Senin, 17 Mei 2010

SIKLUS ESTRUS

SIKLUS ESTRUS

Estrus yang dikenal dengan istilah birahi yaitu suatu periode secara psikologis maupun fisiologis pada hewan betina yang bersedia menerima pejantan untuk kopulasi. Siklus estrus dibagi menjadi beberapa fase yang dapat dibedakan dengan jelas yang disebut proestrus, estrus, metestrus dan diestrus (Frandson, 1996).

Estrus merupakan periode seksual yang sangat jelas yang disebabkan oleh tingginya level estradiol, folikel de Graaf membesar dan menjadi matang, uterus berkontraksi dan ovum mengalami perubahan kearah pematangan. Metestrus adalah periode dimana korpus luteum bertambah cepat dari sel-sel graulose folikel yang telah pecah dibawah pengaruh Luteinizing hormone (LH) dari adenohyphophysa. Diestrus adalah periode terlama dalam siklus estrus dimana korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesterone terhadap saluran reproduksi menjadi nyata. Diestrus adalah periode dimana folikel de Graaf bertumbuh dibawah pengaruh follicle stimulating hormone (FSH) dan menghasilkan sejumlah estradiol bertambah.

Siklus birahi pada setiap hewan berbeda antara satu sama lain tergantung dari bangsa, umur, dan spesies (Partodiharjo, 1992). Interval antara timbulnya satu periode berahi ke permulaan periode berikutnya disebut sebagai suatu siklus berahi. Siklus berahi pada dasarnya dibagi menjadi 4 fase atau periode yaitu ; proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus (Marawali, dkk., 2001; Sonjaya, 2005). Berikut ini adalah keadaan korpus luteum dan folikel pada ovarium sapi selama siklus estrus.

Proestrus

Proestrus adalah fase sebelum estrus yaitu periode pada saat folikel de graaf tumbuh di bawah pengaruh FSH dan menghasilkan sejumlah estradiol yang semakin bertambah (Marawali, dkk, 2001). Estradiol meningkatkan jumlah suplai darah ke saluran alat kelamin dan meningkatkan perkembangan estrus, vagina, tuba fallopi, folikel ovarium (Toelihere, 1985).

Fase yang pertama kali dari siklus estrus ini dianggap sebagai fase penumpukan atau pemantapan dimana folikel ovarium yang berisi ovum membesar terutama karena meningkatnya cairan folikel yang berisi cairan estrogenik. Estrogen yang diserap dari folikel ke dalam aliran darah merangsang peningkatam vaskularisasi dan pertumbuhan sel genital dalam persiapan untuk birahi dan kebuntingan yang terjadi (Frandson, 1992).

Pada fase ini akan terlihat perubahan pada alat kelamin luar dan terjadi perubahan-perubahan tingkah laku dimana hewan betina gelisah dan sering mengeluarkan suara-suara yang tidak biasa terdengar (Partodiharjo, 1980).

Estrus

Estrus adalah periode yang ditandai dengan penerimaan pejantan oleh hewan betina untuk berkopulasi. Pada umumnya memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan turun atau hilang sama sekali, menghampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan menungganginya. Menurut Frandson (1992), fase estrus ditandai dengan sapi yang berusaha dinaiki oleh sapi pejantan, keluarnya cairan bening dari vulva dan peningkatan sirkulasi sehingga tampak merah. Pada saat itu, keseimbangan hormon hipofisa bergeser dari FSH ke LH yang mengakibatkan peningkatan LH, hormon ini akan membantu terjadinya ovulasi dan pembentukan korpus luteum yang terlihat pada masa sesudah estrus. Proses ovulasi akan diulang kembali secara teratur setiap jangka waktu yang tetap yaitu satu siklus birahi. Pengamatan birahi pada ternak sebaiknya dilakukan dua kali, yaitu pagi dan sore sehingga adanya birahi dapat teramati dan tidak terlewatkan (Salisbury dan Vandenmark, 1978).

Metestrus

Metestrus ditandai dengan berhentinya puncak estrus dan bekas folikel setelah ovulasi mengecil dan berhentinya pengeluaran lendir (Salisbury dan Vandenmark, 1978). Selama metestrus, rongga yang ditinggalkan oleh pemecahan folikel mulai terisi dengan darah. Darah membentuk struktur yang disebut korpus hemoragikum. Setelah sekitar 5 hari, korpus hemoragikum mulai berubah menjadi jaringan luteal, menghasilkan korpus luteum atau Cl. Fase ini sebagian besar berada dibawah pengaruh progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum (Frandson, 1992). Progesteron menghambat sekeresi FSH oleh pituitari anterior sehingga menghambat pertumbuhan folikel ovarium dan mencegah terjadinya estrus. Pada masa ini terjadi ovulasi, kurang lebih 10-12 jam sesudah estrus, kira-kira 24 sampai 48 jam sesudah birahi.

Diestrus

Diestrus adalah periode terakhir dan terlama pada siklus berahi, korpus luteum menjadi matang dan pengaruh progesteron terhadap saluran reproduksi menjadi nyata (Marawali, dkk, 2001).

OVULASI

Proses ovulasi dapat didefinisikan terlemparnya cairan folikel serta ovum ke rongga peritoneal disekitar inpendibullum oviduk atau tuba uterin. Kebanyakan hewan mamalia, ovulasi sangat berkaitan dengan birahi (estrus) karena absorbsi sejumlah besar estrogen ke dalam aliran darah terjadi sesaat sebelum ovulasi (Frandson, 1996).

Menurut Toelihere (1993) ovulasi didefinisikan sebagai pelepasan ovum dari folikel de Graaf dan secara umum dikenal bahwa ovulasi disimulir oleh LH, tetapi mekanisme yang sebenarnya tidak diketahui, mungkin LH menyebabkan pengendoran dinding folikel sehingga lapisan-lapisan pecah dan melepaskan ovum dan cairan folikel.

Apabila tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum berregresi yang disebut korpus albican. Korpus albican ini dimulai regresi 14-15 hari sesudah estrus. Namun jika terjadi fertilisasi lalu kebuntingan korpus luteum akan terus bertahan selama kebuntingan sebagai korpus luteum kebuntingan yanga menghasilkan hormon progesteron untuk mempertahankan kebuntingan (Toelihere, 1993).

Fisiologi Reproduksi Pada Kuda Betina

Kuda betina memiliki kornua uteri yang kecil, yang bersambung ke korpus uteri yang besar secara hampir tegak lurus sehingga memberi huruf T pada organ kelamin betina tersebut. Kornua uteri memiliki suatu legokan convex yang menhadap ke depan, bawah dan lateral. Cervix kuda lebih pendek dibandingkan dengan sapi dan berbentuk seperti suatu mangkok datar. Struktur cervix lebih sederhana dari pada ungulata. Dinding cervix relatif lebih tipis dan mengandung sangat sedikit jaringan ikat. Canalis cervicalis terbuka selama birahi, dan tertutup selama periode kebuntingan (Toelihere, 1993).

Menurut Frandson (1992) pubertas kuda mulai antara umur 10-24 bulan. Panjangnya waktu antara permulaan suatu periode estrus sampai permulaan periode berikutnya bervariasi pada kuda antara 7-124 hari. Akan tetapi angka yang rata-rata yang dilaporkan oleh banyak peneliti adalah 21 atau 22 hari. Menurut Toelihere (1993) kuda betina dara mencapai dewasa kelamin atau pubertas pada usia 15-18 bulan.

Lamanya estrus pada kuda kira-kira 6 hari dengan masa metestrus 2-3 hari, diestrus sekitar 15 hari dan proestrus 2-3 hari. Ovulasi biasanya terjadi secara spontan menjelang hari terakhir estrus. Kuda dengan lama estrus 1-3 hari hendaknya dikawinkan pada hari pertama setelah terlihat gejala estrus. Kuda dengan lama estrus yang lebih panjang hendaknya dikawinkan pada hari ke-3 atau ke-4 dan diulang lagi 48 sampai 72 jam kemudian (Frandson, 1992 : Toelihere, 1979 : Anonim, 2004).

Beberapa kuda memperlihatkan keinginan kawin yang besar pada awal musim kawin selama periode estrus yang panjang tapi tidak terjadi ovulasi. Kuda-kuda ini mungkin tidak akan subur sampai periode estrusnya menjadi lebih pendek dan lebih teratur. Kuda-kuda lain mungkin hanya mengalami birahi tenang atau silent heat dimana terjadi ovulasi tapi tidak memperlihatkan keinginan untuk kawin. Banyak kuda-kuda semacam ini akan dapat bunting apabila saat estrus dapat diidentifikasi melalui palpasi rektal dan dari perubahan-perubahan fisik pad vulva, vagina dan cerviks (Frandson, 1992).

Fisiologi Reproduksi Pada Babi Betina

Babi adalah ternak mamalia yang menghasilkan anak dalam jumlah besar sekaligus dengan interval generasi yang lebih singkat dari pada domba, sapi, kerbau atau kuda. Sifat-sifat tersebut membuat babi sebagai jenis ternak dengan potensi reproduksi yang tinggi untuk produksi ternak komersial (Toelihere, 1993).

Pubertas adalah periode saat organ-organ reproduksi babi pertama kali berfungsi dan menghasilkan telur atau sperma dewasa. Umur saat pubertas dicapai berlainan antara bangsa-bangsa ternak dan juga antara anak babi sekelahiran (Sihombing, 1997). Pubertas terjadi sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut dari folikel-folikel dan pembentukan hormon-hormon ovarial oleh folikel yang matang.

Seekor babi betina mencapai pubertas pada umur 5-8 bulan dan umur rata-rata yang dianjurkan untuk perkawinan pertama adalah 8-10 bulan (Toelihere, 1993). Babi betina yang berahi memperlihatkan suatu respon diam atau sikap kawin yang jelas apabila ditekan punggungnya oleh pejantan. Respon ini sangat bermanfaat dalam deteksi bukan saja permulaan birahi tetapi juga tingkatan birahi karena suatu sikap yang lebih tenang dan kaku diperlihatkan selama pertengahan periode berahi (Toelihere, 1993).

Siklus etrus berlangsung kira-kira 21 hari dan estrus sendiri berlangsung selama 3-5 hari (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Ada empat fase yang jelas dalam siklus berahi babi yaitu:

  1. Proestrus : terjadi sebelum estrus dan terjadi selama 3-4 hari
  2. Estrus : berlangsung selama 2-3 hari dan pada periode tersebut betina memiliki seksual reseptif terhadap pejantan. Periode ini biasanya lebih pendek pada babi dara dibandingkan babi induk. Pada saat estrus akan terjadi ovulasi.
  3. Metestrus: terjadi setelah ovulasi, corpus luteum terbentuk dalam setiap folikel yang pecah dalam waktu 6-8 hari.
  4. Diestrus: adalah waktu inaktivitas yang pendek yang ditandai oleh penghancuran corpus luteum setelah 14 hari dari puncak berahi. Dalam 3-4 hari serombongan folikel baru mulai berkembang dan siklus tadi akan terulang sendiri.

Siklus estrus pada sapi

Pada sapi pubertas bervariasi tergantung bangsa dan tingkat nutrisi. Sapi-sapi Holstein memperlihatkan birahi pertama pada umur rata-rata 37 minggu apabila tingkat nutrisinya baik dan 49 minggu bila nutrisinya sedang, 72 minggu bila tingkat nutrisinya rendah. Periode estrus pada sapi dapat dinyatakan saat dimana sapi beina tetap siap sedia dinaiki oleh betina lain atau pejantan. Periode itu rata-rata 18 jam, kisaran normalnya 12-24 jam. Ovulasi normalnya terjadi kira-kira 10-15 jam setelah berakhirnya estrus. Konsepsi masih dapat terjadi pada sapi yang dikawinkan mulai dari 34 jam sebelum ovulasi sampai menjelang 14 jam setelah ovulasi. Untuk kepentingan IB, sapi-sapi yang nampak birahi pada pagi hari, sebaiknya diinseminasi siang itu juga dan sapi yang nampak birahi sore, hendaknya dikawinkan besok pagi hari.

Estrous1

Gambaran hormon pada siklus estrus sapi

Sumber: http://animalsciences.missouri.edu/reprod/Notes/estrous/estrous.htm

Perdarahan pada vulva sering terjadi pada heifer dan sapi dewasa 1-3 hari setelah berakhirnya estrus. Fenomena tersebut disebut perdarahan metestrus dan apabila perkawinan dilakukan pada saat tersebut konsepsi jarang terjadi.

Siklus estrus pada domba

Pubertas pada domba mulai umur 12 bulan. Domba merupakan contoh nyata untuk hewan-hewan yang mempunyai poliestrus musiman dengan periode anestrus yang panjang diikuti dengan musim kawin yang bervarasi dari 1-20 hari siklus estrus yang berurutan. Panjangnya musim kawin tampak berkaitan dengan keadaan iklim pada saat itu. Pada iklim tertentu periode melahirkan bagi domba terbatas dan akibatnya musim kawin atau musim birahi juga terbatas dengan demikian kelahiran hanya terjadi pada waktu yang memungkinkan.

Lama siklus estrus domba rata-rata 16-17 hari. Siklus yang terlalu panjang atau terlalu pendek cenderung terjadi selama awal atau akhir masa birahi, bukan pada pertengahan birahi. Lama estrus rata-rata 30 jam dengan kisaran 3-84 jam, tetapi kebanyakan domba betina akan siap menerima pejantan selama periode 24-48 jam. Domba-domba pejantan sudah mulai tertarik pada sat proestrus, metestrus, dan estrus, tetapi domba-domba betina baru bisa menerima pejantan hanya periode estrus saja. Ovulasi terjadi pada saat akhir estrus, 2 atau 3 ovulasi dapat terjadi pada estrus yang sama. Saat yang terbaik untuk mengawinkan domba betina adalah pada pertengahan sampai akhir periode estrus.

Siklus estrus pada kuda

Pubertas mulai antara umur 10-24 bulan dengan rata-rata sekitar 18 bulan. Panjang waktu estrus antara permulaan suatu periode estrus sampai permulaan periode berikutnya bervariasi pada kuda antara 7-124 hari. Akan tetapi angka rata-rata yang dilaporkan oleh banyak peneliti adalah 21 atau 22 hari. Rata-rata lamanya siklus estrus pada kuda kira-kira 6 hari, tetapi dimungkinkan juga adanya variasi yang besar. Periode estrus cenderung memendek dalam perubahan musim semi ke musim panas. Periode estrus yang terpendek nampak berkaitan erat dengan baiknya fertilitas. Pada awal musim kawin yaitu Maret dan April, periode estrus cenderung tidak teratur dan panjang, sering juga terjadi tanpa ovulasi. Dari bulan Mei ke Juli periode tersebut memendek dan menjadi lebih teratur, dengan adanya ovulasi sebagai suatu bagian yang normal dan suatu siklus. Kuda dengan periode birahi 1-3 hari hendaknya dikawinkan paa hari pertama. Kuda dengan periode yang lebih panjang hendaknya dikawinkan pada hari k-3 dan ke-4 dan lagi 48-72 jam kemudian. Apabila periode itu lebih lama dari 8-10 hari, sebaiknya ditunggu sampai periode birahi berikutnya. Kuda dengan periode birahi yang pendek dan teratur sepanjang tahun dapat dikawinkan.

Gambaran hormon pada siklus estrus kuda

Estrous2

Adapted from Ginther, O.J. 1992. 2nd Edition

Reproductive Biology of the Mare. p288

Pada awal musim kawin, beberapa kuda memperlihatkan keinginan kawin yang besar selama periode birahi yang panjang, tetapi tidak terjadi ovulasi. Kuda-kuda ini mungkin tidak akan konsepsi sampai periode birahinya menjadi lebih pendek dan teratur. Kuda –kuda lain mungkin hanya mempunyai silent heat atau birahi tenang, dimana terjadi ovulasi tapi tanpa memperlihatkan keinginan untuk kawin.

Gambar vulva kuda yang sedang estrus

Winking of the vulva

Sumber: http://www.extension.org/pages/Teasing_Mares

Siklus birahi pada primata

Manusia dan primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini, ovulasi terjadi setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Pada siklus menstruasi, endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus :

1. Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer)

2. Sebelum estrus folikel-folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya satu yang berisi ovum matang.

3. Folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah, oosit keluar (ovulasi), saat disebut waktu estrus.

4. Kalau oosit dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui.

5. Kalau oosit tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru akan tumbuh lagi, siklus diulangi.

Gambaran hormonal siklus estrus primata dan manusia

Mcycle

Sumber: http://embryology.med.unsw.edu.au/wwwhuman/MCycle/MCycle.htm

Perbedaan siklus menstruasi dengan siklus estrus yaitu:

Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata yang dewasa seksual yang ditandai dengan adanya siklus haid, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Pada siklus astruns, meliputi empat fase yaitu fase diestrus, proestrus, estrus, dan fase metesterus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.

Siklus estrus pada babi

Birahi pada babi berlangsung 2 sampai 3 hari dengan variasi antara 1 sampai 4 hari. suatu batasan yang nyata antara permulaan dan akhir estrus sulit ditentukan karena estrus adalah suatu fenomena yang berlangsung gradual.

Babi betina yang birahi memperlihatkan suatu respon diam atau sikap kawin yang jelas apabila ditekan punggungnya baik oleh pejantan, oleh betina lain atau penunggu ternak. Respon ini sangat bermanfaat dalam deteksi bukan saja permulaan birahi tetapi juga tingkatan birahi karena suatu sikap yang lebih tenang dan kaku diperlihatkan selama pertengahan periode birahi.

Ovulasi terjadi selama estrus pada babi betina dan sebagian besar ova dilepaskan 38 sampai 42 jam sesudah permulaan estrus. Lama proses ovulasi adalah 3,8 jam. Ovulasi terjadi kira-kira 4 jam lebih cepat pada betina yang sudah dikawinkan dibandingkan dengan pada betina yang belum kawin.

Siklus birahi pada babi mencapai 19 sampai 23 hari, rata-rata 21 hari, dan relatif konstan. Estrus terjadi sepanjang tahun. Corpora lutea bertumbuh sempurna dalam waktu 6-8 hari dan, kalau hewan tidak bunting, beregresi kembali pada hari ke 14 sampai ke-16 siklus birahi.

Siklus estrus pada kerbau

Fisiologi reproduksi kerbau betina agak berbeda dari sapi, dan mencapai pubertas pada umur yang lebih tua daripada sapi. Rata-rata dewasa kelamin kerbau betina dicapai pada umur 3 tahun. Di jawa, estrus pertama terlihat pada kerbau lumpur pada umur antara 3 sampai 5 tahun. Kerbau betina adalah ternak produktif selama hidupnya, yang dapat menghasilkan 20 ekor anak dalam waktu 25 tahun.

Kerbau betina memperlihatkan siklus birahi yang normal selama kurang lebih 3 minggu, di Indonesia siklur birahi pada kerbau lumpur berkisar antara 17 dan 29 hari, rata-rata 23,53 hari.

Birahi berlangsung lebih lama pada kerbau daripada sapi, mencapai 24 sampai 36 jam. Pada penelitian lain dicatat lama birahi rata-rata 17,65 jam.

Dari hasil survei yang dilakukan penulis di Sumatera, Jawa, Tana Toraja di Sulawesi Selatan, dan Bali serta observasi selama 3 bulan pada sejumlah kerbau di kampung Maharang desa Prai Karoku Jangga, Sumba Barat pada tahun 1975 terbukti bahwa tanda-tanda birahi dan keinginan kelamin jelas terlihat di siang hari terutama pada waktu pagi sebelum kerbau dikeluarkan dari kandang dan pada sore hari sesudah kembali di kandang dari padang gembalaan. Tanda-tanda birahi yang terlihat adalah diam dinaiki kawannya dan keluar lendir transparan dari vulva. Lendir transparan ini jelas terlihat di sore hari pada waktu hewan istirahat dan berbaring untuk memamah biak di mana perutnya bertumpu di tanah dan tertekan sehingga saluran kelamin ikut tertekan dan terdesak untuk mengeluarkan lendir birahi. Keadaan birahi tersebut berlangsung antara 12 sampai 96 jam, rata-rata 41,84 jam.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004, Fisiologi Reproduksi Ternak 1, Bagian Reproduksi Dan Kebidanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Frandson, R.D., 1992, Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi ke-4, diterjemahkan oleh Srigandono, B dan Praseno, K, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Frandson, R.D., 1996, Anatomi dan Fisiologi Ternak, Edisi ke-7, diterjemahkan oleh Srigandono, B dan Praseno, K, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Marawali, A., M.T. Hine, Burhanuddin, H.L.L. Belli. 2001. Dasar-dasar ilmu reproduksi ternak. Departemen pendidikan nasional direktorat pendidikan tinggi badan kerjasama perguruan tinggi negeri Indonesia timur. Jakarta.

Partodiaharjo, S. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. PT. Mutiara Sumber Widya. Jakarta Lopez, H., L. D. Satter, and M. C. Wiltbank. 2004. Relationship between level of milk production and estrous behavior of lactating dairy cows. Anim. Reprod. Sci. 89:209–223.

Salisbury, R.E. dan W.L. Vandemark. 1985. Fisiologi Reproduksi Dan Inseminasi Buatan Pada Sapi. Edisi terjemahan oleh R. Djanuar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sihombing D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Babi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Sonjaya, H. 2005. Materi Mata Kuliah Ilmu Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Smith. J.B. dan Mangkoewidjojo. S. 1998. Pemeliharaan, Pembiakkan Dan Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis. Universitas Indonesia.

Toelihere, M.R. 1985a. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Toelihere, M.R. 1985b. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa. Bandung.

Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan pada Ternak. Angkasa. Bandung.

1 komentar:

  1. Fastidious response in return of this matter with genuine
    arguments and telling the whole thing regarding that.

    my web blog - 1988 mazda rx7 for sale

    BalasHapus