parasit, virus dan radang non spesifik (Kirk dan Bistner, 1985).

Mekanisme terjadinya diare dapat dibedakan dalam beberapa tipe :

1. Perubahan motilitas usus

Terjadi sebagai akibat adanya radang usus, sehingga usus(terutama usus besar) tidak mampu menahan laju isi usus dan terjadi diare.

2. Sekresi aktif

Sekresi aktif dapat disebabkan karena kerusakan usus atau penyakit sistemik seperti congestive heart failure, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada vena mesenterika yang mengakibatkan peningkatan sekresi cairan ke lumen usus.

3. Sekresi pasif

Peningkatan osmolalitas karena adanya maldigesti akibat kekurangan enzim pankreatik, garam empedu. Pakan yang tidak terabsorbsi akan diubah menjadi asam laktat dan asam lemak volatil oleh bakteri di kolon yang dapat menurunkan pH dan peningkatan osmolalitas menyebabkan watery diare.

4. Peningkatan permeabilitas

Adanya toksin bakteri yang menyebabkan kerusakan sel epitel GIT,memicu aktivasi enzim adenylcyclase yang akan mengkatalis perubahan ATPmenjadi cyclic AMP. Cyclic AMP akan meningkatkan permeabilitas sel (Lewis et al,1992).

Kehilangan cairan dan elektrolit merupakan akibat dari diare yang perlu diwaspadai. Air, sodium, khloride, bikarbonat dan potasium merupakan unsur utama yang hilang dari tubuh. Kehilangan air, sodium, dan chloride akan menyebabkan dehidrasi. Kehilangan bikarbonat akan menimbulkan asidosis metabolik, sedangkan kehilangan potasium akan menyebabkan penurunan nafsu makan (Lewis et al, 1992).

Enteritis dan ancylostomiasis

Enteritis

Radang usus yang bersifat akut maupun kronis dapat mengakibatkan peningkatan peristaltik usus, kenaikan jumlah sekresi kelenjar pencernaan serta penurunan proses penyerapan cairan maupun sari-sari makanan yang terlarut di dalamnya. Radang usus primer maupun sekunder ditandai dengan menurunnya nafsu makan, menurunnya kondisi tubuh, dehidrasi dan diare. Perasaan sakit karena adanya radang usus bersifat bervariasi, tergantung pada jenis hewan yang menderita serta derajat keradangan yang dideritanya (Subronto, 1995).

Radang ini dicirikan dengan kehilangan perakut gerakan mukosal intestinal dengan perpindahan secara cepat dari darah, cairan dan elektrolit ke lumen usus. Dehidrasi dan shock hipovolemik terjadi secara cepat. Translokasi dari bakteri atau toksin bakteri akanmenyebabkan kerusakan mukosa intestinum dan mengakibatkan shock septik atau shock endotoksik. Elektrolit, terutama Natrium dan Kalium ikut hilang bersama dengan hilangnya cairan tubuh. Terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal, apalagi dalam keadaan sakit yang berat, baik pada hewan dewasa maupun muda (Nugroho dan Whendarto, 1998).

Etiologi

Radang usus dapart dibedakan oleh berbagai agen etiologik, baik yang bekerja secara terpisah atau secara bersama-sama (Subronto, 1995). Enteritis dapat disebabkan oleh agen infeksius (bakteri, virus), diet makanan yang buruk, perubahan diet pakan mendadak, bahan kimia (fenol, arsen, thalium , phosphor) dan parasit (Nelson, R.W. dan Couto, C.G., 2003)

Kuman –kuman yang dapat menyebabkan enteritis antara lain Escherichia coli, Salmonella sp., Campylobacter jejuni, Clostridium perfringens.

Parasit yang dapat menyebabkan enteritis antara lain Ancylostoma sp., Ascaris sp., Strongyloides, cacing pita, Protozoa (Giardia, Coccidia, Cryptosporodia).

Radang usus yang disebabkan oleh virus antara lain Feline Parvoviral Enteritis, Feline Coronaviral Enteritis, Feline Leukemia Virus.

Gejala

Rasa sakit ditandai dengan kegelisahan. Diare merupaka gejala yang selalu dijumpai dalam radang usus. Tinja yang cair dengan bau yang tajam mungkin bercampur dengan darah, lendir atau reruntuhan jaringan usus. Pada radang yang kronik, terjadi kekurusan dengan tinja yang bersifat cair, berisi darah, lendir atau reruntuhan jaringan yang jumlahnya mencolok. Akibat kehilangan cairan yang berlebihan, penderita akan mengalami dehidrasi yang mencolok. Radang usus akut selalu disertai dengan oligo uria atau anuria, dan disertai dengan menurunnya nafsu makan, anoreksia total maupun parsial. Pada radang kronik biasanya bafsu makan tidak mengalami perubahan (Subronto, 1995). Tanda lain seperti diare disertai atau tanpa muntah, demam, anoreksia, depresi dan sakit pada abdomen (Nelson, R.W. dan Couto, C.G., 2003).

Diagnosa

Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium (darah dan tinja) digunakan untuk mengidentifikasi penyebab radang usus. Diagnosa tentatif diambil bila tidak ditemukan penyakit tersifat penyebab diare (Nelson, R.W. dan Couto, C.G., 2003).

Terapi

Pengobatan ditujukan untuk mengatasi penyebab primernya, perlu dipertimbangkan pemberian protektiva, adstringensia. Rasa sakit yang terus menerus dapat dikurangi dengan pemberian analgesika atau transquilizer. Pemberian cairan faali maupun elektrolit mutlak diberikan unutuk mengganti cairan yang hilang. Pemberian antibiotik dapat dilakukan unutk mencegah terjadinya infeksi sekunder.

Ankilostomiasis

Cacing Ankilostoma mempunyai banyak spesies yang dapat menginfeksi mamlia. Ankilostoma pada kucing yaitu Ancylostoma tubaeformis dan Ancylostoma braziliense, kadang-kadang kucing juga dapat terinfeksi oleh Ankilostoma pada anjing yaitu Ancylostoma caninum (Anonim, 2006).

Cacing Ankilostoma berukuran 10-20 mm, dan yang dewasa biasanya ditemukan melekat pada mukosa usus halus. Telurnya trmasuk tipe strongyloid, yaitu berdinding tipis, oval, dan bila dibebaskan dari tubuh biasanya memiliki 2-8 gelembung dalam stadium blastomer (Subronto, 2006).

Cacing dewasa melekat pada mukosa usus dan dengan giginya memakan cairan jaringan, biasanya darah (Nelson, R.W. dan Couto, C.G., 2003). Bagian mulut cacing ini dimodifikasi untuk melukai lapisan jaringan, menghisap darah dan menyebabkan hemoragi pada usus halus hospes (Anonim, 2006). Cacing ini akan menghasilkan antikoagulan, sehingga luka tetap berdarah beberapa saat setelah cacing berpindah tempat. Kucing muda akan kehilangan darah dalam jumlah besar, atau mengalami anemia karena defisiensi Fe. Kucing akan diare, feses bercampur darah, kadang disertai muntah (Nelson, R.W. dan Couto, C.G., 2003).

Gejala klinis

Gejala utama yang timbul berhubungan dengan kehilangan darah dan iritasi gastrointestinal. Kelemahan umum, anemia, dehidrasi, anoreksia, kurus, pertumbuhan terhambat, depresi bahkan kematian terjadi. Larva dapat bermigrasi ke organ-organ internal seperti hepar atau paru-paru menyebabkan hepatitis dan pneumonia (Bistner, 1985).

Infeksi dari cacing kait dapat terjadi melalui beberapa cara:

1. Infeksi melalui kulit

Larva stadium ketiga yang infekstif langsung menembus kulit yang segera diikuti proses migrasi larva ke dalam pembuluh darah atau limfe, langsung ke jantung, paru-paru dan selanjutnya menuju pangkal tekak, kerongkongan dan lambung. Larva akan berubah menjadi cacing dewasa muda di dalam usus halus.

2. Infeksi secara oral

Larva stadium ketiga yang infektif memasuki tubuh melalui mulut bersama makanan. Larva tersebut bermigrasi ke dalam lapisan atas dari mukosa usus halus dalam beberapa hari setelah tertelan, kemudian kembali ke lumen usus halus. Di dalam lumen berkembang menjadi dewasa setelah mengalami dua kali moulting (Subronto, 2006). Infeksi parasit kebanyakan melalui ingesti dari telur. Kejadian ini terjadi ketika kucing menjilati daerah yang mengandung feses kucing terinfeksi seperti halaman, taman dan rumput.

3. Infeksi transmamaria dan intra uterus

Dalam migrasinya larva dapat mencapai uterus menembus selaput janin hingga anak yang baru dilahirkan pun telah mengandung larva di dalam tubuhnya. Larva tersebut dapat juga mencapai kelenjar susu dan dapat terlarut dalam air susu hingga anak yang masih menyusu dapat terinfeksi melalui susu yang diminum.

4. Infeksi melalui hospes paratenik

Larva yang bermukim di dalam tubuh hewan yang bertindak sebagai hospes paratenik, mencit misalnya, dapat menginfeksi anjing dan kucing atau spesies lain yang rentan cacing tambang bila binatang hospes paratenik tersebut terkonsumsi (Subronto, 2006).

Diagnosa

Untuk mendiagnosa infeksi Ancylostoma sp. Digunakan pemeriksaan feses metode natif dan sentrifuse, kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mengidentifikasi telur cacing yang ditemukan. Sampel darah juga dapat mengindikasikan jika terdapat defisiensi Fe atau protein akibat infeksi dan tingkat keparahan infeksi (Shah, F.S.N, 2000).

Terapi

Pemberian bermacam-macam anthelmentik adalah efektif. Terapi biasanya diulang kira-kira dalam 3 minggu untuk membunuh parasit yang masuk dalam lumen interstisial dari jaringan (Nelson,R.W. dan Couto,C.G., 2003). Ancylostomiasis dapat diterapi dengan pemberian mebendazole. Obat lain yang dapat diberikan antara lain albendazole dan pyrantel. Anemia karena defisiensi Fe adalah masalah utama pada ancylostomiasis, pemberian suplemen Fe dan konsumsi makanan tinggi protein dapat memperbaiki kondisi (Shah, F.S.N, 2000).