Spesies ini yang sering disebut chinese liver fluke, terdapat di duktus biliverus dan kadang pada duktuks pankreatikus dan duodenum manusia, anjing, kucing, musang, mink dan badger. Sering terdapat pada bagian timur laut Asia dan Jepang.
Cacing ini pipih, transparant, lebar pada posteriornya, dan meruncing di bagian anteriornya. Testesnya lebih bercabang, kutikulanya berduri pada cacing muda dan halus pada cacing dewasa. Telurnya berukuran 27-35 μ; mempunyai dinding berwarna coklat tebal, dan terdapat struktur internal yamg asimetris yaitu mirasidium. Operkulum terdapat pada satu ujung, dan ujung yang lain mempunyai struktur seperti kait kecil.
Siklus hidup. Telur biasanya menetas segera setelah tertelan hospes intermedier pertama, yaitu salah satu dari bermacam spesies siput air, yaitu dari genus Parafossalurus, Bythinia, Melania dan Vivipara. Di dalam siput, mirasidium berkembang menjadi sporosista yang menghasilkan redia dan selanjutnya akan menghasilkan serkaria yang mempunyai ekor panjang dan tubuh yang memanjang dengan titik mata terpigmentasi. Hospes intermediet kedua adalah ikan-ikan yang termasuk genera Cyprinidae. Setelah keluar dari siput, serkaria berenang untuk menunggu ikan yang sesuai dan penetrasi sebagian atau seluruhnya ke dalam ikan, dan melepaskan ekornya, dan menjadi sista dalam tubuh ikan. Infeksi pada hospes definitif terjadi akibat memakan ikan mentah, yang terinfestasi. Pada beberapa ikan metaserkaria ditemukan dibawah sisik dan hewan yang memakan sisiknya akan terinfeksi, sedangkan manusia yang tidak memakan sisik tidak terinfeksi. Metaserkaria dibebaskan di duodenum hospes definitif dan mencapai liver lewat jalur duktus biliverus. Telur cacing dikeluarkan dari hospes definitif enam belas hari setelah infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar