Rabu, 06 Januari 2010

BOKASHI PUPUK KANDANG

Bahan :

  • Pupuk kandang 800 kg
  • Dedak 50 kg
  • Sekam 150 kg
  • Gula 1/4 atau Molase 1/2 liter
  • EM-4 1 liter
  • Air secukupnya (kadar air 30 - 40 %)

Cara Pembuatan :

  1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air.
  2. Pupuk kandang, sekam dan dedak dicampur secara merata.

  1. Siramkan larutan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata, sampai kandungan air adonan mencapai 30%. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari adonan, dan bila kepalan dilepas maka adonan akan segar.
  2. Adonan digundukkan di atas ubin yang kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung gono selama 3-5 hari.
  3. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC, bukalah karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
  4. Setelah 4 hari, BOKASHI telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

Adapun perlakuannya adalah sebagai berikut: K : Macam pupuk kandang yang terdiri K1 : Pupuk kandang sapi, K2 : Pupuk kandang kambing , K3 : Pupuk kandang ayam; dan M : Macam Starter terdiri M0 : Tanpa starter, M1 : Starter EM-4, M2 : Starter Agri Simba, M3 : Starter Stardec
Dari hasil penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut:
Perlakuan macam pupuk kandang berpengaruh nyata pada peubah berat basah brangkasan, berpengaruh sangat nyata pada peubah tinggi tanaman, diameter tonggkol, dan berpengaruh sangat nyata pada peubah kadar fruktosa, tetapi tidak berpengaruh nyata pada peubah panjang tongkol dan berat tongkol, dan luas daun.
Perlakuan macam starter tidak berpengaruh nyata pada semua peubah (starter EM4, starter Agrisimba dan starter Stardec).
Interaksi antara macam pupuk kandang dan macam starter tidak berpengaruh nyata pada semua macam peubah.
Hasil tertinggi pada peubah diameter tongkol tanpa kelobot pada perlakuan K3M3 (pupuk kandang ayam di komposkan dengan stardec) 4,2 cm, sedang diameter terendah pada perlakuan K1M0 (pupuk kandang sapi tanpa pengomposan) 3,8 cm.
Kadar fruktosa tertinggi dicapai pada perlakuan K3M2 (pupuk kandang ayam yang dikomposkan dengan agri simba) 4,8% per gram.

Kata kunci: Pupuk kandang, Starter, Jagung manis dan Fruktosa.

PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK (EM-5)

Bahan :

Molas / tetes atau gula 100 ml/0.5 ons, EM-4 100 ml, cuka makan / cuka aren 100 ml, alkohol (40%) 100 ml, air cucian beras yang pertama 1000 ml.

Cara membuat :

Kelima bahan dicampur dan dimasukkan ke dalam botol / jirigen yang ada tutupnya. DIkocok setiap pagi dan sore hari. Buka tutup botol / jirigen untuk membebaskan gas yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung. Kurang lebih 15 hari pengocokan dihentikan (setelah tidak ada gas yang terbentuk), biarkan lagi selama 7 hari.

Dosis :

Campurkan EM-4 sebanyak 5-10 ml/liter air. Larutan EM5 sebaiknya disemprotkan pada sore hari menjelang matahari terbenam.

Khasiatnya :

Untuk menekan serangan hama dan penyakit pada tanaman pertanian.


HARGA EM-4

Kemasan

Harga Eceran EM-4

1 / 2 liter

Rp. 9.000.-

1 liter

Rp. 15.000.-

5 liter

Rp. 67.500.-

10 liter

Rp. 125.000.-

TEKNOLOGI PEMBUATAN KOMPOS KOTORAN TERNAK

Akibat penghapusan subsidi pupuk buatan oleh pemerintah menyebabkan harga di pasaran bertambah menjadi hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari harga semula. Hal ini menyebabkan penggunaan pupuk buatan secara nasional mengalami penurunan, khususnya bagi petani yang kurang mampu sehingga akan berdampak negative terhadap peningkatan produksi.

Beranjak dari permasalah tersebut, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Barat telah menemukan dan mengembangkan teknologi ?Pembuatan kompos pupuk kandang sebagai pupuk alternatif menggunakan Trichoderma harzianum?.

Cara Pembuatan

Bahan

  1. Kotoran ternak 1 ton (+ 30 karung)
  2. Urea 2 kg
  3. SP36 3 kg
  4. Kapur 5 kg
  5. Starter Trichoderma 3 kg
  6. Plastik hitam 5 m

Langkah Pembuatan

  1. Siapkan kotoran ternak (sapi atau kerbau) yang akan dijadikan kompos dengan syarat kering (tidak basah oleh urine sapi atau air hujan). Kotoran ternak yang terlalu basah akan mempengaruhi berkembangnya cendawan Trichoderma harzianum sehingga proses perombakan lebih lambat.
  2. Bahan aktifator (Urea, SP36, kapur, pupuk kandang, starter Trichoderma harzianum) diaduk merata dan dibagi atas 4 bagian.
  3. Kotoran ternak ditumpuk setinggi 1x1x1 m lalu dibagi atas 4 bagian, masing-masing setinggi + 25 cm.
  4. Di atas tumpukan kotoran ternak, ditabur bahan aktifator secara merta sebanyak ? bagian.
  5. Gabung tumpukan kotoran ternak menjadi 1 tumpukan sehingga volume tumpukan 1x1x1 m.
  6. Tutp tumpukan dengan plastik hitam anti air agar terlindung dari hujan dan panas matahari.
  7. Lakukan pembalikan tumpukan kotoran ternak setiap 1 minggu dengan menggunakan cangkul. Perlu dijaga, kelembaban tumpukan harus stabil (kelembaban 60-80%) selama proses pengomposan.
  8. Panen kompos pupuk kandang dapat dilakukan setelah 21 hari dengan cara membongkar lalu diayak sehingga dihasilkan kompos yang sempurna.


TEHNIK PEMBUATAN BOKASI

Oleh : Nasir, SP., MBA

Latar Belakang

Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:

- memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman

- memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah

- meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman

- menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik

- meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk

Berdasarkan kenyataan di lapangan, persediaan bahan organik pada lahan pertanian sedikit demi sedikit semakin berkurang. Jika hal tersebut tidak ditambah dan segera diperbaiki oleh petani maka penurunan produksi akan terjadi pada tanaman-tanaman pertanian, seperti padi, palawija dan sayuran.

Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak.

Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten Pandeglang secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan.

Manfaat Bokashi

Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.

Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.

Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi

a. Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang

- Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :

1.

Pupuk kandang

=

300 kg

2.

Dedak

=

50 kg

3.

Sekam padi

=

150 kg

4.

Gula yang telah dicairkan

=

200 ml

5.

EM-4

=

500 ml

6.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya :

    1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
    2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
    3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
    4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
    5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
    6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
    7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
    8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
    9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
    10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
    11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik

b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi

- Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :

1.

Jerami padi yang telah dihaluskan

=

500 kg

2.

Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang

=

300 kg

3.

Dedak halus

=

100 kg

4.

Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa

=

100 kg

5.

Molase/Gula pasir/merah

=

1 liter/250 gr

6.

EM-4

=

1 liter

7.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya:

Membuat larutan gula dan EM-4

1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter

2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata

3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.

Membuat pupuk bokashi

1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata

2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %

3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal

4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm

5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari

6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik

7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan

8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

c. Pembuatan Bokashi Cair

- Bahan-bahan untuk ukuran 200 liter bokashi cair :

1.

Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang

=

30 kg

2.

Molase/Gula pasir/merah

=

1 liter/250 gr

3.

EM-4

=

1 liter

4.

Air secukupnya

- Cara Pembuatannya:

1. Isi drum ukuran 200 liter dengan air setengahnya

2. Pada tempat yang terpisah buat larutan molase sebanyak 1 liter, dengan cara mencampurkan gula putih/merah sebanyak 250 gram dengan air sebanyak 1 liter

3. Masukan molase tadi sebanyak 1 liter bersama EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam drum, kemudian aduk perlahan-lahan hingga rata

4. Masukan pupuk kandang sebanyak 30 kgdan aduk perlahan-lahan hingga ersatu dengan larutan tadi

5. Tambahkan air sebanyak 100 liter hingga drum menjadi penuh, kemudian aduksampai rata dan tutup rapat-rapat

6. Lakukan pengadukan secara perlahansetiap pagi selama 4 hari. Cara pengadukan setiap hari cukup lima putaran saja. Setelah diaduk biarkan air larutan bergerak sampai tenang lalu drum ditutup kembali

7. Setelah 4 hari bokashi cair EM-4 siap untuk digunakan.

Catatan:

* Bila tidak ada molase, setiap macam gula dapat digunakan sebagai penggantinya. Beberapa bahan pengganti tersebut adalah nira tebu gula, sari (juice) buah-buahan,dan air buangan industri alkohol

* Jumah kandungan air adalah merupakan petunjuk. Jumlah air yang perluditambahkan tergantung pada kandungan air bahan yang digunakan. Jumlah air yang paling sesuai adalah jumlah air yang diperlukan membuat bahan-bahan basah tetapi tidak sampai berlebihan dan terbuang.

Penggunaan Pupuk Bokashi untuk Padi, Palawija dan Sayuran

Bahan bokashi sangat banyak terdapat di sekitar lahan pertanian, seperti misalny jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam padi, sebuk gergaji, dan lain-lain.

Semua bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme frmentasi dalam kondisi semi anaerobik pada suhu 40-500 C. Hasil fermentasi bahan organik berupa senyawa organik mudah diserap oleh perakaran tanaman.

a. Cara penggunaan secara umum :

- 3-4 genggam bokasi (150-200 gram) untuk setiap mtr persegi tanah disebar marata diatas permukaan tanah. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.

- Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada tanah tegalan. Pada tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan tanah.

- Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam.

- Untuk tanaman buah-buahan, bokasi diebar merata dipermukaan tanah/perakaran tanaman dan siramkan 3-4 cc EM-4 perliter air setiap minggu sekali.

b. Cara penggunaan secara khusus :

- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan pertanian juga banyak digunakan pada tanah swahkarena ketersediaan bahan yang cukup.

- Bokashi jerami dan bokashi pupuk kandang baik dipakai untuk pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil.

- Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan buah-buahan.

PEMBUATAN KOMPOS

Kompos merupakan hasil perombakan bahan organik oleh mikrobia dengan hasil akhir berupa kompos yang memiliki nisbah C/N yang rendah. Bahan yang ideal untuk dikomposkan memiliki nisbah C/N sekitar 30, sedangkan kompos yang dihasilkan memiliki nisbah C/N <>

Pengomposan pada dasarnya merupakan upaya mengaktifkan kegiatan mikrobia agar mampu mempercepat proses dekomposisi bahan organik. Yang dimaksud mikrobia disini bakteri, fungi dan jasad renik lainnya. Bahan organik disini merupakan bahan untuk baku kompos ialah jerami, sampah kota, limbah pertanian, kotoran hewan/ ternak dan sebagainya. Cara pembuatan kompos bermacam-macam tergantung: keadaan tempat pembuatan, buaday orang, mutu yang diinginkan, jumlah kompos yang dibutuhkan, macam bahan yang tersedia dan selera si pembuat.

Yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan ialah:

a) Kelembaban timbunan bahan kompos. Kegiatan dan kehidu­pan mikrobia sangat dipengaruhi oleh kelembaban yang cukup, tidak terlalu kering maupun basah atau tergenang.

b) Aerasi timbunan. Aerasi berhubungan erat dengan ke­lengasan. Apabila terlalu anaerob mikrobia yang hidup hanya mikrobia anaerob saja, mikrobia aerob mati atau terhambat pertumbuhannya. Sedangkan bila terlalu aerob udara bebas masuk ke dalam timbunan bahan yang dikompos­kan umumnya menyebabkan hilangnya nitrogen relatif banyak karena menguap berupa NH3.

c) Temperatur harus dijaga tidak terlampau tinggi (maksimum 60 0C). Selama pengomposan selalu timbul panas sehingga bahan organik yang dikomposkan temparaturnya naik; bahkan sering temperatur mencampai 60 0C. Pada temperatur tersebut mikrobia mati atau sedikit sekali yang hidup. Untuk menurun­kan temperatur umumnya dilakukan pembalikan timbunan bakal kompos.

d) Suasana. Proses pengomposan kebanyakan menghasilkan asam-asam organik, sehingga menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai dampak netralisasi kemasaman.

e) Netralisasi kemasaman sering dilakukan dengan menambah bahan pengapuran misalnya kapur, dolomit atau abu. Pemberian abu tidak hanya menetralisasi tetapi juga menambah hara Ca, K dan Mg dalam kompos yang dibuat.

f) Kadang-kadang untuk mempercepat dan meningkatkan kuali­tas kompos, timbunan diberi pupuk yang mengandung hara terutama P. Perkembangan mikrobia yang cepat memerlukan hara lain termasuk P. Sebetulnya P disediakan untuk mikrobia sehingga perkembangannya dan kegiatannya menjadi lebih cepat. Pemberian hara ini juga meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan karena kadar P dalam kompos lebih tinggi dari biasa, karena residu P sukar tercuci dan tidak menguap.

Cara praktis pembuatan bokashi jerami - pupuk kandang

Pembuatan kompos sebaiknya dikerjakan: (1). dalam bangunan yang memiliki lantai rata, keras dan bebas dari genangan air, serta adanya atap yang melindungi dari terik matahari dan hujan, (2). dekat dengan sumber bahan organik: jerami, pupuk kandang, sampah, sekam, dedak dll., (3). dekat dengan sumber air, dan (4). transportasi mudah. Alat yang diperlukan: Garuk atau cangkul, Pemotong rumput atau sabit, Gembor, Ember, Cetakan kayu dan Karung atau plastik.

Bahan

1. Jerami dicacah halus 3- 5 cm : 500 kg

2. Pupuk kandang : 500 kg

3. EM-4 : 500 mL

4. Gula pasir : 250 g

Cara pembuatan:

1. Larutan EM-4. Masukkan 20 mL EM-4 + 10 g gula pasir + air bersih 1.000 mL ke dalam jerigen tertutup rapat, digojok merata dan difermentasikan selama 24 jam.

2. Jerami + pupuk kandang dicampur merata di atas lantai.

3. Tambahkan larutan EM-4 ke kemudian diaduk merata sehingga kadar lengas dalam adukan tersebut sekitar 30%. Ambil segenggam bakal kompos tersebut, jika diperas air mulai menetes.

4. Buat gundukan setinggi 60 cm, tutupi dengan karung goni.

5. Setiap 2 hari gundukan tersebut diperiksa, jika temperatur > 50 oC gundukan harus dibongkar dan dianginkan. Setelah dingin buat gundukan kembali, tutup dengan karung goni. Jika terlalu kering tambahkan larutan EM-4.

6. Setelah 3 minggu gundukan dibongkar. Kompos diayak dengan saringan kasa 2 cm. Bahan yang tidak lolos saring dikomposkan kembali.

Penggunaan bokashi

Takaran penggunaan secara umum 2 kg/m2. Begitu sampai di lahan kompos harus segera dicampur merata dengan tanah. Kompos yang tidak segera digunakan dapat disimpan. Kompos terlebih dahulu dikering anginkan, kemudian dimasukkan dalam karung plastik yang kedap air dan berwarna gelap. Karung tersebut disimpan ditempat yang kering, terlindung dari hujan dan cahaya matahari langsung.

Pembuatan Bokashi

Kontribusi dari Sani

Thursday, 14 June 2007

Terakhir diperbaharui Wednesday, 23 January 2008

TEKNIK PEMBUATAN

PUPUK ORGANIK BOKASHI

Bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami,

sampah organik, pupuk kandang dan lain-lain) dengan teknologi EM4 yang dapat

digunakan sebagai pupuk organik untuk

menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanah dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam

beberapa hari

dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk

Cara Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang

Bahan-bahan :

·

Pupuk kandang : 300 Kg

·

Dedak : 50

Kg

·

Sekam :

150 Kg

·

Larutan gula/molase : 200 ml/20

sdm

·

EM4 :

500 ml/50 sdm

·

Air secukupnya.

Cara Pembuatan :

http://www.bbpp-lembang.info BBPP Lembang! Dihasilkan: 7 February, 2008, 12:22

·

Larutkan EM4 dan Gula kedalam air

·

Pupuk kandang, sekam, dan dedak dicampur secara merata

· Siramkan EM4 secara perlahan-lahan kedalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%

Bila

adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes

dan bila kepalan tangan dilepas

maka adonan mudah pecah (megar).

·

Adonan digundukan diatas ubin yang kering, dengan ketinggian minimal 15 -

20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni

selama 4 - 7 hari

·

Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 500C. Bila suhunya

lebih dari 500C, turunkan suhunya dengan cara dibolak-balik,

kemudian tutup kembali dengan karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan

bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukkan. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali.

·

Setelah 4 - 7 hari

bokashi telah selesai terfermentasi dan

siap digunakan sebagai pupuk organik.

Website BBPP Lembang

Kwantitatif :
Dihasilkannya 27 ton HMT silase ( untuk pakan 10 ekor sapi berat 300
kg selama 6 bulan )
Kwalitatif :
? Dikuasainya teknik pembuatan HMT silase dengan baik dan benar,
? Dipahaminya disain dan tata letak pola peternakan terpadu di halaman
rumah peternak yang menerapkan teknologi silase untuk pakan sapinya.
? Perguliran dana IPTEKDA sudah akan mulai dilakukan pada awal tahun
2001 s/d akhir tahun 2003 dalam bentuk :
-Pengembangan industri kecil pakan ternak ( yang diawali dengan
industri Hijauan Makanan Ternak silase daun jagung dan pucuk tebu )
-Pengembangan industri jasa pembuatan hijauan ternak awetan (jasa pengolahan limbah daun jagung dan pucuk tebu di lokasi perkebunan milik pekebun )
-Pengembangan industri peternakan rakyat terpadu ( industri jasa
pembuatan HMT silase di halaman peternak, dan jasa pembangunan
kandang sapi dan silo/kolam tempat proses silase / pemeliharaan ikan
dengan disain dan tata letak BPPT)
-Semua jenis industri ini merupakan kerjasama BPPT
(I) dengan Pesantren Al Husna
(II) dengan pembagian keuntungan untuk dana bergulir 40 (I) : 60 (II)

Lama Kegiatan : 7 (tujuh) bulan
Penanggung Jawab : Dir. Tek. Lingkungan
Koordinator : Ir. Tusy A. Adibroto, Msi
Peneliti Utama : Drh. Diah Asri E., M.Kes
Sumber Dana :Iptekda 2000 : Rp. 92.000.000
Realisasi : Rp. 3169779
KERJASAMA :Pondok Pesantren Beji, Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung

Salah satu cara membuat pakan yang diawetkan adalah dalam bentuk silase yang tahan dalam waktu bulanan. Membuat silase, sepintas memang cukup mudah karena bahan-bahan yang berasal dari sisa rumput-rumputan dan tanaman lain, misalnya jagung, tinggal diberi dedak, sedikit pupuk urea, serta campuran pemanis dari gula yang dicairkan, lalu disimpan di tempat yang terlindung.

Kenapa dibuat Silase Komplit

Dikarenakan sebagian besar pakan sapi mengandung serat yang tinggi,
pengolahan bentuk silase memiliki beberapa keunggulan. Silase merupakan hijauan
yang diawetkan dengan cara fermentasi dalam kondisi kadar air yang tinggi (40-80 persen).
Keunggulan pakan yang dibuat silase adalah pakan awet (tahan lama), tidak
memerlukan proses pengeringan, meminimalkan kerusakan zat makanan/gizi akibat
pemanasan serta mengandung asam-asam organik yang berfungsi menjaga
keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen (perut) sapi. Konsep teknologi
silase yang dikembangkan selama ini masih bersifat silase tunggal (single silage) dan
proses pembuatannya dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Dalam praktek di
lapangan, konsep silase ini cukup terkendala karena selain meminta tempat simpan
(pemeraman) yang cukup vakum juga silase yang dihasilkan jika diberikan ke ternak
hanya memenuhi 30-40 persen kebutuhan nutrisi ternak.

Berbeda dengan silase tunggal, silase komplit memiliki beberapa keunggulan.
1) Lebih mudah dalam pembuatannya karena tidak perlu memerlukan tempat
pemeraman yang an-aerob, cukup dengan semi aerob. 2) Kandungan gizi yang
dihasilkan juga lebih tinggi, dapat memenuhi 70-90 persen kebutuhan gizi ternak sapi.
3) Memiliki sifat organoleptis (bau harum, asam) sehingga lebih disukai ternak (palatable).
Teknik Pembuatan Silase Komplit

Prinsip pembuatan pakan komplit dalam bentuk silase ini seperti proses
fermentasi pada umumnya. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari 3 kelompok
bahan yakni kelompok bahan pakan hijauan, kelompok bahan pakan konsentrat dan
kelompok bahan pakan aditif. Bahan pakan hijauan disini dapat berupa bahan pakan
dari hijauan makanan ternak (HMT) seperti rumput
gajah (Pennisetum purpureum), rumput kolonjono (Panicum muticum), Tanaman Jagung (Zea mays) dan rumput-rumput
lainnya. Selain dari HMT, limbah-limbah dari sisa panen seperti jermai padi, jerami
kedelai juga dapat digunakan. Bahan pakan ini sebagai sember serat utama.
Kelompok bahan pakan konsentrat dapat berupa dedak padi/bekatul, onggok
(ampas tapioka), ampas sagu, ampas tahu dan lain-lain.

Bahan pakan konsentrat ini selain untuk memperbaiki kandungan nutrisi dari
pakan yang dihasilkan juga berfungsi sebagai substrat penopang proses fermentasi
(ensilase). Kelompok ketiga adalah bahan-bahan aditif. Bahan aditif disini dapat terdiri
dari campuran urea, mineral, tetes dan lain-lain.

Rasio dari ketiga kelompok bahan tadi dapat mengacu pada formula 7:2:1 atau
6:3:1 berturut-turut untuk Hijauan: Konsentrat:Aditif yang didasarkan pada persentase
berat. Pencampuran dilakukan dengan urutan komponen bahan aditif dicampur dulu
dengan konsentrat selanjutnya dicampurkan ke hijauan. Jika kondisi hijauan atau
limbah petanian agak kering maka diperlukan tambahan air sehingga kadar air
campuran mencapai + 40 persen.
Persedian Musim Kemarau

Sering dijumpai kasus ’kanibalisme’ sapi yakni sapi ’makan’ sapi. Hal ini terjadi
karena kondisi persediaan pakan terutama di daerah yang tidak punya banyak
tanaman HMT-nya. Pembuatan silase komplit dapat dijadikan salah satu cara untuk
mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau sekaligus memperbaiki kualitas gizi
pakan ternak. Pada kondisi hijauan melimpah di musim penghujan, bahan pakan
hijauan baik berupa HMT maupun sisa tanaman pangan diperam dengan penambahan
bahan konsentrat akan dapat tahan sampai 4-8 bulan. Persediaan pakan ini bisa
digunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak musim kemarau. Paling tidak dengan
menerapkan teknologi ini dapat memberikan solusi pemenuhan pakan di musim
kemarau sekaligus dapat mempertahankan kualitas asupan gizi untuk ternak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar