Kamis, 14 Januari 2010

ABNORMALITAS UTERUS

Uterus

Uterus merupakan organ reproduksi betina yang terletak di antara oviduct dan cervic. Organ ini berfungsi untuk memelihara fetus. Bentuk dari organ ini bisa bermacam-macam tergantung pada speciesnya. Uterus kambing secara normal bertipe bicornu. Uterus dapat berubah ukuran menjadi lebih besar jika suatu species sudah parnah pregnancy dan atau parturisi.

Uterus normal dibagi menjadi 3 lapis: endometrium, myometrium, dan perimetrium. Endometrium merupakan lapisan paling dalam yang berhubungan dengan lumen uterus. Bagian ini merupakan bagian tunika mukosa yang terdiri atas epitelium kolumner simpleks dan glandula uterina yang mensekresikan mukus. Pada bagian ini juga terdapat vaskularisasi pembuluh darah. Lapisan kedua setelah endometrium yaitu myometrium, bagian ini merupakan lapisan muskularis, yang terdiri atas jaringan otot polos yang tersusun sirkuler dan longitudinal, serta pembuluh-pembuluh darah. Lapisan yang ketiga yaitu perimetrium,lapisan ini merupakan lapisan paling luar dari uterus, terdiri atas jaringan ikat.

Dalam keadaan nonactif, misalnya pada saat tidak bunting atau melahirkan, uterus biasanya dalam kondisi bebas dari penyakit, sebagian besar dari ketidaknormalan berhubungan dengan adanya proses reproduksi aktif. Beberapa penyakit busa terjadi pada uterus, dan yang harus lebih diperhatikan adalah jika terjadi keradangan.

§ Metritis

Radang secara keseluruhan pada uterus disebut metritis, dimana kejadian lebih sering menyerang hanya pada bagian mukosa yang disebut endometritis. Tubercolusis dan radang granulomatosa mungkin bisa menyebar sampai ke uterus. Tubercolusis pada uterus atau tuberculometritis, membentuk sejumlah tubercles kecil-kecil yang meyebar pada jaringan ikat dan septa intermuscular endometrium. Penyakit ini biasanya merupakan metastasis hematogenous dari infeksi primer pada organ lain.

§ Septic Metritis

Septic metritis merupakan radang uterus yang sangat menyakitkan dan fatal terjadi pada seluruh uterus yang biasanya terjadi mengikuti proses parturisi. Infeksi bisa terjadi melalui kontaminasi alat-alat atau tangan operator saat membantu kelahiran yang sulit sehingga agen infeksi masuk ke cavitas uterus. Uterus post partus merupakan tempat yang sangat baik untuk perttumbuhan mikroorganisme dimana terjadi dekomposing sisa-sisa materi fetus dan cairan protein yang masih tertinggal, yang merupakan nutrisi yang sangat bagus untuk pertumbuhan bakteri.hal ini diperparah dengan adanya bekas-bekas luka pada dinding uterus post partus. Bakteri-bakteri yang biasanya menginfeksi yaitu bakteri staphylococcus dan sterptococcus dengan pathogenitas tinggi atau bisa juga bakteri pyogenes lain. Radang yang dimbulkan biasanya bersifat supuratif. Sebagian kecil bisa juga terjadi infeksi oleh bakteri tetanus, malignant edema, atau blackleg yang mengakibatkan penyakit lokal atau general. Kejadian infeksi ini tidak begitu banyak menimbulkan exudat namun toxin dari bakteri-bakteri ini dapat menimbulkan kematian dan juga dapat menimbulkan nekrosis. Banyak sterptococcus juga menghasilkan toxin yang bersiofat nekrotic, sehingga kerusakan dinding uterus diikuti dengan radang dan pendarahan bisa terjadi bersama-sama. Jika kelahiran terjadi secara cepat membran fetus dapat tetap menempel pada plasentom yang membengkak.

Microscopis

Dinding uterus terlihat exudat serosa dan purulent akut pada beberapa lapisannya, exudat serosa biasanya terjadi pada kasus-kasus akut. Pada infeksi kronis banyak terdapat netrofil dan lymphosit. Lapias epitel mengalami ruptur dan kelenjar-kelenjar berisi mucus. Ini sangat menarik dimana radang menjadi fibrinosa. Permukaan peritoneal uterus, seperti permukaan peritoneal lain cendereung bisa berkembang menjadi radang fibrinosa, tetapi hampir semua proses ini terjadi jika infeksi dimulai dari sisi peritoneal. Periode akhir dari metritis fatal lebih sering diikuti dengan dispersi septikemik ke seluruh tubuh dari pada perluasan infeksi langsung melalui serosa yang berhubungan dengan peritoneum. Oleh karena itu jarang terjadi perforasi mekanis sebagai hasil kecelakaan proses bedah.

Formasi thrombus pada vena yang nekrosis merupakan suatu komplikasi yang dapat menyebabkan pathologist veteriner mengambil diagnosa penyakit pada organ lain yang menyebabkan kematian, jika tidak dilakukan pemeriksaan yang lebih lengkap.

Ini tidak dapat disimpulkan,bagaimanapun septic metritis ini sangat fatal. Saat ini agaen agaen terapeutic sudah banyak tersedia yang diharapkan dapat mencegah kejadian ini. Pada kasus kesembuhan terjadi secara bertahap, dan endometritis purulenta kronis kadang-kadang terjadi.

§ Pyometra

Selama proses kebuntingan, exudat tidak mudah dikeluarkan dari lumen uterus pada hewan berkaki empat. Berat dan tekanan exudat yang konstan dalam lumen uterus kadang-kadang menyebabkan distensi bertahap pada lumen atau mempengaruhi involusi normal pada lumen bahakan jika hewan baru saja melahirkan. Hasilnya beberapa hari setelah melahirkan terjadilah pyometra, suatu kondisi di mana uterus sangat tegang dan penuh berisi pus. Pus ini biasanya berwarna crem muda. Dinding uterus biasanya hanya mengalami radang ringan saja.

Pyometra pada hewan ternak biasanya terjadi setelah mengukuti dan involusi tak sempurna.

§ Endometritis

Seperti dikatakan sebelumnya endometritis merupakan suatu radang pada lapisan mukosa uterus,endometrium. Ini biasanya terjadi pada kasus yang lebih parah, terjadi pada saat pots partus, metritis, di mana kasus ini merupakan tipe purulent. Endometritis catharral seringterjadi pada sapi tanpa didalui proses pregnancy maupun parturisi. Oorganisme penyebab biasanya berupa bakteri pyogen yang lebih lemah, Trichomonas foetus, dan Vibryo fetus. Keberadaan mikroorganisme ini mungkin sangat sulit dimengerti tapi infeksi dapat terjadi setelah post partus, coitus, manuver terapetic, atau setelah inseminasi buatan. Tiadki sedikit kasus disebabkan oleh iritasi chemical dalam bentuk pemberian antiseptic yang digunakan dengan tujuan terapetik namun diberikan dengan konsentrasi yang tinggi pada membran mukosa uterus maupun cervic.

Perubahan yang terlihat dalam endometrium tidak jelas baik secara mikroskopis atau makroskopis. Gejala terlihat sekresi mucus yang berlebihan dalam rumen dengan atau tanpa hiperemi, dan secara mikroskopis terlihat adanya infiltrasi lymphosit, plasma sel dan leukosit-leukosit lain; kondisi ini jarang terlihat.

Efek prinsipal endometritis catharalis adalah kegagalan konsepsi. Spermatozoa tidak dapat bertahan dalam kondisi uterus yang toxic akibat adanya exudat, dan ovum walaupun bisa terbuahi akan mati. Tidak ada kerusakan yang signifikan yang dapat mengganggu kesehatan secara umum dibandingkan dengan kerusakan yang terjadi akibat endometritis tipe catharral. Tanda-tanda klinis ini dapat digunakan untuk diagnosa pada semua species namun endometritis catharralis sangat prinsipal pada sapi.

§ Perimetritis

Inflamasi pada lapisan serosa dan sub serosa uterus seperti pada fibrosa retroperitoneal, dapat terjadi tanpa penyebarab pada lapisan muscularis atau mucosa. Ini biasa terjadi akibat adanya perluasan peritonitis namun dapat juga sebagai akibat dari proses distokia yang menyebabkan terjadinya penetrasi luka pada daerah perforasi uterus. Penyebab biasanya adalah agen-agen infeksius.

§ Placentitis

Infeksi pada plasenta dapat menyebabkan abortus secara cepat, namun pada beberapa kasus infeksi berkembang terlebih dahulu menjadi radang tanpa diikuti dengan expulsi fetus. Pada manusia, sipilis meninggalkan tanda yang karakteristik pada vili korion, dan tuberkolusis biasanya terlokalisasi di sana untuk memproduksi reaksi granulomatosa. Penemuan tubercles di uterus bukan nmerupakan suatu kejadian yang aneh pada kebanyakan sapi fdan ruminan yang mempunyai resistensi lebih rendah dari pada hewan domestik lainnya, sehingga uterus yang terinfeksi tubercolusis biasanya terjadi abortus sebelum tubercles berkembang maksimal.

§ Abortus

Abortus biasanya didefinisikan sebagai expulsi fetus yang mati sebelum dewasa. Pada referensi manusia aborsi diartikan sebagai expulsi fetus atau embryo yang mati sebelum dewasa karena tidak mampu berkembang di lingkungan di luar uterus.

§ Congenital Anomali

Cervic dan uterus kadang-kadang berkembang di bawah kondisi anomali pada beberapa hewan. Suatu segmental aplasia pada uterus dan cervic pernah dilaporkan terjadi pda sapi dan kuda poni. Anomali ini muncul pada hewan sebagai bentuk penyakit herediter pada sapi yaitu pada gen resesif tunggal yang berikatan dengan gen determinan white coat colour, dimana anomali ini sering terjadi pada hewan berkulit putih. Struktur anatomi dari kelainan ini yaitu dengan ovarium dan oviduk yang normal disertai dengan cornu uteri yang berkembang tidak sempurna diman uterus berisi cairan yang menghalagi komunikasi dengan cervic. Cervic mengalami hipoplastik seperti pada vagina. Uterus menempel pada cervic dengan dua pertautan tanpa lumen. Kelainan ini diperkirakan terjadi kerena ketidaksempurnaan perkembangan duktus muleri pada fase embryonik.

§ Tumor Uterus dan Cervic

Kasus ini jarang terjadi pada hewan domestic. Jarangnya laporan adanya kasus fibroma, myoma, adenocarcinoma corpus uteri dan squamus sel carcinoma pada cervic cukup untuk memberikan informasi bahwa kasus-kasus ini terjadi di hewan domestik dan hewan liar seperti pada manusia. Adenocarcinoma pada uterus sapi, sering terjadi metastasis pulmonaris, dapat dilihat melalui pemeriksaan daging


Paru-paru

Paru-paru dapat dibagi dalam dua bagian besar yaitu susunan bronchial yang bersama dengan pembuluh-pembuluh darah berada di dalam jaringan ikat dan alveoli. Fungsi utamanya ialah pertukaran zat asam dan karbondioksida. Paru-paru gampang diserang oleh penyakit oleh karena di dalamnya mengalir banyak darah. Kebanyakan perubahan-perubahan pada pulmo dapat didiagnosa secara makroskopik. Setelah dikeluarkaaan dari rongga pleura maka dapat dilihat ada tidaknya cairan di dalam rongga dada(cairan bening, keruh, nanah, darah, dan sebagainya). Pleura normal kelihatan licin, mengkilat, lembab, tembus cahaya. Seseudah diletakkan di meja seksi maka dapt dilihat keadaan pengempisannya. Pada edema pulmonum pulmo sangat besar dan pleuranya terlihat tegang dan bidang sayatannya keluar banyak cairan. Juga pada emphysema pulmonum dan radang paru terlihat jelek pengempisannya. Saat bronchus dibuka biasa ditemukan lendir (hewan tua karena bronchitis menahun) juga cairan berbusa. Pada hewan sembelih sring ditemukan beku darah di dalam bronchus dan trachea. Pada pneumoni akut kelenjar pulmo membengkak. Untuk hewan tua kelenjar kelihatan hitam(antrakosis). Pada tuberkulosis ditemukan perkejuan dan pengapuran didalamnya.

Beberapa perubahan patologi pada pulmo :

a. atelektasis

atelektasis berarti bahwa sebagian atau eluruh pulmo kehilangan volume(menggepeng) dan berubah warna. Hal ini disebabkan oleh karena alveoli di daerah pulmo tidak berisi hawa.

b. emphysema

emfisema pulmo ialah penambahan volume atau pembesaran pulmo yang ditimbulkan oleh karena terisi banyak hawa.

c. gangguan peredaran darah

hiperemi aktif terlihat sebagai taraf permulaan pneumonia akut sedangkan hiperemi pasif di dalam pulmo disebabkan oleh penyakit jantung, tekanan intra abdominal bertambah, hiperemi satu lobus.

d. kongesti karena hipostasis

disebabkan oleh kelemahan jantung.

e. edema pulmo

pada keadaan ini terlihat penimbunan cairan di dalam alveoli bronchi dan jaringan interlobuler pulmo.

f. perdarahan paru-paru

sebab perdarahan antara lain trauma, kerusakan pembuluh darah oleh nekrosa, pernanahan, septicemie hemoragica, antraks.

g. emboli

di dalam paru-paru, kuman, sel tumor, gas, jaringan mati yang berasal dari bagian lain badan dapat membuat embolus.

h. trombosa

trombus ditemulan paaada percabangan arteri pulmonalis pada penyakit septikemik.

i. infark paru-paru

hal ini sangat jarang, namun bilaa daya jantung berkurang maka darah tertimbun di muka trombus dan terjadilah infark.

j. pneumoni

secara mikroskopik terlihat perubahan yang utama di sekitar bronchi dan bronchioli sebagai hiperplasi dan penyebukan sel berinti bundar.

(A.A. RESSANG, 1984)

3 komentar:

  1. wah bagus sekali... :)
    Trim's atas sharingnya
    kunjungi saya ya... di http://bidanku.web.id

    BalasHapus
  2. iya...terima kasih atas kunjunganya......
    kalo bisa ada saranya ...agar lebih bagus.....
    iya tar tak kunjungi....

    BalasHapus