Rabu, 06 Januari 2010

KAMBING

KAMBING

Ternak kambing dengan sifat alaminya sangat cocok dibudidayakan di daerah pedesaan yang sebagian besar penduduknya adalah petani berpenghasilan rendah. Sebab ternak kambing sendiri memiliki sifat dapat beranak kembar dan fasilitas serta pengelolaannya lebih sederhana dengan ternak ruminansia besar.

Berternak kambing memang tidak selalu memerlukan uang kontan yang besar jumlahnya.Petani ternak skala kecil masih mampu membiayai pemeliharaan ternak Kambing. Di daerah pedesaan ternak kambing biasanya dipelihara secara tradisional dengan sistem pemeliharaan sebagai berikut

1. Ternak kambing di kandangkan terus menerus

2. Ternak kambing di kandangkan,juga digembalakan pada jam-jam tertentu.

3. Ternak kambing di lepas di padang penggembalaan sepanjang hari.

Ternak kambing mempunyai kelebihan yang dapat diperoleh, antara lain :

1. Reproduksinya efisien,yang dapat ditingkatkan dengan usaha perbaikan tata

Laksana pemeliharaan.

2. Pada waktu laktasi,pengunaan energi untuk produksi air susu dapat lebih efisien dibanding ternak lain.

3. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi.

4. Memiliki daya seleksi yang lebih efektif dalam kondisi penggembalaan.

5. Lebih tahan terhadap beberapa penyakit terutamaTriponosa miasis.

6. Kambing lebih tahan panas,karena membutuhkan air relatif lebih kecil

I. BEDA DOMBA dan KAMBING

Domba dan kambing sebenarnya merupakan hewan yang serupa tetapi tidak sama. Peredaannya terletak pada penampakan tubuhnya dan sifat – sifatnya.

Berdasarkan penampakan tubuh luarnya, domba memiliki tubuh lebih bulat sedangkan pada kambing tubuhnya lebih ramping. Domba memiliki tubuh tebal sedangkan kambing bulunya sangat tipis dan halus sehingga apabila dilihat sepintas nampak tidak berbulu.Domba pada umumnya memiliki tanduk yang berbentuk segitiga, membelit atau spiral sedangkan kambing tanduknya pipih. Bangsa domba biasanya tidak berjenggot. Keistimewaan lainnya adalah pada kambing tidak memiliki glandula suborbitalis dan gland intergigitalis. Glandula intergigitalis yang terdapat pada celah kuku domba merupakan kelenjar yang dapat menghasilkan sekresi atau cairan menyerupai minyak yang memiliki bau khas. Fungsi cairan ini adalah sebagai tanda untuk mengetahui kelompoknya sehingga apabila ada domba yang terpisah dari kelompoknya pada saat digembalakan dengan mudah dapat ditemukan oleh kelompoknya.

Kedua hewan ternak itu mempunyai perbedaan sifat biologis sebagai berikut :

Sifat Biologis

Domba

Kambing

1. Siklus Birahi

17 hari

14 - 21 hari

2. Lama Birahi

30 jam (3 – 72 jam)

24 – 36 jam

3. Birahi Pertama

Umur 8 - 10 bulan

Umur 10 – 12 bulan

4. Lama Bunting

5 bulan (141 – 159 hari)

147 hari

5. Jumlah Anak

1 – 4 ekor

1 – 3 ekor

6. Dewasa Tubuh

Umur 18 – 20 bulan

Umur 18 – 20 bulan

7. Umur Disapih

5 – 6 bulan

Umur 4 bulan

8. Maksimal Pemeliharaan

5 tahun

5 tahun

9. Kebiasaan Merumput

Pagi dan sore hari

Sepanjang hari

10. Berat Karkas

8,7 kg (lokal)

11,3 kg (ekor gemuk)

9,7 kg (kambing kacang)

11,8 kg (peranakan)

11. Berat Hidup

18,8 kg (ekor gemuk)

23,9 kg (ekor gemuk)

21,14 kg (kambing kacang)

25,2 kg (peranakan)

II. JENIS KAMBING

A. Kambing Lokal / Silang

Kambing Kacang

- Asli Indonesia merupakan kambing kecil.

- Tubuh kecil, kepala kecil, telinga pendek dan tegak lurus mengarah ke depan

- Hidupnya sederhana, mempunyai daya adaptasi yang tinggi dengan kondisi alam setempat

- Berat yang jantan 30 kg, betina 20 – 25 kg, tinggi 53 cm

- Bulu mempunyai warna tunggal : putih, hitam, coklat atau campuran

- Baik kambing jantan maupun betina mempunyai tanduk

- Produksi susu 0,5 liter per hari

Kambing Marica

- Hampir sama dengan kambing kacang Sulawesi

- Berat rata – rata 25 kg

Kambing Gembrong

- Asal Pantai Timur Bali tipe daging

- Lebih berat dari kambing kacang

- Jantan dan betina mempunyai tanduk

- Bulu panjang terlebih yang jantan

Kambing Peranakan Etawa

- Merupakan hasil silangan dari kambing kacang dengan kambing etawa

- Tipe dwiguna (menghasilkan daging dan susu)

- Berat yang jantan 37 kg dan berat betina 32 kg

- Produksi susu 1 – 1,5 Ltr per hari

- Bila kambing dewasa jantan dan betina dicampur akan gaduh

B. Kambing Import / Lain

Kambing Etawa

- Asal dari Jumnapari India, kambing ini bertipe dwiguna

- Berat badan 40 – 70 kg , tinggi badan mencapai 91 cm

- Hewan jantan dan betina mempunyai tanduk

- Produksi susu 3 – 4 Ltr per hari

Kambing Saanen

- Asal dari Lembah Saanen Swiss, kambing bertipe dwiguna

- Berat jantan 80 – 120 kg, yang betina 60 – 90 kg

- Tidak bertanduk, kepala kecil lancip, leher panjang, telinga kecil pendek

- Warna bulu umumnya putih mulus

Kambing Toggenburg

- Asal Switzerland Timur Laut, Swiss. Penghasil susu terbaik

- Jantan dan betina tidak bertanduk

- Warna bulu coklat atau coklat kelabu kuning, dengan garis – garis putih atau krem

- Dapat menghasilkan susu 3 Ltr per hari

Kambing Angora

- Asal dari daerah Asia Tengah, merupakan persilangan antara Capra aegagrus dengan Capra falconeri

- Kambing ini diternakkan terutama untuk penghasil mohair

- Kepala besar, mukanya berambut pendek, telinganya tipis panjang dan terkulai ke bawah mengarah ke samping

- Berat jantan 55 – 80 kg, sedangkan betina 35 – 45 kg

Kambing Kasmir

- Tergolong kambing pegunungan

- Telinga pendek, jantan dan betina bertanduk terpilin

- Berat jantan 60 – 78 kg dan betina 40 – 70 kg

Memilih Bibit Kambing

Pemilihan bibit kambing yang akan dipelihara tergantung dari selera petani-peternak dan kemampuan modalnya. Syarat utama yang paling baik untuk seleksi calon bibit kambing adalah kambing harus sehat, usia masih muda dan tidak pernah terkena penyakit berbahaya atau menular. Secara garis besar syarat- syarat untuk pemilihan bibit kambing adalah sebagai berikut :

  1. Calon induk

- tidak memiliki kecacatan fisik

- bentuk perut normal

- Telinga kecil hingga sedang

- Berbulu halus dan bersih

- Roman muka baik

- Ekor tumbuh normal

- Usia tidak lebih dari 1 tahun

- Berat tubuh sekitar 20 – 45 kg

  1. Calon Pejantan/pemacak

- tidak memiliki kecacatan fisik

- Bentuk tubuh baik dan normal

- Memiliki tanduk yang serasi

- Kaki kokoh dan otot-otot kuat

- Telinga kecil hingga sedang

- Berbulu halus dan bersih

- Memiliki scrotum yang besar dan tumbuh normal

- Usia tidak lebih dari 1 tahun

- Berat tubuh sekitar 20 – 25 kg

Menaksir usia kambing

Menaksir usia kambing merupakan salah satu pengetahuan yang perlu dikuasai oleh petani peternak.Ada cara yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan usia kambing,yakni dengan mengamati giginya.Metode ini sangat cocok untuk dipraktikan di lapangan oleh petani peternak.Kambing,seperti halnya ternak ruminansia(memamahbiak) yang lain,tidak memiliki gigi seri pada rahang atas.Gigi serd hanya ada pada rahang bawah yang berjumlah 8 buah atau 4 pasang.Sedangkan gigi geraham pada kambing usia dewasa ada 6 buah tiap setengah rahang atau berjumlah 24 buah gigi seluruhnya.

Usia (tahun)

Gigi seri yang Berganti

1-1,5

1,5-2,0

2,5-3,0

3,0-4,0

Gigi seri dalam berganti

Gigi seri tengah dalam berganti

Gigi seri luar tengah berganti

Gigi seri luar berganti

III. PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN KAMBING

A. Perkandangan

Lokasi untuk peternakan kambing perlu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lingkungan, sumber daya alam, faktor sosial, faktor ekonomis dan faktor hukum. Kandang mempunyai fungsi yang sangat vital sebagai berikut :

§ Melindungi ternak dari pemangsa

§ Melindungi ternak dari panas matahari

§ Mencegah ternak piaraan tidak merusak tanaman lain

§ Membuat ternak piaraan dapat tidur dan istirahat dengan tenang

§ Membuat ternak piaraan dapat kawin dan beranak dengan baik

§ Menampung kotoran sehingga mudah dibersihkan dan dikumpulkan untuk pupuk pertanian

§ Memudahkan pemeliharaan sehari – hari.

Teknis kandang

Kontruksi harus diusahakan cukup kuat,terutama tiang-tiangnya,meskipun menggunakan bahan bangunan yang sederhana.

Atap diusahakan dari bahan yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif kecil.

Bagian-bagian kandang

1) Bagian kandang induk/utama

2) Bagian kandang induk dan anaknya

3) Bagian kandang pejantan

1. Tata Letak Kandang

- Letak kandang harus lebih tinggi daripada lingkungan disekitar.

- Letak kandang memungkinkan sinar matahari pagi masuk secara merata.

- Letak kandang harus terlindung dari angin langsung.

- Letak kandang harus agak jauh dari rumah dan sumber air

- Letak kandang harus di tempat yang kering dan tidak lembab

2. Model Kandang

Model yang diterapkan ada 2 macam yaitu model kandang panggung dan model kandang berlantai tanah.

3. Ukuran dan Tingkat Kepadatan Kambing Dalam Kandang

- Jantan dewasa (12 bulan) : 1 x 1,2 (m2) untuk 1 ekor

- Betina dewasa (12 bulan) : 1 x 1 (m2) untuk 1 ekor

- Induk menyusui / dengan anak : 1 x 1,5 (m2) untuk 2 ekor

- Sapihan (3 – 7 bulan) : 1 x 0,5 (m2) untuk 1 ekor

- Jantan / betina muda (7 – 12 bulan) : 1 x 0,75 (m2) untuk 1 ekor

Tipe dan model kandang

a.) tipe kandang panggung

b.) tipe kandang lemprak

B. Perlengkapan

Perlengkapan terdiri dari tempat makan, tempat minum, pintu kandang, tangga, ruang utama dan tempat kompos. Tempat minum dapat terbuat dari ember plastik, peralon atau bambu yang dibelah dan dari papan atau triplek yang tebal.

Perlengkapan kandang

1.) tempat pakan/ palung makanan

2.) gudang makanan

3.) tempat umbaran

4.) tempat kotoran/ kompos

C. Pakan

Pakan adalah sesuatu yang sangat penting bagi ternak sebagai sarana pembina pertumbuhan tubuh. Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak kambing dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.

1.) Arti penting makanan

dari sudut nutrisi makanan bagi ternak kambing merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menunjang kesehatan, pertumbuhan dan reproduksinya. Makanan yang baik akan menjadikan ternak sanggup merasakan fungsi proses dalam tubuh secara normal.

Pemberian makanan secara teknis dan ekonomis memenuhin persyaratan, di landasi beberapa keperluan sbb:

a) Kebutuhan hidup pokok

b) Kebutuhan untuk pertumbuhan

c) Kebutuhan untuk reproduksi

d) Kebutuhan untuk laktasi

2.) Klasifikasi Makananan kambing

Pemberian makanan ternak kambing digolongkan menjadi beberapa klas menurut keadaan, usia dan kebutuhan.

- Makanan kambing paska sapih, berusia 4 – 8 bulan

- Makanan kambing muda berusia, 9 – 12 bulan

- Makanan kambing induk dewasa, beusia di atas 12 bulan

- Makanan kambing jantan / pemacak, berusia di atas 12 bulan

- Makanan kambing induk bunting berusia di atas 15 bulan

- Makanan kambing menyusui / laktasi, usia diatas 20 bulan

3.) Komposisi Makanan Kambing

Bahan baku makanan kambing yang dapat diberikan untuk kambing terdiri dari 2 jenis yaitu :

a) hijaauan pakan

Merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan yang dapat berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, dan jenis-jenis rumput unggul/kacang-kacangan dan berfungsi sebagai sumber gizi.

b.) Konsentrat

Merupakan makanan penguat yang terdiri dari karbohidrat dan protein seperti; jagung kuning, bekatul, dedak gandum, dan bungkil-bungkilan.

Tujuan suplemasi makanan penguat dalam makanan ternak adalah untuk meningkatkan daya guna makanan atau menambah nilai gizi makanan, sehingga dapat meningkatkan konsumsi dan pencernanan makanan

Keuntungtan yang lain diperoleh dari makanan kasar bersama makanan kasar dan penguat adalah adanya kecenderungan mikroorganisme dalam rumen dapat memanfaatkan makanan penguat terlebih dahulu sebagai sumber energi, dengan demikian mikroorganisme dalam rumen lebih cepat berkenbang populasinya.sehingga semakin banyak makanan yang harus dikonsumsi ternak tersebut.

4.) Formula Komposisi Makanan Kambing

Formulasi makanan kambing sebagian besar terdiri dari makanan kasar sebanyak7 kg /ekor selama 2x sehari.

Ada dua arternatif formulasi makanan untuk kambing sesuai dengan cara pemeliharaan yang dilakukan petani peternak yaitu :

a.) Formulasi makanan kambing yang dipelihara semi intensif dengan penggembalaan.

b.) Formulasi makanan kambing dalam kandang

5.) Mineral Untuk Kambing

Minerla esensial yang diperlukan oleh tubuh ternak kambing terbagi dalam 2 kelompok mineral yakni :

- Mineral mikro, seperti : Ca,P, Mg, Na dan K

Mineral makro, seperti : Cu, Mo, Fe dan lain-lain

Protein berfungsi untuk mengganti sel yang aus, pembentukan otot, sel darah merah, bulu, tanduk dan energi kalau karbohidrat dan lemak dalam tubuh habis. Karbohidrat merupakan sumber energi setelah lemak, serat kasar merupakan bagian dari karbohidrat. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, pelarut vitamin dan memberikan rasa enak pada pakan yang diberikan. Vitamin yang sangat diperlukan adalah vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin D dan vitamin E.

Kebutuhan pakan ternak kambing per ekor dalam satu hari menurut kondisi ternak :

Dewasa : rumput 75%, daun – daun 25%,

Induk bunting : rumput 60%, daun – daun 40%, konsentrat 2 – 3 gelas

Induk menyusui : rumput 50%, daun – daun 50%, 2 – 3 gelas

Anak sebelum disapih : rumput 50%, daun – daun 50%

Anak lepas sapih : rumput 60%, daun – daun 40%, 0,5 – 1 gelas

Secara umum ada dua alternatif pemberian makan kambing sesuai dengan cara pemeliharaan yang dilakukan peternak, yakni:

1. formulasi makan kambing yang dipelihara semi intensif dengan penggembalaan.

2. formulasi makan kambing yang dipelihara intensif dengan dikandangkan.

Komposisi makan penguat untuk kambing dipelihara semi intensif.

Bahan baku makanan

Jumlah (%)

Bekatul

60

Bungkil kelapa

33

Tepung tulang

5

Garam

2

Jumlah

100

Jumlah pemberian makanan penguatnya

kambing

Besar pemberian (%)

Cempe

0,20

Kambing muda

0,25

Induk dewasa

0,30

Jantan dewasa

0,50

Induk bunting

0,35

Induk laktasi

0.40

Komposisi makan penguat untuk kambing dipelihara intensif.

Bahan baku makanan

Jumlah (%)

Bekatul

60

Bungkil kelapa

18

Jagung kuning giling

10

Bungil kedelai

5

Tepung tulang

5

Garam

2

Jumlah

100

Jumlah pemberian makanan penguatnya

kambing

Makan kasar (kg)

Besar pemberian (%)

Cempe

4

0,20

Kambing muda

5

0,25

Induk dewasa

8

0,25

Jantan dewasa

10

0,50

Induk bunting

8

0,40

Induk laktasi

8

0.45

D. Pengelolaan Reproduksi

1. Dewasa Kelamin

Dewasa kelamin adalah keadaan ternak domba atau kambing yang sudah memasuki masa birahi yang pertama kali dan sudah sap melaksanakan proses reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Fase dewasa kelamin ini umumnya telah dicapai pada saat kambing berumur 6 – 8 bulan.

2. Dewasa Tubuh

Dewasa tubuh adalah keadaan kambing betina sudah siap mengalami kebuntingan dan melahirkan anak. Pada umumnya dewasatubuh kambing dicapai pada umur 10 – 12 bulan untuk betina dan untuk jantan 12 bulan.

3. Tanda – Tanda Kambing Birahi

- sering mengibas – ibaskan ekornya

- gelisah dan nafsu makannya berkurang

- bibir kelamin luar membengkak, basah berlendir dan berwarna kemerah – merahan

- sering kencing

- menaiki teman – temannya

- selalu mengembik

- diam saja apabila dinaiki ternak lain

- produksi susu menurun, terutama ternak yang sedang laktasi.

4. Tanda – Tanda Kebuntingan

- tanda – tanda birahi pada siklus berikutnya tidak timbul lagi

- kambing tampak lebih tenang dan apabila dinaiki pejantan atau sesama betina yang lain akan menghindar

- nafsu makan bertambah

- sering menggosok – gosokkan badan ke dinding kandang

- pada bagian perut sebelah kanan kelihatan membesar

- ambing atau buah susu tampak menurun

5. Tanda – Tanda Induk Kambing Akan Melahirkan

- keadaan perut menurun

- ambing membesar dan puting susu terisi penuh

- alat kelamin membengkak, berwarna kemerah – merahan dan lembap

- pinggul mengendur

- kambing selalu gelisah, menggaruk – garuk tanah dan mengembik – embik

- nafsu makan berkurang

- sering kencing

E. Tatalaksana Pemeliharaan Kambing

1.) Pemeliharan Cempe atau anak kambing

Cempe yang baru lahir akan berdiri sendiri sekitar 30 menit setelah kelahiran kemudian di berikan kolostrum/susu pertama .Kolustrum ini biasa diberika selama seminggu dalam kolustrum terdapat banyak protein yang berfungsi untuk petumbuhan,antibody,untuk mencegah adanya infeksi dan bekerja sebagai laksansia yang membantu pencernaan dan mengeluarkan meconium yang dikeluarkan selang 2 jam setelah cempe pertama kali menyusu.

Cempe usia 3 bulan harus sudah disapih yang diawali pada usia 2,5 bulan dengan cara se hari disusukan sehari diliburkan.

2.) Pemeliharaan cempe pasca sapih

Pada usia 3-4 bulan.Caranya dengan memberikan sedikit-sedikit secaa bertahap.makanan penguat diberikan dalam bentuk bubur/sicampur air panas.

3.) Pemeliharaan kambing muda

Pada usia 6-15 bulan.Kambing betina dan jantan harus dipisahkan.dan untuk latihan 1 minggu sekali atau 2 kali sebaiknya kambing dikeluarkan untuk belajar meruput dipadang gembalaan. Saat kambing muda dalam kandang pemberian hijauan pakan kurang lebih 5 kg per ekor dan makanan penguat 0,25 kg per ekor. Untuk pejantan pada usia 8 – 12 bulan sudah bisa dijadikan pemacak.sedangkan kambing betina mulai dikawinkan pada usia diatas 15 bulan.

4.) Pemeliharaan Kambing Dewasa

Perawatan Calon induk merupakan prioritas utama seperti pemberian pakan, tidak lebih dari 8 kg per ekor dan makanan penguat 0,25 kg per ekor.Pemeliharaan dan perawatan sehari-hari.Adapun permasalahan dalam pemeliharaan kambing dewasa adalah

- Kambing sulit menjadi bunting bila dikawinkan

- Sering terjadi kesulitan melahirkan

- Cempe yang dilahirkan kecil dan lemah.

5.) Pemeliharaan induk Bunting

- 2 bulan menjelang beranak kambing dipisahkan dari kelompoknya dan dimasukkan dalam kamdang sendiri.

- Makanan haus cukup dan mempunyai kualitas sesuwai dengan usia kebutingan sehingga proses pertumbuhan fetus berlangsung bai

DAFTAR PUSTAKA

- Agus Murtidjo,Bambang.1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius Yogyakarta.

- Cahyono, Bambang. 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius. Yogyakarta.

- Sarwono, B. 1999. Beternak Kambing Unggul. PT Penebar Swadaya. Bogor

TERNAK DOMBA

Sejarah Ternak Domba

Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili Bovidae. Ada perbedaan antara kambing dan domba yakni ambing dan domba tidak dapat dikawin silangkan. Hal ini berkaitan dengan domba yang memiliki kelenjar yang terdapat dibawah mata yang terbuka serta menghasilkan sekresi yang adakalanya berlebihan., sehingga domba sering mengeluarkan air mata. Disamping itu juga terdapat kelenjar dicelah-celah kukunya yang menghasilkan sekresi yang bersifat minyak serta berbau khas. Kelenjar tersebut aan terus bereaksi bila domba sedang berjalan. Kkelenjar tersebut sebagai petunjuk bagi kawan-kawannya yang tersesat. Ciri khas domba yang lain adalah tanduknya berpenampang tiga yang tumbuh melilit seperti spiral.

Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil domestikasi manusia yang sejarahnya diturunkan dari 3 jenis domba liar, yakni :

  1. Mouflon (Ovis musimon), merupakan jenis domba liar yang berasal dari Eropa Selatan dan Asia Kecil.
  2. Argali (Ovis ammon), merupakan jenis domba liar yang berasal dari Asia Tengah dan memiliki tubuh besar yang mencapai tinggi 1,20 m.
  3. Urial (Ovis vignei), merupakan jenis domba liar yang berasal dari Asia.

Dari ketiga jenis domba liar tersebut, kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar di seluruh dunia, seperti :

  1. Domba Kampung

Merupakan domba asli Indonesia. Domba ini memiliki tubuh kecil, lambat dewasa, warna bulunya maupun karakteristiknya tidak seragam, dan hasil dagingnya relatif kecil atau sedikit.

  1. Domba Priangan

Merupakan domba yang banyak terdapat di Jawa Barat. Namun, sebenarnya domba ini hasil persilangan antara domba merino atau yang biasa disebut domba tanjung yang berasal dari Afrika Selatan dan domba kampung. Domba jenis ini memiliki tubuh kecil, warna bulunya bermacam-macam seperti hitam, coklat dan putih. Meskipun buan penghasil wool terbaik, domba ini memiliki daya tahan tubuh yang baik, bisa melahirkan anak sampai kembar tiga, walaupun pada umumnya kembar dua.

  1. Domba Ekor Gemuk

Merupakan domba yang berasal dari Indonesia Timur, seperti Madura, Sulawesi dan Lombok. Domba ini memiliki tubuh lebih besar dibandingan dengan domba kampong atau domba priangan. Domba jantan memiliki tanduk, sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk. Spesefikasi domba ekor gemuk adalah ekornya yang panjang dan lebar, serta mampu menampung lemak dalam jumlah yang banyak. Ekor menjadi sangat besar tetapi ujung ekor semakin mengecil, karena ujung ekor tidak digunakan untuk menampung timbunan lemak. Warna bulunya sebagian besar adalah putih, tetapi ada juga yang berwarna hitam atau kecoklat-coklatan.

  1. Domba Garut

Merupakan domba hasil persilangan segitiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Domba jantan berat tubuhnya mencapai sekitar 60-80 kg, sedangkan domba betina mencapai sekitar 30-40 kg. domba garut jantan berkelamin besar, melengkung kke belakang dan membentu spiral dengan pangkal tanduk kanan dan kiri hamper menyatu. Sedangkan yang betina tida tumbuh tanduk. Spesifikasi domba garut dapat diketahui adalah panjang telinga sedang dan terletak di belakang tanduk, bulu tubuh lebih halus dan panjang daripada domba kampung. Selain itu tubuhnya juga besar dan lebar, lehernya kuat sehingga biasa digunakan sebagai domba aduan. Jenis domba ini bisa melahirkan anak lebih dari satu, bahkan sering kembar 2-4. Warna bulu yang dominant putih dan hitam.

  1. Domba Merino

Merupakan domba yang berasal dari Asia Kecil dan terenal sebagai penghasil wool yang baik. Ukuran tubuh domba merino tergolong sedang. Domba merino jantan memiliki tanduk yang besar dab berbelit, sedangan domba betina tidak memiliki tanduk. Sebagai domba penghasil wool, seluruh tubuhnya tertutup wool sampai ke mukanya.

  1. Domba Rainbouillet

Merupakan domba merino yang sudah lama beradaptasi dan berkembangbiak di Perancis. Ada perbedaan mencolok dengan domba merino, yakni tubuhnya lebar, dalam, dan padat, serta memiliki tulang-tulang yang kuat. Spesifikasi domba rainbouillet adalah kepala diangkat aga ke atas dan gerak geriknya lincah dan cepat. Domba rainbouillet jantan memiliki tanduk yang besar dan domba betina tida memiliki tandu. Domba ini termasuk tipe pedaging dan wool yang cukup potensial.

  1. Domba Hampshire

Merupakan domba yang berasal dari Inggris. Ukuran tubuh domba ini cukup padat dan besar, lebar dan dalam dengan isi daging yang andal. Spesifiasi domba Hampshire adalah memiliki leher agak panjang, kepala besar agak terangat dari punggung, telinga besar yang letaknya horizontal. Domba kelamin jantan kadang-kadang bertanduk, dan unuknya yang betina tanduknya tumbuh lebih subur. Bulu pada domba Hampshire pada umumnya dominan putih, sedangkan kaki bawah, muka, bagian dalam daun telinga dan sekeliling mata berwarna coklat hitam-hitaman atau hitam. Domba ini tergolong tipe pedaging yang potensial.

  1. Domba Southdown

Merupakan domba yang berasal dari Inggris. Domba ini memiliki tipe tubuh yang padat, dalam dan lebar, dengan perdagingan yang potensial. Spesifikasi domba Southdown memiliki leher pendek dan tebal, garis punggung lurus dengan aki pendek. Domba jantan maupun betina tida memiliki tanduk sehingga sangat potensial sebagai domba tipe daging.

  1. Domba Dorset

Merupakan domba yang berasal dari Inggris. Domba ini memiliki bentuk tubuh segi empat yang panjang lebar sedang namun dalam. Eistimewaan domba ini adalah tanduknya, baik yang jantan maupun yang betina bertanduk. Untuk domba jantan tanduknya tumbuh subur dan membentuk lingaran yang indah di samping kepalanya. Berat tubuh domba dorset rata-rata dapat mencapai lebih dari 100 kg. Domba jenis ini merupakan penghasil wool yang cukup baik.

  1. Domba Karakul

Merupakan domba yang berasal dari wilayah sekitar Turkistan dan Afganistan. Spesifikasi domba karakul adalah memiliki telinga terkulai dan ekor gemuk. Tubuhnya sempit dan leher panjang dan kepala kecil. Warna bulu domba arakul pada umumnya adalah hitam atau coklat. Meskipun digolongkan domba tipe pedaging dan wool, tapi woolnya memiliki kualitas yang jelek sehingga lebih cocok disebut domba penghasil daging.

  1. Domba Texel

Merupaan domba yang sampai saat ini belum diketahui asal usulnya. Bentuk tubuhnya lebih besar dari domba priangan. Spesifikasi untuk bulunya, muka dan kaki bawahnya memiliki warna putih. Bulu tumbuh sangat subur dan tebal, tapi berupa wool yang sangat kasar dan rendah kualitasnya. Untuk domba jantan bertanduk, sedangkan domba betina tidak bertanduk. Tanduk domba jantan besar dan berlekuk dan tumbuh pula rambut yang sangat jelas pada leher dan dadanya.

Memilih Bibit Domba

Pemilihan domba yang akan digunakan sebagai bibit atau bakalan pada prinsipnya berdasarkan usia, bentuk luar tubuh, daya pertumbuhan dan temperamen. Bila dimungkinkan sangat dianjurkan mengetahui sejarah domba yang berkaitan dengan penyakit.

Pada umumnya penilaian terhadap domba calin bibit adalah mengamati bentuk luar, separti bentuk umum tubuh, ukursn vital dari bagian-bagian tubuh, normal tidaknya pertumbuhan organ-organ kkelamin, dan dari sudut silsilah tidak terlepas dari faktor kebakaan domba.

Evaluasi umum yang dijadikan syarat paling penting untuk seleksi domba adalah domba harus sehat, usia masih muda, dan tidak memiliki atau pernah terserang penyakit yang membahayakan. Secara rinci hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan calon bibit atau bakalan domba yang aan dipelihara adalah :

a.Calon induk

- Tidak memiliki kecacatan

- Bentuk perut normal

- Telinga kecil hingga sedang

- Berbulu halus

- Roman muka baik

- Ekor normal

b.Calon pejantan

- Badan normal

- Tonjolan tulang pada kaki besar

- Mempunyai gerakan yang lincah

- Roman muka baik

- Tingkat pertumbuhan relatif cepat

Menaksir Usia Domba

Salah satu cara yang paling umum dan paling efisien menentukan kisaran usia domba adalh dengan melihat gigi atau berpedoman pada geliginya. Adapun yang menentukan usia domba adalah gigi serinya., terutama pergantian gigi serinya.

Gigi seri disebut juga gigi depan pada domba berjumlah 8 buah dan semuanya berada pada rahang bawah. Anak domba yang baru lahir pada umumnya mempunyai 2 buah gigi seri. Setelah usia 3-4 minggu semua gigi seri sudah tumbuh. Gigi seri ini juga disebut gigi susu yang pada waktunya akan berganti menjadi gigi tetap. Pergantian tersebut digunakan sebagai patokan dalam menaksir usia domba.

Pedoman Pergantian Gigi Seri Domba

Usia Domba (Tahun)

Gigi Seri yang Berganti

1,25-1,5

1,75-2,0

2,25-2,5

3,0-3,5

Gigi seri dalam

Gigi seri tengah dalam

Gigi seri tengah luar

Gigi seri luar

PERKANDANGAN

a. Fungsi Kandang

Seperti halnya rumah bagi manusia, fungsi kandang domba adalah sebagai tempat istirahat yang nyaman. Oleh karena itu bangunan andang domba perlu direncanakan sedemikian rupa, sehingga bangunan kandang tersebut mampu memenuhi fungsi yang kita harapkan, seperti :

- Melindungi ternak domba dari matahari, angin, hujan dan penyakit.

- Mampu menolong petani peternak untuk dapat mencapai produksi optimal dari ternaknya, dapat menjalankan usaha secara ekonomis, menambah usia pemakaian peralatan, menurunkan biaya pemborosan tersamar tiap unit.

- Menghemat tenaga, menunjang kesehatan dengan pengaturan kandang yang luwes dan efisien.

- Mampu memenuhi kebutuhan.

- Menarik dan rapi, sehingga kandang tersebut menyenangkan sebagai tempat tinggal domba.

b. Teknis Kandang

Kandang domba memerlukan persyaratan teknis yang baik seperti :

- Konstruksi diusahaan harus kuat, terutama tiang-tiangnya, meskipun menggunakan bahan bangunan sederhana.

- Atap diusahakan menggunakan bahan atap yang ringan dan memiliki daya serap panas yang relatife kecil. Untuk lokasi di daerah panas, dapat menggunaan atap rumbia atau ilalang. Sedangkan di daerah dingin dapt menggunakan atap seng.

- Dinding harus diuasahakan dari bahan bangunan separti bambu yang dianyam, dan ventilasinya harus diperhitungkan supaya pertukaran udara dapat berjalan dengan baik tanpa mengganggu kenyamanan dan kesehatan ternak.

c. Bagian-bagian Kandang

Kandang ternak domba mempunyai bagian-bagian yang sesuai dengan tujuan dan fungsinya dalam menduung pengelolaan, seperti :

1.Bagian Kandang Induk Utama

Merupakan tempat ternak domba kereman atau digemukan. Pada usaha ternak penggemukan, ruang ini digunaan sebagai tempat untuk mengadakan istirahat, makan, reproduksi dan membuang kotoran. Sedangkan untuk ternak domba yang bukan kereman, ruang induk/utama hanya dijadikan tempat istirahat dan tidur. Untuk kandang induk/utama, per ekor domba memerlukan luas kandang 1x1 m.

2.Bagian andang Induk dan Anaknya

Merupakan kandang yang khusus untuk seekor induk yang sedang menyusui anaknya sampai disapih. Untuk bagian kandang ini, seekor domba membutuhkan luas 1,5 x 1 , dan untuk anak domba membutuhkan luas 0,75 x 1 m. kandang induk dan anak dipergunakan sampai anak domba berusia 3 bulan.

3.Bagian Kandang Pejantan

Merupakan kandang yang khusus bagi domba jantan yang akan dipergunakan sebagai pemacak. Kandang domba jantan sebaiknya cukup luas, serta memperoleh sinar matahari pagi dan udara segar serta bersih. Selain itu diusahakan agar kandang domba pemacak terpisah dari kandang domba lainnya, tetapi tidak terlalu jauh dari domba betina dewasa. Hal ini dimaksudkan agar tidak gaduh dan terjadi perkelahian. Dianjurkan untuk andang domba pemacak tidak dibuat berkelompok dan sebaiknya disekat-sekat. Luas kandang yang diperlukan untuk per ekor domba jantan pemacak adalah 2 x 1,5 m.

d.Perlengkapan Kandang

Perlengkapan kandang domba dianjurkan tersedia agar dalam pengelolaan yang berkaitan dengan tatalaksana dapat dicapai secara efisien. Diantaranya yang paling pokok adalah :

  1. Tempat makan/palung makan

Merupaan tempat makan dalam kandang. Tempat makanan yang dibuat sedemikian rupa sehingga bahan pakan hijauan yang diberikan untuk terna domba tidak tercecer. Pada palung juga juga perlu disediakan ember untuk pemberian air minum.

  1. Gudang makanan

Merupakan tempat untuk menyimpan sementara makanan yang belum siap disajikan bagi ternak domba. Hijauan pakan yang disimpan dalam gudang sebaiknya tidak dalam ikatan, agar tidak mengalami fermentasi yang menimbulkan panas dan akan mengurangi ualitas hijauan pakan ternak. Hijauan paan yang dilayukan, nilainya akan lebih baik untuk ternak domba dibandingkan dengan yang baru dan masih lembab. Makanan penguat hendaknya disimpan pada tempat yang terhindar dari proses pembusaukan dan serangan hama.

  1. Tempat umbaran

Merupakan kelengkapan dari sistem perkandangan domba yang baik. Domba dimasukkan ke tempat umbaran pada saat kandang sedang dibersihkan. Tempat ini juga berfungsi sebagai tempat olahraga. Untuk terna domba yang tidak digembalakan perlu bermain-main di tempat umbaran secara teratur, agar kesehatannya terjaga. Kesulitan induk melahirkan anak, adalah salah satu contoh yang sering terjadi di lapangan, karena ternak domba bunting kurang olahraga.

  1. Tempat kotoran/kompos

Merupakan salah satu kelengkapan yang sudah sewajarnya tersedia. Pada kandang tipe lemprak yang digunakan sebagai kandang domba kereman atau yang digemukkan, sisa makanan dan kotoran akan menumpuk jadi satu dan akan sangat mengganggu kesehatan ternak domba. Pada kandang tipe panggung, kotoran tertumpuk pada kolong kandang. Agar kotoran dapat jatuh ke bawah, maka lantai harus dibuat tidak terlalu rapat jaraknya, cukup bersela 1,5-2 m.

Letak Perkandangan

Sesuai dengan fungsinya kandang harus menjamin ternak domba agar nyaman serta hidup sehat. Selain itu, kandang juga harus memenuhi persyaratan tidak mengganggu lingungan, terutama masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kandang domba harus direncanakan dapat memenuhi syarat, seperti :

- Kandang dibuat di daerah yang relatif tinggi dari daerah sekitarnya, tidak lembab, serta jauh dari kebisingan.

- Aliran udara segar, terhindar dari aliran udara yang kencang.

- Sinar matahari pagi bebas masuk kandang, tetapi pada siang hari tidak sampai masuk ke dalam kandang.

- Agak jauh dari lokasi pemukiman, serta masyarakat tidak merasa terganggu.

- Lokasi dianjurkan jauh dari lokasi sumber air minum yang dipergunakan oleh masyarakat sekitar, sehingga kotoran domba tidak mencemari, baik secara langsung maupun lewat rembesan.

- Usahakan lokasi kandang jauh dari tempat keramaian seperti jalan raya, pasar dan pabrik agar ketenangan terna domba terjaga.

Tipe dan Model Kandang

Pada hakikatnya, tipe dan model kandang untuk ternak domba yang umum dapat dibedakan menjadi 2 tipe, yakni :

a.Tipe kandang panggung

Kandang tipe panggung merupakan kandang yang konstruksi lantainya dibuat sistem panggung. Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai penampungan kotoran.

b.Tipe kandang lemprak

Kandang tipe lemprak merupakan kandang yang umum digunakan untuk usaha ternak domba kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi ternak beralaskan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang juga tidak dilengkapi palung makanan, tetapi keranjang rumput yang diletakkan di atas alas. Pemberian makanan sengaja berlebihan, agar didapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah berusia sekitar 1-6 bulan.

MAKANAN DOMBA

Kebutuhan akan makanan akan meningkat selama domba masih dalam pertumbuhan berat tubuh pada saat kebuntingan. Berkaitan dengan alasan tersebut, pemberian makanan secara ekonomis dan teknis yang memenuhi syarat harus dilandasi beberapa kebutuhan sebagai berikut :

  1. Kebutuhan hidup pokok, yaitu kebutuhan makanan pokok. Meskipun ternak domba dalam keadaan hidup tidak mengalami pertumbuhan dan kkegiatan.
  2. Kebutuhan untuk pertumbuhan, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan terna domba untuk memproduksi jaringan tubuh dan menambah berat tubuh.
  3. Kebutuhan untuk reproduksi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak domba untuk proses produksi, misalnya kebuntingan.
  4. Kebutuhan untuk laktasi, yaitu kebutuhan makanan yang diperlukan ternak domba untuk memproduksi air susu, baik produksi air susu untuk anaknya atau terna domba difungsikan sebagai ternak perah.

Klasifikasi makanan domba digolongkan menjadi beberapa kelas menurut keadaan, usia, dan kebutuhan.

  1. Makanan domba pasca sapih, merupakan makanan yang diberikan pada anak domba yang sudah tidak menyusu lagi pada induknya atau sudah berusia 4-8 bulan.
  2. Makanan domba muda, merupakan makanan yang diberikan pada domba muda menjelang dewasa yang berusia 9-12 bulan.
  3. Makanan domba induk dewasa, merupakan makanan domba yang diberikan pada domba dewasa yang siap dikawinkan dan berusia 12 bulan.
  4. Makanan domba jantan/pemacak, merupakan makanan yang diberikan pada domba jantan dewasa yang siap dijadikan pemacak dan berusia diatas 12 bulan.
  5. Makanan domba induk bunting, merupakan makanan yang diberikan pada domba dewasa yang sedang bunting dan berusia diatas 15 bulan.
  6. Makanan domba menyusui/laktasi, merupakan makanan yang diberikan pada domba dewasa sedang menyusui atau laktasi dan berusia diatas 20 bulan.

Komposisi Makanan Domba

Bahan baku makanan yang diberikan untuk domba terdiri dari 2 jenis, yakni :

a.Hijauan pakan

Merupakan makanan kasar yang terdiri dari hijauan pakan yang dapat berupa rumput lapangan, limbah hasil pertanian, rumput jenis unggul yang telah diintroduksikan, juga beberapa jenis leguminosa. Hijauan pakan merupaan makanan utama bagi ternak ruminansia dan berfungsi tidak saja sebagai pengisi perut, tetapi juga sumber gizi yaitu protein, sumber tenaga, vitamin, dan mineral.

b.Konsentrat

Merupakan makanan penguat yang terdiri dari bahan baku yang kaya karbohidrat dan protein seperti jagung kuning, bekatul, dedak gandum, dan bungkil-bungkilan. Konsentrat untuk ternak domba umumnya disebut makanan penguat atau bahan baku makanan yang memiliki kandungan serat kasar kurang dari 18 % dan mudah dicerna.

Formula Komposisi Makanan Domba

Formulasi makanan domba sebagian besar terdiri dari makanan kasar atau hijauan pakan. Rata-rata seekor domba membutuhkan makanan kasar 7 kg yang dapat diberikan 2 kali dalam sehari, pagi dan sore. Tetapi apabila ternak digembalakan atau merumput sendiri, maka hanya perlu diberikan makanan penguat.

Ada 2 alternatif formulasi formulasi makanan untuk domba sesuai dengan cara pemeliharaan yang dilakukan petani ternak, yakni :

  1. Formulasi makanan domba yang dipelihara semi intensif dengan penggembalaan.
  2. Formulasi makanan domba yang dipelihara intensif dengan dikandangkan.

Komposisi Makanan Penguat untuk Domba Dipelihara Semi Intensif

Bahan Baku Makanan

Jumlah (%)

Bekatul

Bungkil kelapa

Tepung tulang

Garam

60

33

5

2

Jumlah

100

Jumlah Pemberian Makanan Penguat untuk Pemeliharaan Domba Semi Intensif

Klasifikasi Domba

Jatah Makanan penguat (kg)

Domba pascasapih

Domba muda

Domba induk dewasa

Domba jantan dewasa

Domba induk bunting

Domba induk menyusui/latasi

0,20

0,25

0,30

0,50

0,35

0,40

Komposisi Makanan Penguat untuk Domba Dipelihara Intensif

Bahan Baku Makanan

Jumlah (%)

Bekatul

Jagung kuning giling

Bungkil kelapa

Bungkil kedelai

Tepung tulang

Garam

60

10

18

5

5

2

Jumlah

100

Jumlah Pemberian Makanan Kasar dan Makanan Penguat untuk Domba Dipelihara Intensif

Klasifikasi Domba

Makanan Kasar (kg)

Makanan Penguat

Domba pascasapih

Domba muda

Domba induk dewasa

Domba jantan dewasa

Domba induk bunting

Domba induk menyusui/laktasi

4

5

8

10

8

8

0,20

0,25

0,25

0,50

0,40

0,45

PENGEMBANGBIAKAN

8.1 Baliq

jika domba telah balig bersangkutan telah menghasilkan sel kelamin yang masak yang sewaktu – waktu dapat bertunas. Dengan kata lain adalah dewasa kelamin. Sat mulinya balig dipengaruhi oleh perbedaan bangsa, makanan, jenis kelamin dan iklim. Pada umumnya balig dimulai pada umur 7 -8 bulan.

8.2 Birahi

Birahi timbul setiap periode tertentu yaitu tiap 17 hari sekali dengan varias antara 14 – 21 hari. Tasnda –tanda birahi sebagai berikut .

  1. Gelisah dam delalu ribut.
  2. Nafsu makan tidak menentu
  3. Ingin menaiki temannya atau membiarka dinaiki.
  4. Kemluannya lebih merah merah, hangat, membengkak , dan dari dalamnya keluar lendir yang jernih.
  5. Ia berusaha mendekati atau mencari pejantan.
  6. Ekornya sering kali dikibas kibaskan.

8.3 Perkawinan

Sebelum menginjak pada soal perkawianan silakan melihat dan mempelajari ihtisar perkembangbiakan yang tersedia di bawah ini :

  1. Balig pada umuer 5 -7 bulan tipe pedaging, 7 – 18 bulan pada tipe wol.
  2. Mulai baik diternakan pada umur 12 bulan.
  3. Siklus birahi rata- rata 17 hari.
  4. Lamanya birahi 3 hari.
  5. Saat terbaik untuk dikawinkan pada betina adalah pada hari kedua masa birahi atau utepatnya pada 18 – 20 jam milai dari timbuknya birahi.
  6. Perkawinan setelah kelahiran 60 hari kemudian pada waktu terlihat birahi.
  7. Lamanya bunting 144 – 156 hari.
  8. Menyapih 5 – 6 bulan.
  9. Batas umur diternakan pada betina 5 tahun jantan 6 – 8 tahun.
  10. Jumlah anak sekali kelahian 1 -2 ekor, kecuali pada beberaqpa keljadian lebih dari dua ekor.
  11. Imbangan antara ekor jantan dan betina :

1) Pejantan umur kurang dari 15 bulan 10 ekor betina;

2) Pejantan umur kurang dari 3 tahun 35 ekor betina; dan

3) Pejantan umur lebih dari 3 tahun 50 ekor betina.

8.3.1 Persiapan

a. Beri tambahan makanan berupa 0,5 kg dedak jagung atau dedak padi setiap hari selama 3 minggu menjelang induk dikawinkan, agar kelak ia diharapkan akan melahirkan anak kembar atau lebih.

b. Gunting Bulu di seputar pantat, ekor dan kemaluan betina yang akan dikawinkan, agar perkawianan terlaksana lebih mudah dan lebih berhasil.

c. Gunting pula bulu atau wol disekitar kemaluan jantan denagan maksud yang sama.

d. Pilih pejantan yang unggul, aktif, sehat,. Cukur bulunya sebelum musim perkawinan ramai ramai untuk menambah kesegaran.

8.3.2 Pelaksanaan

a. Individual

Dengan cara ini induk dibawa ketempat opejantan . Sekali lagi kita tidak boleh lupa bahwa kebenaran dan ketepatan saat dikawinkan sangat menentukan keberhasilan kebuntingan kelak. Oleh karena itu dengan cara ini sebagian besar tergantung pada kita. Kalau kita mengambil waktu yang salah, jelas perkawianan itu akan gagal.

Usahakan setiap kali perkawianan pejantan naik 2 kali. Dengna kata lain pada saat itu betina dikawini dua kali. Hal itu penting karena untuk menambah jumlah benih jantan yang berlomba-lomba masuk kedalam ke peranakan betina.

Setelah induk dikawini, segera dibawa jalan-jalan untuk menghindari tumpahnya mani dari kemaluan betina. Jika segalanya normal, mak setiap 1-2 kali perkawinan induk tersebut telah bunting.jika perkawinan berkali-kali tidak menghasilkan kebuntingan maka baik domba betins msupun jantan segera diperiksa.

Untuk membantu memilih domba mana yang sedang birahi kita lepas pejantan ke dalam kelompok betina. Domba betina yang tidak lari sewaktu didekati pejantan itulah domba yang dicari.

b.Kelompok

Pada cara perkawianan seperti ini pejantan dibiarkan hidup bersama-sama dengan sekelompok betina yang telah masanya dikawinkan dalam suatu kandang atau lapangan rumput selama kurang lebih 2 bulan. Selam waktu ini pejantan diberi kesempatan membuntingi betina-betina.

Pada akhir bulan kedua betina ynag telah bunting dipisahkan dari kelompoknya. Sisa betina yang masih kosong di beeri kesempatan sekali lagi selama 2 bulan. Sisa betina yang tidak bumting pada kesenpatan yang kedua dikeluarkan dari peternakan.

Kita dapat mengenali induk mana yang telah dikawini dan mana induk yang belum, jika kita membubuhi cat yang berminyak pada dada sebelah bawah pejantan. Dengan demikian apabila betina dikawini maka ia akan terkena cat diatasnya. Cat itu diperbarui setiap dua kali sehari. Selanjutnya tiap 16 hari sekali warna cat itu ganti warnanya mula-mula kuning, kumidian merah dan yang terakhi hitam.

Pewarnaan ini memberi petunjuk bahwa :

1) Bila induk hanya terkena warna kuning saja, berarti ia akan melahirkn terlebih dahulu;

2) Bila induk terkena warna kuning dan merah, berarti ia dikawini sebanyak dua kali, dan ia akan melahirkan pada tahap berikutnya;

3) Induk yang terkena ke tiganya yang berbeda, ia dikawini sebanyak 3 kali.

8.4 Kebuntingan

Kita dituntutut untuk dapat membedakan induk man ayang telah binting dan induk mana yang belum bunting. Tidak semua induk yang kelihatan gemuk tersebut adalah bunting.

Lamanya bunting bagi domba berkisar 114 – 156 hari. Rata – rata 150 hari.

8.4.1 Tanda – Tanda Kebuntingan

induk yang sedang bunting memperlihatksn tanda-tanda sebagai berikut.

    1. Birahi tidak timbul lagi.
    2. Gerak – geriknya lebih tenang. Suka menyendiri dan enggan di dekati pejantan.
    3. Nafsu makan menjadi lebih rakus dan lahap dari sebelumnya.
    4. Bulu atau wolnya menjdi lebih bersih.
    5. Perut sebelah kanan terlihat lebih menonjol jika dibandingkan perut sebelah kiri.
    6. Ada kalanya ia terlihat makan sesuatu yang bukan makan kesehariannya.
    7. Pada domba yang baru pertama bunting terlihat pertumbuhan ambing. Makin tua umur kebuntingan maka akan terlihat lebih nyata.
    8. Pada waktu dekat dengan alasan saat kelahiran puting menjadi tegang penuh dengan susu pertama yang dinamakan kolostum.

8.4.2 Mendeteksi Kebuntingan

a. Merasakan gerakan anak

Gerakan anak ini dapat dirasakan dengan menempelkan telapak tangan pada perut sebelah kanan. Tunggu sesaat hingga ada gerakan mendesak-desak pada telapak tangan . Untuk memudahka mendeteksi gerakanya bisa sebelumnya diberi minum air dingin.

b. Mendengar denyut jantung anak

Dengan alat stetoschop ditempelkan pada daerah rusuk terakhir, jika mendengar denyut jantung janin berarti induk tersebuty sedang bunting.

c. Sodokan perut

Jika menyodok perut sebelah kanan kira-kira didaerah depan kutut, kemudian dengan tangan cepat tahan tangan kita pada posisi sebelum menyodok masih menempel pada dinding perut, adanya benda yang terapung yang berbobot menyentuh kemdbali pada tangan kita.

2 komentar: