Rabu, 06 Januari 2010

MERPATI (Columba livia)

Ø MERPATI (Columba livia)

· Taksonomi

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Aves

Ordo : Columbiformes

Family : Columbidae

Genus : Columba

Spesies : Columba livia

· Melalui domestikasi silang, columba livia berkembang menjadi berbagai macam merpati domestik (columba domestica) yang dikenal sebagai merpati jinak. Kemudian berkembang menjadi merpati balap, mepati potong dan merpati hias.

(Sutejo)

· Data Biologis Merpati

Umur dewasa : 4 – 6 bulan

Umur disapih : 1 bulan

Umur bulu tumbuh sempurna : 1 bulan

Umur produktif : 1 bulan

Jumlah telur : 2 butir

Massa produktif : 5 tahun

Telur pertama : 7 – 11 hari setelah kawin

Banyak reproduksi dalam 1 hari : 10 kali

Lama pengeraman : 17 hari

· Kandang

Kandang untuk merpati tidak mengikat dari segi bentuk, bahan dan ukurannya tergantung dari selera peternak. Kandang merpati memerlukan ventilasi yang baik, bebas dari hama pengganggu dan dapat melindungi hewan dari cuaca buruk. Berdasarkan cara pemeliharaan, kandang dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Kandang sistem pasang

2. Kandang sistem voliere

3. Kandang sistem diumbar

· Pakan

Makanan merpati biasanya dalam bentuk butiran atau biji – bijian, makanan pokok berupa jagung pipilan dengan butiran kecil, selain itu dapat juga diberikan gabah/beras, kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.

Merpati merupakan unggas tidak tahan haus, sehingga air harus tersedia tiap saat, air minum harus bersih, segar dan tidak tercemar. Serta pemeberian vitamin harus tetap diberikan bersama mineral yang lain. Kebutuhan gizi dapat juga dipenuhi dengan memberikan campuran dari kulit kerang, batu kapur, tepung tulang dan garam yang ditumbuk halus atau disebut dengan gril.

(Diah Kusumawati)

· Penyakit pada merpati :

1. Pullorum (Berak Putih)

Penyebab : Salmonella Pullorum

Cara Penyebaran : terutama lewat telur dan tinja

Gejala : depresi, anoreksia, acuh, jengger pucat dan mencret

2. Salmonellosis

Penyebab : Salmonella typhimurium

Cara Penyebaran : melalui telur dan makanan tercemar

Gejala : depresi progresif, kepala direndahkan, mata tertutup, sayap menggantung dan bulu kasar

Diagnosis : Isolasi organisme dari tinja, darah, hati atau limpha

Pengendalian : kelompok hewan terinfeksi dibinasakan, makanan dan alat tidur disterilkan

3. Pernapasan Kronik (Chronic Respiratory Disease – CRD)

Penyebab : Mycoplasma gallisepticum

Cara Penyebaran : sentuhan dengan hewan carier, debu udara dan telur

Gejala : ngorok, leleran hidung, batuk, anoreksia dan BB turun

4. Kolera Unggas

Penyebab : Pasteurella multocsida

Gejala : jengger dan pial kebiru – biruan, lesu, ngorok, anoreksia, leleran hidung kental dan kadang mencret

5. Koksidiosis

Penyebab : Eimeria tenella, Eimeria necatrix

Cara Penyebaran : melalui sanitasi yang tidak baik

Gejala : kurus progresif, pertumbuhan terhambat dan kematian mendadak

Diagnosis : dengan menemukan oosista dalam tinja

6. Aflatoksikosis

Penyebab : Aspergillus flavus

Cara Penyebaran : bahan maanan yang tidak dikeringkan dengan baik

Gejala : lemah, sayap menggantung, bulu kasar dan anoreksia

Pencegahan : pemberian makanan kualitas tinggi dan disimpan dalam keadaan kering

(Soesanto, 1988)


Ø Metode :

1. Handling dan Restrain

Handling

Pegang merpati.

Jari tengah dan telunjuk menjepit kedua kaki merpati.

Ibu jari menjepit ekor

2. Penimbangan (Berat Badan)

Handling merpati

Ikat kaki dan sayapnya terlebih dahulu agar merpati tidak terbang pada saat ditimbang

Lihat dan catat hasil timbangan

3. Sexing

Handling

Bedakan antara ikan jantan dan betina menggunakan beberapa keterangan sebagai berikut

JANTAN

BETINA

1. Berat badan lebih besar

1. Berat badan lebih ringan

2. Kloaka dan bagian perut lebih tumpul

2. Kloaka dan perut bagian lebih runcing

3. Rongga tulang pelvis lebih sempit & kaku

3. Rongga tulang pelvis lebih lebar & lentur

4. Bulu lebih mengkilat & suara bervariasi

4. Penyuntikan

a. Sub Cutan (S.C)

Pada kulit longgar di bagian punggung

Merpati dipegang yang benar (handling)

Spet diisi dengan bahan perlakuan (Cairan giemza)

Pada kulit longgar di bagian punggung sedikit dicubit

Bahan perlakuan disuntikkan perlahan pada kulit longgar di bagian punggung tersebut

b. Intra Muscular (I.M)

Pada musculus yang tebal (M. Bicep Femoris dan M. Pectorales)

Merpati dipegang yang benar (handling)

Spet diisi dengan bahan perlakuan (Cairan giemza)

Tusukkan jarum 45 derajat pada tengah – tengah paha (M.Bicep Femoris)

Tusukkan jarum 45 derajat di bagian dada (M.Pectorales)

Bahan perlakuan disuntikkan perlahan

c. Intra Peritonial (I.P)

Di sebelah kanan/kiri ujung karina sterni atau di umbilikalis kanan/kiri

Merpati dipegang yang benar (handling)

Spet diisi dengan bahan perlakuan (Cairan giemza)

Tusukkan jarum tegak lurus pada umbilikalis kanan/kiri sampai masuk rongga peritonial atau di sebelah kanan/kiri ujung karina sterni

Bahan perlakuan disuntikkan perlahan

5. Pengambilan Darah

a. Vena Brachialis

Daerah V. Brachialis tersebut diolesi alkohol 70%

Bulu dibersihkan/dicabuti

Aliran darah dibendung dengnn menekan pangkal sayap

Jarum dimasukkan lewat tepi hingga akhirnya sampai ke vena

Ambil darah

b. Intra Cardiaca (I.C)

Pengambilan darah pada Jantung dengan Anastesi terlebih dahulu

Merpati dipegang yang benar (handling)

Merpati dianastesi

Setelah merpati lemas kemudian raba dadanya untuk menemukan denyut jantung tepat didaerah costae ke 3 – 4 atau tengah – tengah clavicula

Tusukkan jarum secara tegak lurus

Setelah jarum terlihat berdetak (goyang – goyang), ambil darah

Darah ditampung

c. V. Jugularis, V. Cephalica, V. Tarsalis (Jarang dilakukan pada merpati)

6. Anastesi

· Suntik

- Halotan

- Metoksifluran

- Ketamin HCl dosis 15-20 mg/ kg BB

· Inhalasi

Kapas dibasahi dengan chloroform

Masukan kapas kedalam corong

Masukan kepala merpati kedalam corong

Tunggu beberapa saat

7. Euthanasi

· Anastetika dosis lebih

· Chloroform

Prosedur :

Kapas dibasahi dengan chloroform

Masukan kapas kedalam corong

Masukan kepala merpati kedalam corong

Tunggu beberapa saat

· Dislokasi cervical

Prosedur :

Leher kearah cranial digenggam dengan tangan

Leher kearah caudal digenggam dengan tangan yang lain

Tarik secara bersamaan, leher hingga kepala ke arah cranial dan leher hingga ekor kearah caudal

· Dekapitasi

· Emboli Jantung

Prosedur :

Mengisi spet dengan CO2 atau udara

Tusukkan tepat ke Jantung

Suntikkan udara (CO2) tersebut

8. Nekropsi

Bangkai dibasahi dengan air agar bulu tidak beterbangan

Bangkai dibaringkan rebah dorsal, buat irisan pada kulit dibagian medial paha dan abdomen pd kedua sisi tubuh. Tarik paha kelateral, teruskan irisan sampai persendian coxo-femoris terlepas dari caput femoralis

Irisan dilanjutkan melintang pada kulit didaerah abdomen, tarik ke bagian anterior dan irisan diteruskan ke daerah thorax sampai mandibula. Irisan pada kulit diteruskan ke posterior didaerah abdomen

Irisan melintang pada dinding peritonium diujung sternum (Processus xiphoideus) dibuat kearah lateral

Irisan longitudinal dilakukan diderah abdomen melalui linea mediana ke arah posterior samapi daerah kloaka sehingga membuka cavum abdominalis

Irisan longitudinal melalui M. Pectoralis pada kedua sisi sternum sepanjang persendian costocondral. Pada bagian anterior, irisan pada kedua sisi thorax harus bertemu pada daerah pintu rongga dada setelah memotong tulang coracoid dan clavicul, sehingga akan membuka rongga dada

Periksa kantong udara, ada tidaknya cairan eksudat/transudat, organ-organ dicavum abdominalis dan cavum thoracalis

Ambil sampel organ, masukkan kedalam formalin 10%


A. PEMBAHASAN

1. Handling dan Restrain

Handling

Memegang merpati dengan jari tengah dan jari telunjuk menjepit kedua kaki merpati kemudian ibu jari menjepit ekor. Pada intinya, metode handling sebaiknya disesuaikan dengan individu yang memegang (senyaman mungkin)

2. Penimbangan (Berat Badan)

Bertujuan untuk menentukan dosis obat dan pemberian pakan

BB Merpati = 300 gram (Belum Dewasa)

BB Merpati Dewasa Jantan = 600-700 gram

Sebelum ditimbang, merpati dimasukkan ke dalam plastik agar merpati tidak bergerak dan tidak terbang.

3. Sexing

Jenis Kelamin Merpati = (Jantan)

Karena setelah diraba rongga tulang pelvisnya terasa sempit dan runcing, jika betina setelah diraba rongga tulang pelvisnya terasa lebar dan lentur

4. Penyuntikan

· S.C

Menggunakan spet kecil (tubercullin) berisi cairan giemza pada daerah punggung. Menggunakan cairan giemza karena cairan tersebut apabila disuntikkan tidak memberikan efek yang negatif pada organ yang disuntikkan atau tidak mengiritan organ dalam, sebelum disuntikkan diolesi alkohol 70% terlebih dahulu

· I.M

Menggunakan spet kecil (tubercullin) berisi cairan giemza pada M. Bicep Femoris (Paha belakang) dan M. Pectorales (Dada). Sebelum disuntikkan diolesi alkohol 70% terlebih dahulu

· I.P

Menggunakan spet kecil (tuberculin) berisi cairan giemza pada daerah umbilikalis kanan dan kiri atau di sebelah kanan/kiri ujung karina sterni (bergantian). Sebelum disuntikkan diolesi alkohol 70% terlebih dahulu

5. Pengambilan Darah

· V. Brachialis

Tidak berhasil dilakukan Daerah Ossa. Radius-Ulna atau daerah V. Brachialis diolesi alkohol, kemudian bulu dicabuti agar tidak mengganggu lokasi pengambilan darah. Vena ditekan dengan tujuan untuk membendung aliran darah dan sedikit disentil. Setelah arteri terlihat membesar, jarum dimasukkan dalam vena melalui tepi hingga akhirnya bertemu dengan aliran vena kemudian ambil darah

· Jantung (I.C)

Tidak berhasil dilakukan karena kesulitan menemukan letak cor

6. Anastesi

· Inhalasi

Pada praktikum kali ini tidak dilakukan. Tetapi biasanya menggunakan Chloroform yang diteteskan pada kapas dan dimasukkan dalam corong kemudian dihirupkan pada merpati hingga lemas.

7. Euthanasi

Memasukkan CO2 ke dalam jantung dengan menggunakan spuit (emboli udara).

8. Nekropsi

· Anatomi kasar

· Setelah di nekropsi, semua jaringan/organ terlihat normal, kecuali jantung. Jantung dibungkus oleh suatu cairan (hidropericarditis). Pada nekropsi juga terlihat adanya testis sehingga menguatkan bahwa merpati yang digunakan dalam praktikum kali berkelamin jantan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar