Rabu, 06 Januari 2010

C E S T O D A

C E S T O D A

Cestoda dibagi menjadi dua klass : COTYLODA dan EUCESTODA. Klas Cotyloda terdiri bari 6 Ordo tetapi yang dibahas hanya 4 Ordo, merupakan parasit penting pada ikan baik stadium plerosercoid maupun dewasanya, dimana Diphyllobothrium dan Spirometra merupakan spesies yang berparasit pada manusia, anjing dan kucing. Klas Eucestoda (True cestoda) terdiri dari 15 Ordo, tetapi hanya 7 Ordo yang penting dan berparasit pada manusia, hewan dan ikan.

KLASIFIKASI

PHYLUM : PLATYHELMINTHES

CLAS : EUCESTODA

ORDO :

1.

Anoplocephalidea

a. Fam: Anoplocephaliae

genus: Anoplocephala

Paranoplocephala

Moniezia

Cittotaenia

Bertiella

b. Fam: Thysanosomidae

genus : Avitellina

Stilesia

Thysanosoma

Thyzaniezia

c.Fam: Linstoeiidae

genus : Inermicapsifer

Atriotaenia

2.

3.

Dilepididea

a. Fam : Dilepididae

genus: Amoebotaenia

b. Fam : Dilepidiidae

genus: Chanotaenia

Dipyllidium

Diplopylidium

Jojeuxiella

Metroliasthenes

Taeniidea

Fam: Taeniidae

Genus : Taenia

Echinococcus

4

Davaineidea

Fam: Davaineidae

genus: Davainea

Raillietina

Cotognia

Houttuynia

5.

Hymenolepididea

a. Fam: Hymenolepididae

genus: Hymenolopis

Diorchis

b. Fam: Fimbriariidae

genus: Fimbriaria

6.

Mesocestoididea

Fam: Mesocestoididae

genus: Mesocestoides

Mesogina

7.

Proteocephalidea

Fam: Proteocephalidae

genus: Proteocephalus

CLAS : COTYLODA

ORDO:

1.

Diphyllidea

Fam: Dipyllobothriidae

Genus: Diphyllobothrium

Diplogonoporus

Spirometra

Ligula

Schistocephalus

2.

Pseudophyllidea

a. Fam: Triaenophoridae

genus: Triaenophorus

b. Fam: Amphicotylidae

genus: Eubothrium

3.

Spathebothridea

Fam: Cyathocephallidea

Genus: Cyathocephalus

4.

Caryophyllidea

a. Fam: Caryophyllaeidae

genus: Caryophyllaeus

b. Fam: Lytocestidae

genus: Khawia Hsii

MORFOLOGI

a

Cestoda merupakan endoparasit ( semua cestoda bersifat parasit), Hermaprodit, Tubuh pipih dorso-ventral, memanjang seperti pita, bersegmen-segmen, tidak memiliki : rongga tubuh, saluran pencernakan, sistem sirkulasi. Panjang beberapa mm sampai dengan beberapa meter dan secara umum tubuh cestoda dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: kepala/scolex, collum/leher dan bagian tubuh/stobila yang terdiri dari banyak segmen. (Gambar 1).

c

b

Gambar 1. Morfologi cacing Cestoda (a. bagian scolex, b. bagian leher/collum dan c. bagian tubuh/strobila yang terdiri dari segmen-segmen).

q Tubuh terdiri dari:

Kepala /skoleks : berfungsi untuk melekat ( biasanya membulat)

Pada EUCESTODA biasanya mempunyai 4 SUCKER (ACETABULUM) yang dapat dilengkapi dengan kait. Pada bagian Skoleks dapat juga dijumpai adanya ROSTELLUM (Penonjolan/moncong) yang sering dilengkapi dengan kait.

Pada COTYLODA tidak mempunyai organ melekat seperti halnya EUCESTODA (ACETABULUM) tatapi mempunyai BOTHRIA (Celah panjang dan sempit serta berotot lemah).

Leher : Tidak bersegmen, sesudah scoleks melanjut ke leher.

Tubuh/badan/strobila:

Terdiri dari segmen-segmen (Proglottid) yang dipisahkan oleh garis-garis transversal, tiap-tiap proglotid biasanya mengandung 1 atau 2 set organ reproduksi.

Proglottid: dibentuk mulai dari leher yang makin menjahui scoleks semakin dewasa/masak. Dikenal tiga macam proglotid, yaitu proglottid muda, dewasa/masak (organ reproduksi berkembang dan berfungsi sempurna) dan proglotid gravid (penuh telur, organ reproduksi mengalami degenerasi). Pada banyak cacing pita, telur tidak dikeluarkan tetapi mengumpul di proglotid gravid, selanjutnya proglotid ini lepas dan keluar bersama feses. Pada EUCESTODA proglotid-proglotid jelas terpisah tetapi pada COTYLODA tidak jelas (pembentukannya sama-sama dalam satu waktu, contoh: pada plerocercoid yang tidak bersegmen). Berdasarkan lepasnya proglotd, cestoda dibagi menjadi :

1. Apolytic Cestoda : melepaskan segmen gravid.

2. Anapolytic Cestoda : tetap membawa segmen gravid selama hdp.

3. Euapolytic Cestoda : Segmen dilepas waktu hamper gravid.

4. Hyperapolytic Cestoda: segmen dilepas jauh sebelum gravid dan bebas di usus hospes.

5. Pseudoapolytic Cestoda: telur keluar lewat porus uterus kemudian segmen dilepas dalam kelompok dan degenerasi (Ex: pada COTYLODA).

q Tegument tersusun dan berfungsi untuk mengabsorbsi makanan.

q Sistema ekskresi : sistema nephridia dengan flame cell dan canalis efferent (biasanya dua saluran disisi yang berhubungan di skoleks), kantung ekskretorius ada di segmen terakhir.

q CNS : di skoleks terdiri dari cincin syaraf dan 2 ganglia syaraf lateral dimana 6 cabang syaraf menuju ke posterior dan dijumpai syaraf dorsal dan syaraf ventral masing-masing sepasang.

q Sistema Reproduksi (lihat Gambar 2,3 dan 4).

a) Sistem reproduksi Jantan :

Biasanya berkembang lebih dahulu (Protandry/Androgyny). Testis dapat 1 (biasanya banyak dan tersebar) kemudian berlanjut ke vasa efferentia

Vas deferens Cirrus (dikelilingi kantong cirrus). Porus genitalis jantan dan betina berdekatan di sinus genitalis di lateral atau ventral proglotid. Fertilisasi dapat terjadi sendiri dalam satu proglotid atau cross (diantara proglotid).

b). Sistem reproduksi betina:

Ovarium : biasnya berlobus 2, berlanjut ke Oviduct Ootype yang dikelilingi oleh glandula Mehlis vagina (berbentuk tubulus) mempunyai vesucula seminalis dan berakhir di porus genitalis betina.

Gld.Vitellaria : merupakan gld. Kuning telur, biasanya kompak (pada EUCESTODA) atau follikuler (pada COTYLODA).

Uterus : dari Ootipe akan melanjut ke Uterus, yang pada COTYLODA uterus ini membuka keluar tempat dimana telur keluar sedangkan pada EUCESTODA uterus ini buntu dan bentuknya bermacam-macam setelah berisi telur, misalnya:

- bentuk uterus menjadi bercabang-cabang ke lateral (Ex: Taenia).

- uterus berdegenerasi dan telur sendiri-sendiri/berkelompok terletak dalam proglotid.

- Sebelum berdegenerasi uterus membentuk Egg capsul (kapsul telur) yang melindungi sekelompok telur (Ex: Dipyllidium caninum) atau terbentuk paruterin organ (Ex: Familia: Thysanosomidae).

Gambar 2. Sistem reproduksi Taenia spp. Mempunyai 1 set alat kelamin dengan uterus tertutup (buntu). (Roberts and Janovy, 2000. Foundations of Parasitology).

Gambar 3. Sistem reproduksi Diphyllobothrium latum. Mempunyai 1 set alat kelamin dengan uterus terbuka sebagai porus uterus (Roberts and Janovy, 2000. Foundations of Parasitology)

Gambar 4.Sistem reproduksi Dipylidium caninum. Mempunyai 2 set alat kelamin dengan porus genitalis terletak pada samping proglotid.

q Telur

Waktu keluar, dapat berembrio atau belum berembrio. Telur yang berembrio mengandung ONCOSPHERE (bentuk membulat/oval, simetris bilateral, dilengkapi dengan tiga pasang kait). Ada 4 bungkus embrio yaitu: capsula, bungkus luar, bungkus dalam, membrane oncosphheral (lihat Gambar 5). Pada EUCESTODA telur tidak beroperkulum, sedangkan pada COTYLODA telur dilengkapi dengan operculum.

Gambar 5. Perkembangan telur cacing cestoda dan lapisan pembungkusnya.

Capsula: dapat berkebang buruk (ex: Hymenolepis) atau tidak ditemukan pada telur di feses (ex: Taenia), dapat juga tebal dan beroperkulum (ex: Ordo Diphyllidea), atau tipis dan tidak beroperkulum (ex: Ordo Proteocephalidea).

Bungkus luar: mengelilingi oncosphere dengan sitoplasma.

Bungkus dalam: embryophore muncul dari bungkus dalam, pada Ordo Pseudophyllidea dan Diphyllidea embryophore ini seluler dan bersilia sehingga disebut Coracidium, sedang pada Taenia tebal dan berkerut-kerut.

Membrana oncospheral: membrane tipis dibawah embryophore yang mengelilingi oncosphere.

SIKLUS HIDUP

Secara umum cestoda memiliki siklus hidup tidak langsung dan membutuhkan 1 atau lebih hospes intermedier kecuali Hymenolepis nana yang memiliki siklus hidup secara langsung (lihat gambar siklus hidup).

Cacing dewasa (hospes definitif) Telur hospes intermedier (vertebrate/invertebrate) berkembang menjadi stadium infektif/stadium larva (METACESTODA) selanjutnya termakan oleh hospes definitif, scolex keluar dan menempel di mukosa usus menjadi cacing dewasa dan mengulangi siklusnya. Beberapa variasi didalam siklus hidup cacing cestoda dapat dilihat pada Gambar 7.

METACESTODA

Stadium infektif dari cacing cestoda disebut Metacestoda yang memiliki bentuk dan istilah yang berbeda-beda tergantung dari spesies cacing dewasanya (lihat gambar stadium METACESTODA) Gambar 6.

klas COTYLODA memiliki stadium METACESTODA :

  1. Procercoid

Stadium metacestoda yang pertama pada Pseudophyllidea dan Diphyllidea dengan cirri tubuh padat, mempunyai cercomer di posterior.

  1. Plerocercoid

Biasa ditemukan pada hospes intermedier ke-2 dengan cirri tubuh padat, memanjang dan mempunyai scolex seperti dewasa (ex: D. latum). Pada beberapa cestoda (ex: Schistocephalus) organ genital telah berkembang.

Klas EUCESTODA memiliki stadium METACESTODA:

  1. Cysticercoid

Metacestoda yang memiliki 1 scolex yang terbentuk tidak dalam cekungan dan kemudian mengkerut menjadi gelembung kecil tanpa rongga (ex: D. cacinum).

  1. Cysticercus

Metacestoda dengan 1 scolex dalam cekungan dan menggelembung atau dalam kantong yang berisi cairan (ex: Taenia saginata).

  1. Strobilocercus

Metacestoda dengan 1 scolex tidak dalam cekungan, dihubungkan ke kantung oleh suatu strobila yang panjang (ex: Taenia taeniaeformis).

  1. Coenurus

Metacestoda dengan gelembung yang besar mengandung cairan dengan sejumlah scolex dalam cekungan yang menempel pada dinding (ex: Taenia multiceps).

  1. Hydatid

Metacestoda dengan gelembung yang besar mengandung cairan dimana terbentuk kista baru (anak gelembung) dan scolex berkembang disitu (ex: Echinococcus granulosus).

Gambar 6 : Berbagai bentuk stadium Metacestoda dari cacing Cestoda.

Tabel 1. Beberapa perbedaan antara klas Eucestoda dan Cotyloda

No.

Eucestoda

Cotyloda

1.

Scolex

Acetabullum

Bothria

2.

Batas antar proglotid

Jelas

Tidak jelas

3.

Gld. Vittelaria

Kompak/berlobus

Folikuler

4.

Uterus

Buntu

Terbuka (porus uterus)

5.

Telur

Tidak beroperkulum

Beroperkulum

6.

Metacestoda

Cysticrcoid

Cysticercus

Strobilocercus

Coenurus

Hydatida

Procercoid

Plerocercoid

Gambar 7. Siklus hidup cacing Cestoda secara garis besar, dengan berbagai macam variasinya.

CLASS : EUCESTODA

ORDO: ANOPLOCEPHALIDEA

Cestoda dalam klas dan Ordo ini tidak memiliki rostelum/kait, memiliki lebar proglotid >panjang proglotid, mempunyai 1 atau 2 set alat kelamin, porus genitalis terletak di tepi segmen. Telur memiliki 3 bungkus, biasanya berbentuk seperti buah apokat, pada satu sisinya terdapat penonjolan berkait (Pyriform apparatus).

FAM. ANOPLOCEPHALIDAE

Karasteristik dari Familia ini pada masing-masing genus cacing dapat dilihat pada Gambar 8.

GENUS: Anoplocephala

SIKLUS HIDUP:

Hospes intermedier adalah tungau Oribatidae, di dalam tungau menjadi stadium infektif Cysticercoid 2 –4 bulan sesudah infeksi. Hospes definitif terinfeksi karena makan tungau bersama-sama tumbuh-tumbuhan dan di dalam usus h.d. cacing menjadi dewasa 4 – 6 minggu.

a. A. perfoliata

Terdapat di dalam usus halus dan usus besar kuda dan keledai, tersebar di seluruh dunia dan merupakan cacing pita yang paling sering ditemukan pada kuda. Cacing dewasa memiliki ukuran 5-8 cm x 1,2 cm. Scolex Ф 2-3 mm dan dilengkapi dengan cuping di belakang masing-masing sucker. Lebar proglotid > panjang proglotid dengan 1 set alat kelamin. Telur Ф 65-85 μm.

b. A. magna

Terdapat pada usus halus – jejunum kuda dan keledai (jarang di lambung),

memiliki ukuran 80 x 2,5 cm, Scolex Ф 4-6 mm tanpa cuping, Telur Ф : 50 – 60 μ.

GENUS : Paranoplocephala

Paranoplocephala mamillana

Terdapat pada usus halus, kadang-kadang pada lambung kuda, memiliki ukuran 6-50 mm x 4-6 mm.

Tabel 2. Karasteristik dari Familia Anoplocephalidae yang berparasit pada hewan vertebrate.

GENUS : Moniezia

SIKLUS HIDUP: (Lihat Gambar 9)

Telur dan proglotid keluar bersama tinja, proglotid dapat termakan oleh burung sehingga dapat menyebarkan infeksi. Stadium infektif (Cysticercoid) berkembang di tungau Oribatidae dan terbrntuk (+ 4 bulan). Hosper definitif terinfeksi karena makan tungau bersama tumbuh-tumbuhan. Cacing ini memiliki periode prepaten selama 37-40 hari.

a. Moniezia expansa

Terdapat pada usus halus domba, kambing, sapi dan ruminansia lain; memliki ukuran 600 cm x 1,6 cm. Scolex 0,36 - 0,8 mm, sucker menunjol tidak ada rostelum dan kait, lebar proglotid > panjang proglotid memiliki 2 set alat kelamin dimana porus genitalis terletak di tep dari proglotid. Ovarium dan glandula vitelaria membentuk cincin pada setiap sisi di median canalis ekskretorius. Testis tersebar dengan glandula interproglotida ada di sepanjang lebar proglotid. Telur memiliki bentuk segitida, dengan pyriform apparatus dengan Ø 56 – 67 μm.

b. Moniezia benedini

Terdapat pada sapi, ruminansia, memiliki ukuran lebih lebar disbanding dengan M. expanza s/d 2,5 cm, glandula interproglotida terangkai pendek, telur segi empat memiliki diameter 75 μm.

Gambar 8. Siklus hidup Moniezia expansa

GENUS : Cittotaenia

SIKLUS HIDUP:

Genus ini memiliki siklus hidup yang hampir sama dengan cestoda dalam famili Anoplocephalidae, memiliki hospes perantara dari golongan tungau Oribatidae.

a. Cittotaenia ctenoides

Terdapat dalam usus halus kelinci di Eropa, dapat tumbuh dan memiliki ukuran 80 cm x 1 cm, scolex memiliki diameter 0,5 mm, memiliki leher pendek, lebar proglotid > panjang proglotid dengan 2 set alat kelamin. Telur memliki diameter 64 μm dan memiliki pyriform apparatus.

b. Cittotaenia denticulate

Juga dilaporkan pada kelinci di Eropa, tidak mempunyai leher, scolex memiliki diameter 0,8 mm.

c. Cittotaenia pectinata

Ditemukan pada kelinci di Eropa, Asia dan Amerika, memiliki leher dengan scolex berdiameter 0,25 mm.

GENUS : Bertiella

a. Bertiella studeri

Parasit pada usus halus pada bergagai primate (kera rhesus, baboons, gibbons, chimpanzes ssb) dan kadang-kadang ditemukan pada manusia di Afrika, Asia, Indonesia, Philipina.

b. Bertiella mucronata

Ditemukan pada sejenis kera di Amerika selatan, cacing dewasa mempunyai ukuran 15-45 cm. Setiap proglotid mempunyai 1 set alat kelamin , letak porus genitalis di sisi proglotid berganti-ganti tidak teratur. Telur mempunyai ukuran 36-60 μm dan mempunyai pyriform apparatus yang berkembang dengan baik. Hospes perantara adalah tungau Oribatidae dan hospes definitive terinfeksi karena secara tidak sengaja memakan tungau. Infeksi parasit ini tidak menunjukkan gejala klinis atau lesi. Diagnosis dengan menemukan adanya proglotid atau telur cacing ini dalam feses.

FAM. THYSANOSOMIDAE

Cacing pada familia ini memiliki ciri-ciri bahwa uterus gravid tidak nampak selanjutnya diganti dengan par uterine organ / capsule.

GENUS : Avitellina

Avitellina centripunctata , A. chalmersi, A. goughi, A. tatia

Terdapat pada domba, kambing dan ruminansia lain (lokasi di Usus halus), memiliki ukuran 3m x 3mm dengan bagian ujung posterior silindris. Proglotid pendek dengan segmentasi tidak jelas, mempunyai 1 set alat kelamin, letak porus genitalis berganti tidak teratur, par uterine organ berdinding tebal, telur dalam kapsul dengan ukuran 21-45 μm dan tidak memiliki pyriform apparatus (lihat Gambar 9).

SIKLUS HIDUP:

Psocid/ kutu ( kutu buku, kutu debu ) dapat bertidak sebagai hospes intermedier dari cacing ini.

Gambar 9.

GENUS : Stilesia

a). S. hepatica

Pada ductus biliverus domba, kambing, sapi, ruminansia, ukuran 20 – 50

cm x 3 mm, sucer menonjol, leher lebar, proglotid pendek, mempunyai 1 set alat kelamin , letak porus genitalis berganti tidak teratur. Uterus panjang berbentuk seperti halter (lihat Gambar 10). Telur dengan par uterine organ masing –masing berisi 30 telur. Telur ovoid 26 x 16-19 μm. Hospes intermedier golongan tungau oribatidae.

b). S. globipunctata

Pada usus halus kambing, domba, sapi dan ruminansia lainnya, memiliki ukuran 45 – 60 cm x 2 – 5 mm. Dalam siklus hidupnya membutuhkan H.i : tungau dan psocid (kutu).

Gambar 10.

GENUS : Thysanosoma

Thysanosoma actinoides

Ditemukan pada ductus biliverus, ductus pancreaticus dan usus halus domba, sapi, menjangan. Cacing ini sering disebut cacing pita berjumbai karena terdapat jumbai pada bagian posterior dari masing-masing proglotid (lihat Gambar 11). Memiliki ukuran 15 –30 cm x 8mm, scolex 1,5 mm dengan segmen pendek. Memiliki 2 set alat kelamin, dengan testis terletak di median. Telur dengan beberapa par uterine organ (masing-masing 6-12 telur).

Gambar 11. Proglotig dari Thysanosoma actinoides. Terlihat adanya jumbai pada proglotid.

SIKLUS HIDUP:

Telur mengandung oncosphere dimakan psocid, kemudian di dalam psocid berkembang menjadi stadium infektif cysticercoid selanjutnya secara tidak langsung termakan domba/ sapi.

GENUS : Thysaniezia (Helictometra)

Thysaniezia giardi

Ditemukan pada usus halus domba, kambing, sapi, ukuran 200 cm x 12 mm, segmen pendek, memiliki 1 set alat kelamin (jarang 2) dengan letak porus genitalis berganti-ganti tidak teratur. Testis terletak di lateral dari canalis exretorius (lihat Gambar 12). Tepi cacing tidak rata karena kantong cirrus meninjol keluar.

Gambar 12. Proglotid dewasa cacing Thyzaniezia giardi

FAM. LINSTOWIIDAE

Familia ini memiliki cirri: uterus gravid dengan kapsula telur

GENUS : Inermicapsifer

Ditemukan pada sejenis rodensia (pernah ditemukan pada manusia).

Spesies : I. Madagascariensis dan I. Cubensis

GENUS : Atriotaenia

Atriotaenia procyonis

Ditemukan pada mustelid dan procyonid di Amerika, dalam siklus hidupnya memerlukan hi: kumbang.

ORDO : DAVAINEIDEA

Cacing dalam ordo ini memiliki rostelum yang dilengkapi dengan kait dandapat ditarik ke dalam, sucker biasanya berkait, biasanya memiliki 1 set alat kelamin. Secara umum berparasit pada Fowl/ Poultry.

Banyak cacing pita yang menginfeksi unggas dan burung liar, infeksi yang disebabkan oleh cacing pita pada unggas biasanya akan menurun dengan menejemen yang baik karena dengan menejemen yang baik h.i dapat dikontrol sehingga penularan ke ayam lain dapat kurangi.

FAM. DAVAINEIDAE

GENUS : Davainea

Davainea proglottina

Ditemukan pada duodenum ayam, burung dara dan unggas lain diseluruh dunia, cacing ini termasuk mikroskopik (0,5 – 3 mm) dengan hanya terdiri dari 4 – 9 proglotid. Rostellum dan sacker berkait, 1 set alat kelamin dengan letak porus genitalis berganti tidak teratur. Telur memiliki ukuran 28 – 40 μm,sendiri-sendiri dalam kapsul di proglotid gravid.

SIKLUS HIDUP: (lihat Gambar 10)

Proglotid gravid dijumpai di tinja pada sore/ malam hari, telur menetas setelah di telan molusca, di dalam molusca berkembang menjadi cysticercoid (+ 3 mg) kemudian termakan ayam/ unggas lain dan menjadi dewasa 14 hari.

GENUS : Raillietina

Genus ini ada kurang lebih 200 spesies cacing yang berparasit terutama pada unggas.

a). Raillietina tetragona (Siklus hidup: lihat Gambar)

Terdapat pada usus halus ½ posterior dari ayam, ayam mutiara, burung dara, dan unggas lain. Caicng ini tersebar di seluruh dunia, termasuk cacing pita yang besar pada unggas (25 cm). Scolex lebih kecil disbanding dengan Raeillietina echinobothridia , rostelum memiliki 1 atau 2 baris kait, sucker oval dan berkait. Porus genitalis unilateral, telur dalam kapsul masing-masing 6 – 12 telur. Cysticercoid di semut (h.i), periode prepaten 13 hari – 3 minggu.

b). Raillietina echinobothridia (Siklus hidup: lihat gambar)

Ditemukan pada ayam dan kalkun di seluruh dunia. Bentuk dan besar cacing mirip R. tetragona, tetapi rostellum berkait 2 baris dan jumlah kait lebih banyak dengan sucker membulat. Dalam siklus hidupnya memerlukan semut sebagai h.i dan didalam semut menjadi stadium infektif cysticercoid , dengan periode prepaten 20 hari.

c). Raillietina cesticillus

Ditemukan pada ayam, memiliki ukuran 4 – 15 cm, scolex besar dengan rostellum lebar terdapat 400 – 500 kait kecil, sucker tidak menonjol dan tidak berkait. Telur Ø75 – 88 μdalam kapsul sendiri-sendiri. Dalam siklus hidupnya memerlukan h.i kumbang dengan periode prepaten pada ayam 20 hari.

d). Raillietina georgiensis

Ditemukan pada kalkun, memiliki ukuran 15 – 36 cm, h.i : semut

e). Raillietina williansi (pada kalkun)

f). Raillietina magninumida (pada ayam mutiara, cysticercoid di kumbang)

g). Raillietina ransomi (ditemukan pada kalkun)

GENUS : Cotugnia

Biasa terdapat di daerah tropis, mempunyai 2 set alat kelamin, telur di dalam kapsul sendiri-sendiri.

a). Cotugnia digonopora

Pada usus halus ayam, panjang 107 mm, memiliki 2 set alat kelamin, memiliki rostelum mempunyai 2 baris kait kecil, sucer tidak berkait

b). Cotugnia fastigata

Pada bebek dan burung unta.

GENUS : Houttuynia

Houttuynia struthionis terdapat pada usus halus burung unta.

Gambar 13. Siklus hidup Davainea proglotina

Gambar 14. Siklus hidup Raillietina sp.


ORDO: DILEPIDIDEA

FAM. DILEPIDIDAE

GENUS : Amoebotaenia

Amoebotaenia cuneanta (a. Sphenoides)

Ditemukan pada usus halus ayam, memiliki panjang 4 mm seperti segi tiga, memiliki rostelum berkait. Porus genitalis berganti-ganti tidak teratur. Hospes intermedier : cacing tanah cysticercoid (+ 14 hari), periode prepaten pada ayam (+ 4minggu).

FAM. DIPYLIDIIDAE

GENUS : Choanotaenia

Choanotaenia infundibulum

Pada usus halus, pada ½ anterior ayam dan kalkun, memiliki panjang sampai 23 cm, segemen lebih lebar diposterior dari pada di anterior (bentuk karakteristik). Rostelum berkait langsing dengan 16-20 kait. Porus genitalis berganti teratur. Proglotid meninggalkan tubuh sebelum gravid dengan telur mempunyai filament memanjang. Dalam siklus hidupnya memerlukan lalat rumah / kumbang sebagai hospes intermedier.

GENUS : Dipylidium

Dipylidium caninum (caing biji mentimun)

Pada usus halus anjing, kucing, kadang-kadang pada manusia/anak-anak. Cacing ini tersebar di seluruh dunia, cacing pita yang sering dijumpai pada anjing dengan panjang mencapai 50 cm. Rostelum dapat ditarik ke dalam dengan ¾ baris kait, mempunyai 2 set alat kelamin, ovrium dan glandula vitelaria membentuk seperti buah anggur. Telur ada di dalam kapsul dan masing-masing kapsul berisi 30 telur. Proglotid gravid memanjang, oval seperti biji mentimun.

  • Dipylidium sexcoronatum : pada kucing
  • Dipylidium gracile, D. compactum, D. diffusum dan D. buencaminoi (=D.caninum?).

SIKLUS HIDUP (lihat Gambar 15.)

Proglotid gravid keluar bersama tinja/ secara aktif meninggalkan hospes dan telur tersebar. H.i : pinjal (Ctenocephalides canis, C. felis, Pulex iritans) dan kutu anjing (Trichodectes canis). Larva pinjal makantelur cacing, selanjutnya berkembang sehingga cysticercoid ditemukan di dalam pinjal dewasa. H.d terinfeksi karena makan pinjal infektif. Manusia/ terutama anak-anak terinfeksi karena secara kebetulan makan pinjal sewaktu bermain dengan anjing atau kusing.

GENUS : Joyeuxiella dan Diplopylidium

Terdapat pada anjing dan kucing, kapsul telur hanya mengandung 1 telur. H.i I : kumbang, sedang H.i II: reptile/ mamalia kecil.

GENUS : Metroliasthes

Metroliasthes lucida

Pada usus halus ayam dan kalkun dengan panjang 20 x 1,5 mm. Scolex tidak berostelum dan kait. Porus genitalis 1 berganti tidak teratur, sering menonjol, terdapat par uterine organ. Dalam siklus hidupnya memerlukan hospes intermedier : belalang.

Gambar 15. Siklus hidup Dipylidium caninum

ORDO : HYMENOLEPIDIDEA

Cacing-cacing yang termasuk dalam ordo ini memiliki sucker tanpa kait, dengan rostellum memiliki 1 baris kait, proglotid dewasa dengan 1 set alat kelamin, porus genitalis unilateral. H.i: arthropoda (cysticercoid). Cacing dewasa di unggas dan mamalia.

FAM. HYMENOLEPIDIDAE

GENUS : Hymenolepis

  • Hymenolepis nana (H. Fraterna)

Cacing pita kerdil, ditemukan pada rodensia (Natural hospes definitive),kera dan sering juga dijumpai pada manusia di daerah tropis dan sub tropis. Cacing dewasa 25 – 40 mm, telur oval 44 – 62 X 30 – 55 mikron.

SIKLUS HIDUP: (lihat gambar)

Pada manusia: Siklus hidup secara langsung, cysticercoid berkembang pada villi usus halus, kemudian dewasa di lumen usus dengan periode prepaten 16 hari. Pernah dilaporkan adanya autoinfeksi.

Pada rodensia: siklus hidup langsung/ tidak langsung, h.i : kumbang tepung (tribolium)/ pinjal.

  • Hymenolepis diminuta

Ditemukan pada rodensia liar dan manusia, panjang 2 – 6 cm. Dalam siklus hidupnya memerlukan h.i : pinjal, kumbang tepung, insecta lain.

  • H. coronula, H. compressa, H. megalops, H. collaris, ditemukan pada itik.
  • H. micostoma : ditemukan pada rodensia lokasi parasit di : kandung empedu, ductus biliverus, duodenum.
  • H. carioca : pada unggas, panjang 8 cm, h.i : kumbang tinja, kumbang tepung dan stomoxys calsitrans.
  • H. lanceolata : pada itik, angsa, h.i: crustacean air.
  • H. cantaniana: pada usus halus ayam dan unggas air.
  • H. lantaniana : usus halus ayam dan unggas lain.

FAM. FIMBRIARIIDAE

GENUS : Fimbriaria

Fimbriaria fasciolaris

Pada usus halus ayam dan unggas air, cirri spesifik dari cacing ini adalah bahwa pada bagian anterior cacing membentuk suatu pelebaran yang disebut dengan pseudo scolex yang berfungsi untuk elekat. Cysticercoid di crustacea.

ORDO : TAENIIDEA

Cacing pita dalam ordo ini merupakan cacing pita yang besar dengan proglotid gravid memanjang (panjang > lebar). Rostellum biasanya dilengkapi dengan kait besar dan kecil atau sama sekali tidak mempunyai rostellum. Porus genitalis 1 berganti tidak teratur. Testis banyak dan ovarium berada di posterior dari proglotid. Uterus di tengah dan bercabang ke lateral. Embriophore tebal dan terlihat coklat. Metacestoda : Cysticercus, strobilocercus, coenurus, cysta echinococcus (hydatida) secara garis besar, siklus hidup golongan Taenia pad anjing dan kucing dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Resume siklus hidup Taenia pada anjing dan kucing.


FAM. TAENIIDAE

GENUS : Taenia

  • Taenia saginata ( Taeniarhynchus saginata)

Pada usus halus manusia (satu-satunya h.d). Metacestoda (cysticercus) di sapi dan ruminansia lain (mis: kerbau, menjangan, jerapah). Manusia bukan h.i dari T. saginata meskipun pernah dilaporkan cysticercus pada manusia. Cacing ini tersebar di seluruh dunia memiliki panjang 4-8 m bahkan sampai 25 m, dapat hidup beberapa tahun. Scolex mempunyai 4 sucker tanpa rostellum/ kait. Telur 46-50 x 39-41 mikro meter. Proglotid gravid mengandung + 80.000 telur dengan uterus mempunyai 14 – 32 percabangan ke lateral.

Pada Taenia solium proglotid gravid ( 10-12 x 5-6 mm), menganung + 40.000 telur dengan uterus mempunyai 7 – 16 percabangan ke lateral. Pada T. saginata dijumpai spinxter vagina sedang pada T. solium tidak. Kantong cirrus pada T. saginata tidak sampai ke saluran excretorius, sedang T. solium sampai. Ovarium T. saginata bilobus, sedang T. solium 3 lobus. Telur T. saginata oval, T. solium membulat (Ø 26-34 μ). Segmen gravid T. saginata meninggalkan hospes spontan, T. solium tidak. Scolex T. solium mempunyai rostellum dengan 2 baris kait.

SIKLUS HIDUP: (lihat Gambar 17).

Proglotid + 10 jumlahnya/hari akan dikeluarkan bersamaan dengan tinja atau spontan lewat anus. Proglotid yang motil akan bermigrasi beberapa cm keluar tubuh dan mencemari pakaian, tempat tidur, tanah sambil mengeluarkan telur. Telur dapat tahan beberapa minggu/bulan di sampah, sungai atau padang gembalaan dan dapat juga disebarkan oleh unggas. Telur dimakan sapi oncosphere menetas kemudian menembus dinding usus masuk dalam peredaran darah sehingga embrio tersebar di seluruh tubuh dan berkembang di otot skelet, otot jantung, lemak dan organ organ lain. Yang terbanyak di otot jantung, masseter, diafragma dan lidah. Cysticercus (Cysticercus bovis) infektif + 10 mg dan dapat tahan 9 bulan/lebih. Infeksi pada manusia karena makan aging yang kurang masak. Progrotid gravid keluar dari tubuh manusia + 100 hari setelah infeksi. Infeksi prenatal pernah dilaporkan tetapi diragukan dengan infeksi neonatal.

Gambar 17. Siklus hidup Taenia saginata (hospes intermedier sapi).

  • Taenia solium

Pada usus halus manusia, sedangkan babi merupakan hospes utama untuk metacestoda . Infeksi pada anjing jarang ditemukan. Manusia dapat bertindak baik sebagai h.i maupun h.d. Cacing dewasa dapat mencapai 3-5 m sampai 8 m dan dapat hidup 25 tahun. Scolex mempunyai rostellum dengan 2 baris kait.

SIKLUS HIDUP: (Lihat Gambar 18).

Mirip dengan T. saginata, hanya h.i: babi. Cysticercus (cysticercus cellulosae/ cysticercus inermis) terutama berkembang di otot skelet, otot jantung, masseter dan lidah. Cysticercus memiliki ukuran 20 x 10 mm dan infektif + 9 –10 mg. Manusia terinfeksi karena makan daging yang mengandung cysticercus dan kurang masak. Manusia dapat bertindak sebagai h.i dan terinfeksi karena makan dari makanan yang terkonyaminasi telur cacing atau autoinfeksi karena adanya peristaltic usus yang membalik. Cysticercus pada manusia mula-mula berkembang di jaringan subkutan, tetapi yang penting di otak dan jaringan mata. Kerusakan yang hebat dapat terjadi di otak dan meengakibatkan sakit, lumpuh, kejang-kejang dan dapat menyebabkan kematian.

Taenia hydatigena

Pada usus halus golongan anjing dan carnivore liar, memiliki panjang 75 – 500 cm. Memiliki dua baris kait (26 kait) dan 46 kait pada rostellum. Proglotid gravid 12 x 6 mm dengan uterus memiliki 6 – 10 cabang lateral. Telur oval 36-39 x 31-35 μ. H.i ruminansia terutama domba, babi dapat terinfeksi.

SIKLUS HIDUP:

Telur menetas di usus halus domba (h.i), selanjutnya oncosphere menembus dinding usus masuk ke peredaran darah masuk di hati, embrio merusak vena porta dan parenkim hati (30 hari). Cysticercus dapat bermigrasi ke alam cavum peritoneum 18 hari – 4 mg sesudah infeksi dan masak pada hari ke 34 – 53, menempel pada omentum, mesenterium dan permukaan serosa organ. Cysticercus tenuicolis memiliki diameter 6 cm, memiliki 1 scolex, leher panjang. Cyst dimakan carnivore. Periode prepaten pada anjing 51 hari dan anjing dapat terinfeksi sampai 1 tahun/lebih.

Gambar 18. Siklus hidup Taenia solium (hospes intermedier babi)

  • Taenia ovis

Pada anjing dan carnivore liar. H.i domba, kambing, dewasa 1-2 cm. Uterus mempunyai 11-20 cabang ke lateral. Telur oval 19-31 x 24-26 μ. Sikus hidup mirip T. saginata . Oncosphere masuk peredaran darah, tersebar di otot skelet dan jantung. Predileksi cysticercus (Cysticercus ovis) di jantung, diafragma dan masseter. Cysticercus ovis yang masak mencapai panjang 6 mm (infektif) dalam waktu 46 hari, dan cacing ini memiliki periode prepaten di anjing + 60 hari.

  • Taenia krabbei

Pada carnivore liar dan anjing. Cysticercus (cysticercus tarandi) di otot menjangan, gazelle dan ruminansia liar. Cacing panjang 26 cm atau lebih. Mempunyai 26-34 kait. Segmen gravid lebar > panjang. Uterus memiliki 9 – 10 cabang lateral pada masing-masing sisi.

  • Taenia pisiformis ( T. serrata)

Pada usus halus anjing, carnivore liar dan jarang pada kucing. H.i kelinci dan rodensia, cacing dewasa dapat mencapai panjang 200 cm. Rostellum mempunyai 34-48 kait 2 baris ukuran 132-177 μ dan 225-294 μ. Segmen gravid mempunyai ukuran 8-10 x 4-5 mm. Uterus mempunyai 8-14 abang lateral tiap sisi. Telur oval, 43-53 x 43-49 μ.

SIKLUS HIDUP:

Mirip dengan T. hydatigena tetapi h.i kelinci. Stadium muda berkembang dihati + 15-30 hari, menembus parenkim hati dan cysticercus (cysticercus pisiformis) di cavum peritoneum menempel di viscera. Cysta kecil sebesar kacang.

  • Taenia taeniaeformis (Hydatigera taeniaeformis)

Pada usus halus kucing dan golongan kucing, Genus hydatigera mempunyai stadium larva (metacestoda) berupa stobilocercus . Dalam siklus hidupnya memerlukan h.i rodensia, cacing panjangnya 60 cm, tidak punta leher. Proglotid di bagian posterior seperti bel. Scolex menunjol dengan rostellum dilengkapi 2 baris kait. Uterus mempunyai 5-9 percabangan lateral. Telur Φ 31-36 μ.

SIKLUS HIDUP:

Cysticercus fasciolaris di hati rodensia.

Ada 2 macam siklus hidup:

Urban : Kucing peliharaan, tikus rumah dan tikus kandang.

Sylvatic: Kucing liar, rodensia liar.

H.i 30 hari setelah makan telu cacing, terbentuk cysticercus dalam cekungan pada hari ke-42. Scolex dihubungkan dengan gelembung oleh strobila yang bersegmen (strobilocercus), infektif untuk kucing pada hari ke 60. Kucing terinfeksi karena makan rodensia yang mengandung strobilocercus, bagian posterior strobila dicerna sedangkan scolex menempel di dinding usus. Periode prepaten pada kucing 36-42 hari dan kucing tetap infektif sampai 2 tahun.

· Taenia multiceps (Multiceps multiceps)

Genus multiceps memiliki kait pada rostellum yang besar, stadium larva disebut coenurus (coenurus cerebralis). Cacing dewasa ditemukan pada anjing dan anjiang liar. Coenurus di otak domba, ungulate dan pernah dilaporkan pada manusia (h.i). Cacimg memliki panjang 40-100 cm. Uterus memiliki 14-20 cabang lateral. Telur Φ : 29-37 μ.

SIKLUS HIDUP:

Coenurus cerebralis berkembang di otak an sumsum tulang belakang domba, kambing dapat diorgan lain (intra muscular/sub cutan) sehingga ada yang menduga T. gaigeri . Cysta memiliki ukuran 5 cm/lebih dan mengandung beberapa ratus calon scolex, berkelompok pada didinding cyste. Infektif setelah 6-8 bulan.

· Taenia serialis

Pada usus halus anjing dan ajax, h.i: logomorph. Coenurus (coenurus serialis) berada di sub cutan, intra muscular. Cacing memiliki panjang 72 cm, Scolek dengan 2 baris kait. Uterus memiliki 20-25 percabangan lateral. Telur elips : 31-34 x 29-30 μ, coenurus memiliki ukuran 4 cm/ lebih.

Banyak cacing pita (golongan Taenia) yang berparasit pada usus halus carnivore liar, tatapi siklus hidup belum diketahui antara lain:

1. Taenia brauni

Pada anjing, ajax, Coenurus pada muridae dan manusia pada jaringan sub cutan, paru-paru, otak, mata.

2. Taenia bubesi

Pada singa, T. gongamai dan T. hlosei pada singa dan cheetah.

3. Taenia crassiceps

Pada ajag, cysticercus di rodensia.

GENUS : Echinococcus

Ada 4 spesies: E. granulosus, E. multilocularis, E. oligarthrus dan E. vogeli. Ke empat spesies ini berbeda pada bentuk strobila, posisi porus genitalis, kait pada rostellum, jumlah testis dan bentuk uterus.

· E. granulosus

Pada usus halus carnivore (t.u: anjing), dan fase metacestoda berupa sista hydatida pada ungulate dan manusia besar sista: 2-7 mm. Cacing dewasa hanya terdiri dari 3-4 proglotid. Proglotid gravid biasanya ½ panjang cacing. Rostellum mempunyai 2 baris kait. Ovarium berbentuk giinjal, porus genitalis biasanya membuka ½ posterior pada proglotid masak dan gravid. Proglotid gravid biasanya berdesintegrasi di usus sehingga hanya telur yang ditemukan di tinja. Telur berukuran 32-36 x 25-30 μ.

SIKLUS HIDUP: (lihat Gambar 19)

Telur keluar dari carnivore, kemudian dimakan oleh ungolata, onchosphere menembus pembuluh darah usus/lymphatica kemudian masuk ke hati, paru (organ lain dapat terinfeksi) berkembang menjadi sista hydatida. Cysta hydatida berkembang lamban (beberapa bulan). Besar sista mencapai 5-10 cm pada manusia pernah dilaporkan memiliki diameter 50 cm dan mengandung 16 liter cairan. Kurang lebih 5 bulan sesudah infeksi, terbentuk capsul anak yang mengandung calon-calon scolex, dan sista ini sudah infektif untuk h.d. Kapsul adak dapat lepas dan bebas pada cairan cyste, disebut “Hydatid sand” . Bila h.d makan mengandung cysta, calon scolex menembus villi ke crypte leberkuhn dan dewasa + 47 hari dan anjing tetap infektif sampai 2 tahun. Tidak semua cyste hydatida menghasilkan kapsul anak, dan steril (mis: 27% cyste pada kuda dan 51% pada sapi steril). Cyste hydatida di jumpai pada paru domba, paru dan hati babi, hati kuda dan sapi, atau pada organ yang berfariasi pada manusia.

· E. multilocularis (Alveococcus multilocularis)

Lebih kecil disbanding E. granulosus : 1,2 –4,5 mm, terdiri 2-6 proglotid. Rostelum mempunyai 14-34 kait, Testis 14-34. Cacing dewasa banyak ditemukan di ajax dengan periode prepaten 30 hari. Cyste hydatida di rodensia dan dapat pada manusia. Manusia dapat terinfeksi karena makan buah-buahan atau tumbuhan/sayuran yang terkontaminasi tinja ajax, kucing dan anjing.

· E. oligarthus

Mempunyai tiga segmen, 1,9-2,9 mm. Testis 15-46. Rostelum dengan kait 26-40 buah. Dewasa pada gol kucing puma, jaguar dsb. H.i: rodensia dan belum pernah dilaporkan pada manusia.

· E. vogeli

Segmen 3-9 (kebanyakan 3), panjang 5-6 mm. Testis berjumlah 50-67 sebagian besar di antara segmen. Kait rostelum 28-36 buah. Dewasa pada anjing, h.i: rodensia dan pernah ada pada manusia.

Gambar 19. Siklus hidup Echinococcus granulosus (hospes intermedier ruminansia).

ORDO : MESOCESTOIDIDEA

FAM. MESOCESTOIDIDAE

GENUS : Mesocestoides

Berparasit pada unggas, anjing, carnivore dan manusia. Cacing dewasa scolex tidak berostelum dan kait, sacker 4 berbentuk oval, mempunyai 1 set alat kelamin dengan porus genitalis membuka di permukaan dorsal. Uterus dengan par uterine organ.

Spesies: M. variabilis, M. lineatus, M. Ambiguus, M. Corti (berparasit pada usus halus anjing, kucing dan carnivore lain dan jarang di manusia).

SIKLUS HIDUP:

Membutuhkan 2 hospes intermedier:

I. Tunggau oribatidae pemakan tinja, berkembang menjadi cysticercoid, kemudian cysticercoid di makan h.i. II.

II. Ampibia, reptilia, unggas, mamalia rodensia, anjing, kucing (berkembang menjadi tetrathyridium :1 cm/lebih). Tetrathyridium biasa berada di cavum peritoneum, hati, paru bentuk pipih scolex dalam cekungan dengan 4 sucker. Tetrathyridium dapat membelah secara asexual. Pernah dijumpai infektif pada ular, cecak. Tetrathyridium dimakan h.d dan dewasa 16-20 hari. Di usus Tetrathyridium dapat membelah secara asexual, masuk cavum peritoneum dan membelah.

GENUS : Mesogyna

Tidak ada par uterine organ

M. hepatica: Pada ductus biliverus kecil dan pembuluh darah di hati, ditemukan pada golongan ajag, panjang 15 x 0,5 mm.

ORDO : PROTEOCEPHALIDEA

FAM. PROTEOCEPHALIDAE

GENUS : Proteocephalus

Cacing dari genus ini memiliki cirri: scolex tidak berkait, memiliki 4 sucker, telur membulat, h.d : ikan.

P. ambloplitis

H.i I : Crustacea (procercoid); h.i. II : ikan (Plerocercoid) di dalam rongga tubuh, sedangkan h.d: Ikan “bass” tetapi ikan bass juga dapat bertindak sebagai h.i. II (plerocercoid) yang karena adanya kenaikan temperature plerocercoid akan bermigrasi ke usus dan menjadi dewasa .

CLASS: COTYLODA

ORDO: DIPHYLLIDEA

Cacing dari ordo ini memiliki cirri: Scolex memiliki bothria dorsal dan ventral, tidak berkait; memiliki 1 set alat kelamin, testis dan glandula vitellaria tersebar, ovarium berlobus 2, Uterus gravid berbentuk tabung spiral. Porus uterus membuka di ventral proglotid. Telur beroperculum dan belum berembrio waktu keluar.

SIKLUS HIDUP: (lihat Gambar 20)

Coracidium dimakan oleh h.i I yaitu crustacean (procercoid), kemudian h.i I dimakan oleh h.i. II ikan (plerocercoid). H.i II dimakan h.d (ampibia, reptilian, unggas/mamalia dan menjadi cacing dewasa.

FAM. DIPHYLLOBOTHRIIDAE

GENUS: Diphyllobothrium

  • Diphyllobothrium latum

Ditemukan pada usus halus manusia, anjing, kucing, babi, beruang, mamalia pemakan ikan. Cacing memiliki ukuran 2-12 m warna abu-abu kekuningan dengan bagian tengah berwarna gelap (berisi uterusdan telur). Testis dan gld. Vitellaria terletak di lateral, ovarium di tengah berlobus 2. Uterus berbentuk bunga di tengah dan membuka di ventral. Porus uterus terletak disebelah porus genitalis. Telur keluar terus menerus di tinja dengan ukuran 67-71 x 40-51 μ.

SIKLUS HIDUP : (lihat gambar)

Telur berkembang untuk beberapa minggu, coracidium (onchosphere berkait 6 dilengkapi embriophore yang bercilia) berada di air, kemudian dimakan h.i. I cyclopid/diaptomid (berkembang menjadi procercoid) di haemochole dalam 2-3 minggu selanjutnya h.i. I dimakan h.i. II ikan (berkembang menjadi plerocercoid) di viscera dan otot. H.i. II dimakan h.d dan menjadi dewasa dengan periode prepaten 3-4 minggu.

Diphyllobothrium yang pernah dilaporkan pada manusia:

D. dendriticus (h.d. normal pada burung pemakan ikan), D. dalliae, D. pacificum, D. strictum, D. minus, Diplogonoporus grandis (ditemukan pada manusia yang makan ikan laut di Jepang, h.d. normal mungkin singa laut).

Gambar 20. Siklus hidup Diphyllobothrium sp.

GENUS : Spirometra

Cacing ini mirip dengan Diphyllobothrium tetapi uterus membentuk spiral, uterus dan vagina membuka terpisah di ventral dari proglotid. Ujung telur runcing. Cacing dewasa di carnivore liar, kucing, anjing.

Spesies

Lokasi

Spirometra mansinoides

Kucing, anjing, racon

Spirometra mansoni

Kucing, anjing

Spirometra erinacei

Kucing, anjing

Spirometra felis

Gol kucing besar di bonbin

SIKLUS HIDUP:

S, mansonoides dapat dilihat beberapa tahun di jejunum kucing, anjing dan racon. Telur keluar teratur bersama tinja, kemudian coracidium dimakan crustacean (Cyclops) berkembang menjadi procercoid 10-14 hari. Plerocercoid (sparganum)dalam h.i. II (ular, kecebong, amphibian, buaya, burung, mamalia, manusia). Plerocercoid putih, panjang beberapa cm seperti tali, dimakan kucing dengan periode prepaten 10-30 hari. Kucing, anjing dan racon dapat terinfeksi plerocercoid dan dewasa. Plerocercoid berada di jaringan dan mungkin dapat bermigrasi ke lumen usus dan menjadi dewasa.

GENUS : Ligula

Ligula intestinalis

Plerocercoid dapat menyebabkan ligulosis pada ikan (dari segi ekonomis penting). Cacing dewasa 28 cm di burung pemakan ikan dan hanya hidup bebrapa hari. Procercoid di crustacean, sedangkan plerocercoid di ikan (40cm di rongga tubuh. Karena besar mendesak organ lain, perut besar sehinga fungsi organ terganggu.

GENUS : Schistocephalus

Schistocephalus solidus

Ditemukan pada usus halus unggas, dihubungkan dengan infeksi yang fatal pada itik. Siklus hidup mirip dengan ligula.

ORDO : PSEUDOPHYLLIDEA

FAM. TRIAENOPHORIDAE

GENUS : Triaenophorus

Cacing dewasa di usus pemakan ikan, scolex mempunyai kait dengan bothria dangkal, pyriform. H.i. I crustacean, sedangkan h.i. II ikan (plerocercoid di viscera dan otot).

T. nodulosus : menyebabkan jaringan hati destruksi sehingga dapat mati.

FAM. AMPHICOTYLIDAE

GENUS : Eubotthrium

Ukuran 50 cm, scolex dengan bothria sederhana, siklus hidup: crustacean dan ikan sebagai hi. II dan dewasa.

ORDO: SPATHEBOTHRIIDAE

FAM. CYATHOCEPHALIDAE

GENUS : Cyathocephalus

Stobila tanpa segmen luar yang jelas, terdiri dari 20-45 set alat kelamin.

C. truncates : pada ikan dan merugikan.

ORDO: CARYOPHYLLIDEA

FAM. CARYOPHYLLAEIDAE

GENUS: Caryophyllaeus

C. fimbriceps dan C. laticeps parasit penting pada ikan karper, h.i: oligochaeta.

FAM. LYTOCESTIDAE

GENUS: Khawia

K. sinensis : pada usus ikan karper dan menyebabkan enteritis hemoragika.

REFERENSI

Cable, R.M. 1961. An Illustrated Laboratory Manual of Parasitology, Burges Publishing Company, Minniapolis.

Olsen, O.W. 1962. Animal Parasites : Their Biology and Life Cycles, Burges Publishing Company, Minnesota.

Roberts, L.S. & Janovy Jr, J. 2000. Foundations of parasitology. Sixth edition. W.B. Saunders, Co. Philadelphia .

Soulsby, E.J.L. 1982. Helminth Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals, Seventh edition, Bailliere Tindal, London.

Urquhart, G.M., Armour, J., Duncan, J.P., Dunn, A.M. & Jennings, F.W. 1987. Veterinary Parasitology, First edition, ELBS, England.

Whitlock. 1960. Diagnosis of Veterinary Parasitism, Lea and Febiger, Philadelphia.

1 komentar:

  1. min bisa minta siklus hidup Davainea proglottina soalnya tidak bisa lihat gambar

    BalasHapus