Kamis, 13 Januari 2011

Leukocytosis

Leukositosis merupakan peningkatan jumlah leukosit yang melebihi range/kisaran jumlah normal leukosit per mikroliter. Adanya peningkatan jumlah salah satu tipe leukosit saja (misalnya peningkatan neutrofil) sudah dapat menyebabkan leukosistosis, atau disertai juga peningkatan jumlah komponen sel-sel leukosit yang lain. Peningkatan jumlah neutrofil sering menyebabkan leukositosis, dibanding dengan peningkatan jummlah sel-sel yang lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies hewan terhadap stres, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Haryono, 1993).

1. Leukositosis fisiologis

Leukositosis bentuk ini disebabkan oleh proses fisiologis pada hewan dan bukan disebabkan adanya penyakit. Perubahan leukosit pada kondisi ini berkaitan dengan meningkatnya aktivitas otot peningkatan tekanan darah serta dilepaskanya hormon epineprin dan kortikosteroid. Leukositosis fisiologis hanya bersifat sementara, dan keadaanya akan pulih setelah beberapa jam kemudian.

  • Pengaruh hormon epineprin

Pada hewan dalam kondisi istirahat, sejumlah leukosit berada marginal pool. Sekresi hormon epineprin dari medula adrenalis, menyebabkan kontraksi pembuluh darah dan kapiler bed serta kelenjar limfe sehingga leukosit yang berada di marginal pool akan ke sirkulai darah sehingga menyebabkan leukositosis. Leukositosis karena pengaruh hormon ini tidak disertai munculnya neutropil muda dalam sirkulasi tapi akan banyak dijumpai neutropil dewasa. Leukositosis karena pengaruh hormon ini juga dapat disertai peningkatan jumlah limfosit (limfositosis).

  • Pengaruh hormon kortikosteroid

Pelepasan adrenocorticotropic hormone (ACTH) di kortek adrenal sebagai respon fisiologis atau penyakit menyebabkan perubahan pada jumlah dan deferential leukosit. Perubahan yang sama pada hewan yang diinjeksi kortikosteroid. Leukositosis jenis ini ditandai dengan neutropilia limfopenia dan eosinopenia.

Leukositosis fisiologis biasanya dapat terjadi pada keadaan; latihan berat, ketakutan, kekuatiran, kegaduhan, lingkungan baru, handling yang dilakukan orang baru, dan rasa sakit pada hewan. Juga terjadi pada saat kehammilan serta partus (Haryono, 1993).

  1. Leukositosis Patologis

Peningkatan jumlah leukosit disebabkan adanya suatu penyakit, dan sifat leukositosis yang terjadi dapat bersifat reversibel atau irreversibel.

  1. Leukosistosis reverrsibel

Disebabkan oleh infeksi, baik infeksi yang terjadi secara lokal ataupun secar umum. Penyakit infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa atau riketsia. Intoksikasi endogen (uremia, diabetes melitus dalam keadaan ketoacodosis, toksin yang dihasilkan di usus) Intoksikasi eksogen (Pb, Hg, Th, Insektisida), protein asing (Injeksi serum, vaksinasi), endokrin (kortikosteroid, ACTH, tiroksin, adrenalin, dan penyakit syaraf.

  1. Leukositosis irreversibel, contohnya; Leukemia

Berdasarkan analisis kasus, mulai dari anamnesa dari pemilik, pemeriksaan umum dari pasien dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium (pemeriksaan darah dan feses) bahwa, gangguan pada tractus gastrointestinal yang terjadi pada kucing “ucyl” bisa dihubungkan dari diet, yang kemudian berlanjut pada infeksi sekunder oleh bakteri. Pathofisilogis jelasnya sebagi berikut;

b. Leukositosis dan neutrophilia

Kekebalan pada GI hospes mempunyai peran penting dalam pertahanan terhadap infeksi pada GI. GI secara normal dalam keadaan peradangan physiologic dalam kaitan dengan kehadiran neutrophils, makrofage, sel plasma dan Lymphosit (Boothe, 2001). Peningkatan Leukosit dan neutrophil pada kucing “Ucyl”, bervariasi dari stress neutrophilia sampai neutrophilia akibat peningkatan kebutuhan jaringan untuk proses fagositosis (peradangan) akibat adanya infeksi sekunder bakteri. Stress menyebabkan pelepasan cortikosteroid yang akan menurunkan perlekatan neutrophil pada dinding pembuluh darah dan emigrasi neutrophil dari darah. Neutrophilia juga terjadi bila, kecepatan emigrasi sel lebih kecil dari kecepatan pelepasan sel dalam sumsum tulang. Pelepasan (release) neutrophil dari sumsum tulang ini dipromosikan oleh plasma factor, yaitu; Lukocytosis-inducing faktor (LIF), konsentrasi LIF meningkat oleh adanya bakteri dan produk toxinnya Leukocytosis. Adanya peningkatan jumlah salah satu tipe leukosit saja (misalnya peningkatan neutrofil) sudah dapat menyebabkan leukosistosis, atau disertai juga peningkatan jumlah komponen sel-sel leukosit yang lain. Peningkatan jumlah neutrofil sering menyebabkan leukositosis, dibanding dengan peningkatan jummlah sel-sel yang lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies hewan terhadap stres, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Haryono, 1993).

Dari berbagai analisa kasus pada kucing Ucyl serta didukung dengan pemeriksaan darah, dapat disimpulkan gangguan pada GI pada kucing Ucyl telah berlanjut pada infeksi/ peradangan yang disebabkan oleh bakteri, sehingga didiagnosa bahwa kucing Ucyl menderita Gastroenteritis.

Leukositosis merupakan peningkatan jumlah leukosit yang melebihi range/kisaran jumlah normal leukosit per mikroliter. Adanya peningkatan jumlah salah satu tipe leukosit saja sudah dapat menyebabkan leukositosis, atau disertai jumlah komponen sel-sel leukosit yang lain. Peningkatan jumlah neutrofil sering menyebabkan leukositois, dibanding dengan peningkatan jumlah sel-sel yang lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies hewan terhadap stress, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Hariono, 1993).

Leukositosis fisiologis. Leukositosis bentuk ini disebabkan oleh proses fisiologis pada hewan dan bukan disebabkan oleh penyakit. Perubahan leukosit pada kondisi ini berkaitan dengan meningkatnya aktivitas otot peningkatan tekanan darah serta dilepaskannya hormon epinephrin dan kortikosteroid. Leukositosis fisiologis hanya bersifat sementara dan keadaannya akan pulih setelah beberapa jam kemudian. Leukositosis fisiologis biasanya dapat terjadi pada keadaan latihan berat, ketakutan, kekhawatiran, kegaduhan, lingkungan baru, handling yang dilakukan oleh orang baru dan rasa sakit pada hewan. Juga terjadi saat kebuntingan dan partus (Hariono, 1993).

Neutrofilia. Peningkatan leukosit dan nutrofil pada gambaran darah kucing “Icut” mungkin terjadi akibat peningkatan kebutuhan jaringan untuk proses fagositosis (peradangan) akibat adanya infeksi sekunder bakteri. Stres juga dapat menyebabkan pelepasan kortikosteroid yang akan menurunkan perlekatan neutrofil pada dinding pembuluh darah dan migrasi neutrofil dari darah. Neutrofilia juga terjadi bila kecepatan migrasi sel lebih kecil daripada kecepatan pelepaan sel dalam sumsum tulang. Pelepasan (release) neutrofil dari sumsum tulang ini dipromosikan oleh plasma faktor, yaitu leukcocytosis-inducing factor (LIF), konsentrasi LIF meningkat oleh adanya bakteri dan produk toksinnya. Peningkatan jumlah neutrofil ini seringkali menyebabkan lukositosis, dibandingkan dengan peningkatan jumlah sel-sel lainnya. Derajat leukositosis dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain respon spesies terhadap stress, jenis infeksi, resistensi hewan dan respon lokalisasi daerah keradangan. Pada dasarnya leukositosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan patologis (Hariono, 1993).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar