PROTOZOA DARAH PADA KELINCI
A. BABESIA MICROTI
Morfologi
Ini adalah spesies Babesi yang kecil. Perkembangan dalam eritrosit terjadi dengan cara pembelahan jadi dua atau pembelahan jadi empat. Cara yang terakhir menghasilkan struktur yang berbentuk silang yang terdiri dari 4 merozoit. Merozoit-merozoit eritrositik mempunyai selaput plasma tunggal, mikronema-mikronema, rhoptir-rhopti, suatu bentuk steroid dan alat golgi. Tidak membentuk deposit-deposit pigmen dalam eritrosit yang diserang.
Gambar Babesia mikroti dalam darah.
Siklus Hidup
Meront membentuk merozoit-merozoit dengan cara endodiogeni atau endopoligeni. Pada yang lain tidak dibentuk merozoit tapi hanya gamont-gamont. Didalam caplak-caplak yang makan pada kelinci yang terinfeksi ada gamont-gamon yang terinfeksi beberapa struktur seperti kepala anak panah yang mempunyai suatu ekor, mikrotubul-mikrotubul dan suatu sitoplasma yang membentuk gamet-gamet. Mikrogamet langsing dan berbentuk gelendong, kira-kira 2 x 0,8 πm. Makrogamet berbentuk sferoid-sferoid yang diameternya kira-kira 2,5 πm. Vektor di eropa adalah l. ricinus sedangkan di Amerika Serikat adalah I. dommini. Penularan terjadi secara stadia ke stadia.
Gambar siklus hidup Babesia sp.
Gejala Klinis
Terjadi perbesaran limpa, demam, berkeringat hebat, mengigil karena kedinginan, miallgia, ertralgiia, sangat lelah dan anemia hemolitik yang ringan sampai sedang. Terjadi parasitemia dan kelelahan selama berninggu-minggu sampai berbulan-bulan.
Diagnosis
Infeksi-Infeksi dapat ditemukan dengan pemeriksaan mikroskopik usapan darah yang telah diwarnai. Golden Hamster yang yang telah dikelurkan limpanya dapat diinokulasi untuk mengisolasi Babesia mikroti dari manusia dan rodensia liar.
Pencegahan dan Pengendalian
Pemusnahan caplak dan pencegahan gigitan caplak. Diberikan obat klindamisin.
B. HEPATOZOON CUNICULI
Morfologi
Mikrogamet membentuk dua sampai empat mikrogamet yang berflagela atau tidak, berflagela dan relatif besar tetapi lebih kecil dari makrogamet.Sporozoit berkembang dalam sporokista.
Siklus Hidup
Caplak yang dalam rongga badannya terdapat sporozoit di makan oleh kelinci ; sporozoit yang bebas sesampai di usus halus kelinci akan menembus dinding usus, masuk ke dalam saluran darah untuk menyebar sampai di limpa, hati, dan sum-sum tulang . Di jaringan tersebut sporozoit akan masuk ke dalam sel-sel jaringan dan berubah sebagai skizon. Setelah melalui perbanyakan sampai beberapa generasi mereka berubah sebagai merozoit yang kemudian memasuki leukosit. Sebagian yang di darah merozoit berubah sebagai gametosit, yang juga disebut gamont dan diisap caplak melalui gigitannya. Selanjutnya gamont mencapai usus caplak. Dalam perkembangan selanjutnya akan terbentuk mikro dan makrogamet yang kemudian kawin dan terbentuk zygot dan menempati rongga badan caplak, sebagai oosista; di dalam oosista terdapat sporoblas dan sporosit yang mengandung 16 merozoit. Kalau caplak di makan anjing, badannya pecah dan terbebaslah sporozoit Hepatozoon yang di dalam darah, disebut gamon terdapat di dalam leukosit berupa bangunan memanjang mirip persegi panjang, dengan ukuran rata-rata 6µ x 3µ yang terbungkus oleh sebuah kapsul.
Gejala Klinis
Oleh infeksi dan perbanyakan skizon dalam darah dan jaringan penderita mengalami demam yang tidak beraturan, lemas anemik, dan kurus. Dalam palpasi dan pemeriksaan pasca mati ditemukan pembesaran limpa(splenomegali). Kadang-kadang penderita juga memperlihatkan paralisis lumbal. Kematian terjadi setelah 4-8 minggu pasca infeksi.
Diagnosis
Diagnosis ditentukan berdasarkan adanya gametosit dalam darah dengan pengecatan HE. Dari cairan aspirasi jaringan limpa atau sum-sum tulang mungkin dapat ditemukan skizon.
Pencegahan dan Pengendalian
Untuk meniadakan organisme ini, sampai saat ini tidak diketahui obat-obatan yang tepat. Meskipun demikian dapat dicoba obat-obatan seperti berikut: Trimethoprim-sulfadiazine, dosis 15mg/kg, diberikan tiap 12 jam, PO; atau Pyrimethamine, dosis 0,25 mg/kg, tiap 24 jam PO atau Clindamycin dosis 10 mg/kg, tiap 8 jam PO; Decoquinate, dosis 10-20 mg/kg diberikan tiap 12jam PO. Disarankan pengobatan suportif dengan berbagai jenis vitamin dan bila mungkin dengan transfuse. Yang sangat perlu dilakukan adalah dengan memotong daur perkembangan Hepatozoon sp dengan jalan pemberantasan caplak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. Babesiosis. indonesiaindonesia.com
Anonimus. 2005. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan - Departemen Kesehatan R.I.
Levine, N. D. 1995. Protozoologi Veteriner. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Seddon.H.R, Albiston.H.R. 1966. Protozoan and Virus Disease. Second edition. Commont of Australia depertement of Health.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar